Bab 21 : Tulus

3.3K 302 99
                                    

Tekan🌟Sebelum baca ya guys

Happy Reading!




***

BUGH!

Tubuh Harry jatuh tersungkur saat sebuah kepalan tangan kuat menghantam wajah tampannya. Ia bangkit, kembali berdiri.

Menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya yang robek, Harry tersenyum sinis. "Hanya ini?"

BUGH!

kini, Sean yang jatuh tersungkur.

Harry memukul wajah pria tampan itu tak kalah kerasnya. Sean bahkan meringis kesakitan menyentuh pelipisnya yang berdenyut nyeri.

Sean meminta bertemu dengan Harry.

Hanya berdua. Di tempat yang tidak akan di ketahui oleh siapapun. Keduanya juga telah sepakat, jika mereka tidak ada yang membawa senjata.

Namun nyatanya mereka sama-sama waspada. Harry dan Sean sama-sama menyembunyikan sebuah pistol mereka di balik kemeja yang mereka kenakan. Untuk berjaga-jaga.

"Selamat datang, Sean." Harry berucap, mengulurkan tangannya kepada Sean yang kini terduduk di bawahnya.

Sean menepis kasar, ia bangkit lalu berdiri di hadapan Harry. "Hm. Kau akan menikmati permainan yang aku buat nantinya, Harry." Sean berucap bengis. Kilatan amarah pada manik kelam nya tidak pernah menyurut.

Harry terkekeh ringan. "Aku tidak sabar dan sangat menantikan itu, Sean." Ucapnya dingin.

Kedua tangan Sean terkepal erat. Ia selalu marah setiap kali mendengar kekehan pria di depannya. Ia selalu teringat akan ibunya yang telah Harry bunuh dengan begitu keji.

Harry mengedik acuh. Tidak terlalu mempermasalahkan sikap kurang ajar Sean.

"Kau tidak akan bisa tertawa lagi karena permainan ku kali ini, Harry." Sean berucap. Bibir itu terangkat, membentuk sebuah seringaian kecil.

Harry menatap Sean dengan tatapan seolah tertarik. Walau nyatanya, ia biasa saja. "Benarkah?"

Sean mengangguk yakin. "Aku tau kelemahanmu, Harry."

Harry terkekeh. "Apa kau yakin? Aku fikir... aku tidak memiliki kelemahan apapun." Ucapnya santai.

"Elena."

Satu kata yang terlontar dari bibir Sean mampu membuat degup jantung Harry berdetak tak karuan. Menghela nafas, ia mencoba untuk terlihat lebih tenang.

"Elena? Kau keliru, Sean. Aku tidak peduli padanya. Dia matipun aku tidak akan peduli." Ucapnya datar. Sean tersenyum sinis.

"Benarkah? Baiklah jika kau memang tidak peduli. Bisa aku memintanya darimu? Aku sepertinya tertarik dengan jalangmu itu, Harry."

Rahang Harry mengeras. Kedua tangannya terkepal erat di kedua sisi tubuh pria itu.

Melangkah maju. Ia menarik kerah kemeja Sean dengan kasar, bibirnya berucap penuh amarah. "Dia bukan jalang!"

SCARED [ Harbara ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang