"Futsal ya? Tapi kau menikmatinya kan?" tanya Taehyung.
Bobby terdiam mendengar ucapan Taehyung. "Menikmati? Haha, aku muak." Ucap Bobby.
"Sebenarnya jati dirimu itu emang di futsal. Kau punya bakat di sana. Hanya saja, kau trauma dengan masa lalu mu dan tidak mau kejadian itu terulang kembali. Kau beruntung punya bakat. Sedangkan aku, masih nyari bakat aku apaan." Ucap Taehyung sambil tetap fokus mencabut rumput.
"Berisik!" ucap Bobby.
Lalu mereka berhenti bicara dan menyelesaikan kegiatan mencabut rumput sampai Namjoon datang menghampiri mereka lalu menyuruh mereka untuk berhenti. Setelah itu Taehyung pamit dan pergi meninggalkan Bobby yang disuruh Namjoon untuk latihan.
.
.
.
Taehyung sudah berada di sebuah tempat pertokoan. Dia sudah janjian dengan Irene mengenai masalah kostum untuk presentasi. Dia melihat Irene sedang berdiri di depan cafe dan masih menggunakan seragam sekolah. "Irene, ah maafkan aku baru datang. Aku tadi kena hukuman sama Namjoon-ssaem. Hehe..." ucap Taehyung.
"Ah tidak apa kok, Taehyung-ah. Aku juga baru datang kok." Ucap Irene.
"Jadi, bagaimana nih rencananya?" tanya Irene.
"Jadi kamu bantu aku buat hanbok yang aku punya di rumah seperti hanbok yang dipake oleh raja dan ratu pada masa Dinasti Joseon." Taehyung menunjukkan foto dua hanbok kepada Irene.
"Okay aku paham. Jadi kita buat seolah-olah hanbok mu itu adalah hanbok Kerajaan Joseon kan? Kalau begitu mari kita cari bahan-bahan nya." Irene langsung berjalan diikuti oleh Taehyung.
"Iya kau benar."
Lalu mereka berjalan berkeliling di sana mencari bahan yang mereka inginkan.
.
Sudah tiga hari Bambam tidak masuk sekolah dan membuat Seokjin jadi kepikiran. Bambam juga tidak memberikan keterangan kenapa dia tidak masuk sekolah. Bahkan Taehyung dan Bobby pun tidak bisa menghubunginya. Seokjin sudah mengirim pesan bahkan menelpon ke no Bambam ataupun orang tuanya tetapi tidak ada balasan.
Tiba-tiba ada sebuah notif masuk ke handphone Seokjin. Seokjin buru-buru buka handphone nya karena dia sedikit berharap Bambam ataupun orang tua Bambam akan membalas pesannya. Sayangnya itu bukan Bambam. Melainkan Namjoon.
'Bagaimana Bambam? Apa sudah ada kabar?'
Begitulah isi pesan dari Namjoon. Seokjin buru-buru balas pesan dari Namjoon.
'Belum ada.'
'Begitu ya. Btw, kau sudah makan? Bagaimana kalau kita bicarakan masalah Bambam ini di luar?'
Seketika Seokjin menjerit membaca pesan dari Namjoon. Seokjin langsung menarik nafas dan membuangnya secara perlahan. "Jangan lebay Kim Seokjin, jangan hanya karena dia ngajak makan kamu langsung senang dan semakin baper. Jangan ngarep yang enggak-enggak. Dia ngajak makan sekaligus membicarakan masalah murid-murid kami" Seokjin mencoba menenangkan diri.
Seokjin buru-buru membalas pesan Namjoon setelah menenangkan diri.
'Boleh tuh. Berangkat sekarang?'
'Yes! Kau tunggu di depan. Aku otw.'
Setelah itu Seokjin bergegas siap-siap untuk keluar. Tidak butuh lama waktu yang diperlukan Seokjin untuk siap-siap, dia langsung keluar dari kosannya dan saat di depan sudah ada Namjoon di sana. Seokjin diam sebentar dan menenangkan diri, setelah itu langsung menghampiri Namjoon. "Terimakasih telah menunggu, Pa- ah Namjoon-oppa." Ucap Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Teacher (Namjin/GS) #END
FanfictionMenjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak lama. Dan aku berhasil mewujudkannya. Hanya saja, di sekolah tempat ku mengajar ini banyak sekali kejadian yang tidak akan kulupakan. Seperti, mengenal seorang yang bernama Kim Namjoon. |WARNING| NAMJIN...