"Senangnya karena setidaknya kamu sudah mengungkapkan perasaan mu pada Namjoon. Sedihnya, aku yang ingin berada di posisi Namjoon sekarang." ucap Jimin.
"Ah mulai deh! Jangan dulu curhat deh ah!!" ucap Seokjin sebal.
Jimin terkekeh mendengar Seokjin yang sebal padanya. "Iya-iya maaf, sekarang kamu tenangkan diri dan pikirkan bagaimana besok agar tidak canggung padanya" ucap Jimin.
"Baiklah, aku akan tidur saja dulu. Besok? Ya bagaimana besok saja" ucap Seokjin.
Setelah itu Seokjin dan Jimin saling pamit dan telpon dimatikan. Seokjin langsung rebahan dan menyelimuti badannya. Dia menatap atap kamar hotel itu dan membayangkan kembali saat dia berbicara dengan Namjoon. Dia langsung mengutuk diri sendiri. Seokjin memikirkan bagaimana besok menghadapi Namjoon sampai dia tertidur.
Selamat malam Seokjinie semoga mimpi indah dan siap menghadapi besok!
.
.
Seokjin telah siap untuk menghadapi hari. Dia sudah merapihkan bawaannya yang sudah siap dibawa ke bis. Termasuk sudah siap bagaimana cara menghindari Namjoon. "Seokjin-ssaem sudah siap?" tanya guru senior yang sekamar dengan Seokjin.
"Iya, sudah siap." ucap Seokjin.
"Kalau begitu duluan saja ke bis nya." ucap guru senior itu.
Seokjin langsung pamit duluan ke bis dan dia berjalan keluar dari kamar. Baru saja dia mengatakan bahwa dirinya telah siap menghadapi bagaimana hari ini, dia langsung dihadapi dengan seseorang yang akan dia hindari. Siapa lagi kalau bukan Namjoon.
Namjoon kali ini tampil tidak seperti biasanya. Jika kemarin Seokjin dan Namjoon memakai baju layaknya seorang guru, sekarang mereka berpakaian seperti orang-orang biasa yang akan pergi bermain. Namjoon menatap Seokjin dengan tas gendongnya ditenggerkan di bahu kanannya.
Jujur Seokjin terpesona dengan tampilan Namjoon sekarang. Emang kapan Namjoon tidak mempesona di mata Seokjin? Namjoon membenarkan posisi tas gendongnya dan berjalan menghampiri Seokjin. Seokjin masih diam dan menatap bingung Namjoon. Namjoon sudah berada di depannya dan tanpa bicara dia tiba-tiba membawa tas Seokjin.
"Aku bisa sen-"
"Jangan banyak bicara!" ucap Namjoon.
Seokjin langsung bungkam dan berjalan mengikuti Namjoon dari belakang. Jungkook dan Yugyeom baru keluar dari kamar pun melihat kedua guru mereka. "Jungkook, apa kabar hati mu?" tanya Yugyeom tiba-tiba.
"Kacau parah." ucap Jungkook yang terpesona melihat Namjoon.
"Sayangnya Namjoon-ssaem keren dan bersama Seokjin-ssaem." ucap Yugyeom.
"Bodo amat yang penting Namjoon-ssaem keren dan mempesona." ucap Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari Namjoon yang berjalan semakin menjauh.
"Makasih loh, My Princess Kookie. Aku emang keren." ucap Taehyung tiba-tiba sudah berada di depan Jungkook dan Yugeom bersama kedua temannya.
Jungkook yang awalnya menatap Namjoon langsung menatap Taehyung sebal sambil menghela nafas. "Percaya diri sekali, aku tidak memujimu, Taelien!" ucap Jungkook sebal.
"Bucinnya kambuh nih!" ucap Bobby.
"Ngiri aja kau!" ucap Bambam.
"Eh diam kau kaum jomblo!" ucap Bobby.
"Eh ngaca!" ucap Bambam.
"Tapi denger-denger Bambam lagi deketin Yugyeom katanyaa" ucap Jungkook tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Teacher (Namjin/GS) #END
FanfictionMenjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak lama. Dan aku berhasil mewujudkannya. Hanya saja, di sekolah tempat ku mengajar ini banyak sekali kejadian yang tidak akan kulupakan. Seperti, mengenal seorang yang bernama Kim Namjoon. |WARNING| NAMJIN...