6

2K 210 3
                                    

Dan terbagilah menjadi lima kelompok. Setelah itu Seokjin menyuruh mereka untuk duduk mengumpul bersama kelompok masing-masing. Jungkook memasang wajah bete setelah dibagikan kelompok, sedangkan Taehyung malah memasang wajah senang seperti berbunga-bunga. Bisa kalian tebak kenapa bisa seperti itu? ya, mereka berdua sekelompok.

“Ah jodoh memang tidak kemana ya, my princess Jungkook.” Ucap Taehyung senang.

“Ya Tuhan, apa dosaku sehingga kau membuatku menderita seperti ini.” Ucap Jungkook frustasi melihat Taehyung.

Seokjin tertawa pelan melihat tingkah laku Taehyung dan Jungkook sedari tadi yang menurutnya sangat lucu. Lalu dia kembali melanjutkan pembelajaran hingga waktu istirahat.
.

.

.
Sudah hampir memasuki dua bulan Seokjin menjadi guru di Bangtan High School. Dia sangat menikmati pekerjaannya. Bergaul dengan murid, sharing bersama guru-guru apalagi Namjoon-ssaem yang sudah membimbingnya sejak masuk menjadi guru di Bangtan High School, berkutat dengan tugas murid lalu menilainya, dan ah masih banyak lagi.

“Cukup sampai di sini ya pertemuan kali ini. Ada yang ingin ditanyakan?” ucap Seokjin kepada semua murid-muridnya.

“Tidak, ssaem.” Ucap semua murid serentak.

“Oke. Sampai bertemu di pertemuan selanjutnya. Senang bisa diskusi dengan kalian.” Ucap Seokjin pamit.

Seokjin keluar dari kelas XI-IPA-4 dan berjalan menuju ruang guru.

“Hay Seokjin-ssaem.” Sapa seseorang.

Seokjin melihat kebelakang dan terlihat Namjoon berjalan menghampirinya. “Oh, Halo Namjoon-ssaem. Habis dari kelas mana?” tanya Seokjin.

“Kelas sebelahmu, Sebelas IPA lima.”

“Oh begitu. Oh ya, terimakasih karena berkat saranmu aku bisa menghadapi bagaimana cara menghadapi murid-murid di beberapa kelas yang benar menurutmu mempunyai karakter yang berbeda. Apalagi sebelas IPS satu. Luar biasa.” Ucap Seokjin.

Namjoon tertawa dan mengangguk setuju mendengar ucapan Seojin. “Kau benar. IPS satu itu sangat spesial.”

“Ah aku jadi merindukan Taehyung yang selalu menggoda Jungkook. Mereka sangat lucu sekali.” ucap Seokjin.

“Jadi selama dua bulan ini, kelas mana yang menjadi favorit mu?” tanya Namjoon.

Seokjin langsung menopang dagunya dengan tangan kirinya yang tidak membawa apa-apa. Namjoon yang melihat Seokjin hanya tersenyum. “Semuanya adalah favorit ku karena mengajar ah bukan sharing bersama anak-anak sudah menjadi hobi. Tapi, yang selalu membuat saya kerja lebih ekstra adalah kelas sebelas IPS satu. Haha...” ucap Seokjin.

“Sama aku pun berpikir seperti itu. Apalagi aku sudah dicap sebagai guru yang galak oleh anak-anak ips satu, terutama Taehyung dan kawan-kawan”

Soekjin tetawa mendengar ucapan Namjoon karena dia langsung teringat kejadian saat Namjoon memergoki Taehyung dan kawan-kawan sedang di kantin di saat jam pelajaran.

Tepat setelah mereka sampai di ruang guru, tiba-tiba staf bagian tata usaha datang menghampiri mereka. “Namjoon-ssaem, Seokjin-ssaem apakah kalian mempunyai waktu luang?” tanyanya.

“Ya, ada apa?” tanya Namjoon.

“Ikut saya.” Ucap staf tata usaha tersebut.

Namjoon dan Seokjin saling tatap dan mereka berdua berjalan mengikuti staf tersebut. Ternyata mereka berdua dibawa ke salah satu ruangan yang ada di kantor tata usaha. “Langsung saja, kalian tau kan bahwa wali kelas sebelas IPS satu mengundurkan diri menjadi wali kelas?” tanya staf.

Namjoon dan Seokjin mengangguk kepalanya merespon ucapan staf. Memang baru-baru ini wali kelas XI-IPS-1 mengundurkan diri menjadi wali kelas dengan alasan dia tidak kuat menghadapi anak-anak XI-IPS-1 yang terkenal dengan kenakalan nya. “Nah maka dari itu, kami ingin kalian menggantikannya menjadi wali kelas sebelas IPS satu.” Ucap staf tersebut.

Namjoon dan Seokjin terkejut. Benar-benar terkejut. “Wa-wali kelas?” ucap Seokjin tidak percaya.

“Iya, kuharap kalian mau menerimanya.”

“Sebentar. Maksud ssaem kami berdua menjadi wali kelas?” tanya Namjoon memastikan kembali.

“Iya, benar sekali. kami telah melakukan diskusi panjang untuk menentukan ini. Apalagi Namjoon-ssaem, anda sudah sering sekali menangani anak-anak IPS satu.”

Seokjin dan Namjoon terdiam. Mereka bingung. Karena menjadi wali kelas tanggung jawabnya lumayan besar. Dimana mereka harus mengurus anak-anak sekelas. “Bagaimana?” ucap staf membuyarkan lamunan Seokjin dan Namjoon.

“Saya bersedia asalkan Namjoon-ssaem juga bersedia. Karena saya disini masih terbilang guru baru yang masih harus adaptasi.” Ucap Seokjin.

“Berarti semua keputusan ada di tangan anda, Namjoon-ssaem. Jadi bagaimana?”

Namjoon menatap Seokjin yang sedang menatapnya juga. Lalu Namjoon juga menatap staf tata usaha yang sedang menatapnya juga. Sejujurnya dia bingung harus menerima atau menolaknya. Namjoon menghela nafas dan berucap “Saya...”

TBC

Yooo pikiran saya sedang liar ini hahahaaha dan tugas saya masih belum dikerjakan karena masih jauh dari deadline, kenapa ya kalau jauh dari deadline suka malas ngerjainnya? #plak

Sejujurnya saya kurang tau bagaimana di sekolah caranya mengangkat seorang guru itu jadi wali kelas. Dan itu hanya perkiraan saya saja heheheeh #plak

Gimana nih, lanjut jangan?

My Partner Teacher (Namjin/GS) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang