Baca nya kalo udah buka puasa aja ya. Tapi kalo maksa, ya terserah. Dosa tanggung bersama.
Happy Reading Guys!
***
Tiga hari berlalu. Harry, Elena dan Arthur sudah tiga hari berada di dalam kediaman keluarga Palvin.
Kini, mereka sedang makan malam bersama. "Elena, Kau tidak ingin melanjutkan sekolahmu, nak?" Mr.Palvin angkat bicara. Namun ia masih tetap tenang menyantap makan malamnya.
Yang lainnya menoleh pada Elena, menantikan jawaban dari ibu ber-anak satu itu. "Eum, Jika Harry mengizinkan--"
"Tidak! Aku tidak memberi izin." Harry berucap tegas.
Elena hanya menunduk. Tidak ingin memicu keributan di meja makan dengan sang suami.
"Kenapa tidak? Kau yang membuatnya berhenti sekolah, Harry!" Kali ini Ny.Palvin yang berbicara.
Wajahnya terlihat kesal. Ia terlihat masih belum dapat menerima Harry sepenuh hati. "Elena sudah memiliki anak dan suami, Ma. Tidak seharusnya ia berada di lingkungan sekolah."
Harry memang sudah di perbolehkan memanggil kedua orang tua Elena dengan sebutan, mama-papa, walau masih terlihat kaku dan canggung. Namun Harry berusaha untuk membiasakannya.
"Kau juga tidak seharusnya ada disini, Harry. Seharusnya kau ada di dalam sel, mendekam di penjara." Celetuk Mr.Palvin.
"PAPA-!" Elena memekik dengan wajah cemberut. "Jangan begitu~" Rengeknya manja.
Papa-nya hanya terkekeh geli melihat tingkah lucu putrinya itu. "Papa hanya bercanda, sayang. Papa tidak mungkin menjadikanmu janda di usia muda." Lagi, ia kembali terkekeh setelah ucapannya.
"Aku tidak akan menjadi janda!"
Logan yang sedang menikmati makan malamnya dengan khidmat akhirnya merasa terusik juga. "Habiskan dulu makanannya, setelah itu kalian bisa kembali berdebat."
Ke-empat orang yang berada di meja makan mendelik tajam kepada Logan. Logan memutar bola matanya kesal. "Kenapa jadi aku?! Aku hanya ingin makan dengan tenang, lalu menonton movie marathon setelah ini." Ucapnya kesal.
"Kalau ingin makan ya makan saja. Tidak perlu ikut campur." Mama-nya berucap dengan wajah kesal.
"Hm. Terserah kalian saja."
Logan kembali melanjutkan kegiatan makan malamnya. Mencoba mengabaikan mereka yang kembali berdebat.
"Mama tidak mau Elena bodoh karena putus sekolah, Harry."
"Tapi, Ma. Jika Elena kuliah, dia akan melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu."
"Ada mama yang akan mengurus Arthur!"
"Bagaimana denganku? Apa mama juga yang akan mengurusku?"
"Kenapa kau jadi kurang ajar seperti ini!"
Harry menghela nafas panjang. Berdebat dengan ibu mertuanya selalu berakhir ia yang salah dan di salahkan. Jadi lebih baik ia mengalah. "Akan kami pikirkan nanti. Mungkin Elena akan mengikuti home schooling."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARED [ Harbara ]
FanfictionHarry Styles, Seorang CEO di sebuah perusahan terbesar di Inggris. Ia, begitu terobsesi dengan seorang gadis cantik, yang memiliki manik berwarna biru indah. Gadis yang di temuinya di sebuah acara pelelangan ilegal. Gadis itu di lelang, di-ikat diat...