Namjoon hanya mengaduh dan Seokjin langsung naik motor. Namjoon menjalankan motornya menuju sekolah. Saat sampai di sekolah, banyak siswa melihat mereka boncengan. Dan kebetulan Jungkook sedang jalan bersama temannya yaitu Yugyeom melihat mereka. "Jungkook, kau tidak melihat apa-apa kan?" tanya Yugyeom memastikan Jungkook yang matanya terus menatap Namjoon dan Seokjin yang sedang menaiki motor menuju parkiran khusus guru.
"Masih pagi udah bikin bete aja." Ucap Jungkook sebal.
Yugyeom langsung menutup mata Jungkook dan Jungkook sedikit kaget. "Ih Yugyeom-ah, apa-apaan sih ah." Ucap Jungkook bete dan langsung jalan cepat menuju kelasnya dengan bete.
"Ya Jungkook-ah, tungguuuuu....." teriak Yugyeom menyusul Jungkook.
.
.
.
Seokjin turun dari motor Namjoon dan menunggu Namjoon memarkirkan motornya. Banyak guru-guru yang datang naik motor menyapa Seokjin dan Namjoon. Begitu juga dengan Hoseok yang baru saja datang dan melihat Seokjin memberikan helm kepada Namjoon. 'Ah, kenapa dadaku sesak melihat Seokjin bersama Namjoon?' batin Hoseok.
Hoseok buru-buru memarkirkan motornya dan menyimpan helmnya. Lalu berjalan dengan cepat menghampiri Seokjin dan Namjoon. "Selamat pagi, Seokjin-ssaem dan yoo... Namjoon." Ucap Hoseok sembari merangkul Namjoon.
"Yoo Hoseok. Seperti biasa, kau selalu ceria." Ucap Namjoon sambil meninju pelan dada Hoseok.
"Harus dong. Biar awet muda, benarkan Seokjin-ssaem?" tanya Hoseok.
"Bisa aja nih Hoseok-ssaem."
"Ayo Seokjin-ssaem kita ke ruang guru. Hari ini kita ada jadwal pertemuan dengan anak-anak." Namjoon melepaskan rangkulan Hoseok dari pundaknya.
Seokjin mengangguk merespon ucapan Namjoon. "Jadwal pertemuan? Bukannya itu jadwalnya wali kelas bersama anak-anak kelas ya? Kenapa kalian ada jadwal pertemuan?" tanya Hoseok.
"Kami kan sekarang wali kelas sebelas IPS satu." Ucap Seokjin.
"AH IYA! SEKARANG KAN KALIAN SAMA-SAMA WALI KELAS" teriak Hoseok baru sadar bahwa Namjoon dan Seokjin sekarang menjadi wali kelas.
"Gak usah teriak juga kali, Hoseok. Kenapa kau begitu banyak energi. Tidak berubah dari dulu memang. Ayo Seokjin-ssaem, tinggalkan saja dia" Namjoon menarik tangan Seokjin.
Seokjin sedikit kaget karena tiba-tiba saja Namjoon menarik tangannya. Sudah dua kali dia dibuat tidak karuan oleh Namjoon. Namun tangannya yang satu lagi ditarik juga oleh Hoseok sehingga Seokjin dan Namjoon langsung berhenti jalan. "Ya Namjoon! Kenapa kau tega sekali padaku!" ucap Hoseok.
"Ya ampun, Hoseok. Sebentar lagi bel pertama akan berbunyi. Kami berdua sudah ditunggu oleh anak-anak kami." Namjoon langsung mendapat tatapan yang berbeda dari Seokjin dan Hoseok.
Seokjin menatap Namjoon tidak percaya. Dia tidak percaya dengan ucapan Namjoon yang terakhir yang sukses membuat wajah Seokjin memerah sampai ke telinga. Sedangkan Hoseok, dia sedikit kaget. Dadanya semakin sesak. 'Fix, Namjoon menjadi saingan dalam mendapatkan Seokjin.' Batin Hoseok.
"Hey mereka juga anak-anak ku." Hoseok melepaskan tangan Seokjin yang tadi dia tarik.
Setelah itu Namjoon dan Seokjin berjalan menuju ruang guru setelah pamit kepada Hoseok. Hoseok menatap kepergian mereka dengan tatapan ... sedikit cemburu?
.
Namjoon dan Seokjin berjalan menuju kelas XI IPS 1 berbarengan setelah mendengar bel berbunyi. Seokjin berjalan di belakang Namjoon sembari membaca tulisan di kertas tentang apa yang akan nanti disampaikan di kelas. "Ulangan tengah semester? Huaa... tidak terasa ya sudah pertengahan semester lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Teacher (Namjin/GS) #END
FanfictionMenjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak lama. Dan aku berhasil mewujudkannya. Hanya saja, di sekolah tempat ku mengajar ini banyak sekali kejadian yang tidak akan kulupakan. Seperti, mengenal seorang yang bernama Kim Namjoon. |WARNING| NAMJIN...