39

1.1K 108 6
                                    

Setelah itu Namjoon menubrukan bahunya dengan bahu Ken agak keras dan pergi meninggalkan Seokjin dan Ken di sana. "Sepertinya kalau kita teruskan alur yang kita buat kemarin pun, akan percuma" ucap Ken tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Aku sudah percaya" ucap Ken membuat Seokjin tidak mengerti apa maksudnya.

Kira-kira kenapa Ken berkata seperti itu? Apakah Namjoon marah pada Seokjin?

.

.

"Cukup sampai di sini pelajarannya. Semoga minggu depan kalian bisa lancar saat mengerjakan soal pelajaran sejarah" ucap Seokjin.

"Semoga saja, ssaem. Karena aku yakin bahwa aku sekarang bisa mengerjakan soal sejarah" ucap salah satu murid di sana.

"Terimakasih, ssaem. Kehadiran ssaem di sekolah ini membuat ku jadi menyukai pelajaran sejarah." Ucap murid lainnya. Setelah itu banyak yang berbicara mengucapkan terimakasih kepada Seokjin.

Seokjin terenyuh mendengar ucapan dari muridnya tersebut. Dia sudah nyaris satu tahun mengajar di sekolah ini merasa tidak sia-sia. "Terimakasih juga untuk kalian, kelas XI-IPA-5. Ssaem sangat senang dengan antusias belajar kalian dengan pelajaran sejarah. Semoga pelajaran sejarah membuat kalian menjadi sosok manusia. Anak-anak IPA akan brutal kalau tidak belajar sejarah. Contohnya, jika tidak belajar apa akibat dari perang dunia dua dari nuklir. Sehingga kalian di sini salah satu calon perancang nuklir ataupun senjata bisa berkaca dari sana." Ucap Seokjin.

Setelah itu semuanya tertawa mendengar ucapan Seokjin. "Bukan berarti kalian tidak boleh menciptakan hal yang lebih hebat dari suatu nuklir. Tapi, kalian harus memikirkan apa akibat jika nuklir kembali diledakkan. Perang dunia dua saja nuklir sudah menghancurkan Jepang. Apalagi kalau ada senjata lebih dari nuklir? Maka dari itu, berkaca lah dari sejarah." Ucap Seokjin.

"Intinya kami menciptakan sesuatu itu apakah bisa menjadi malapetaka atau berguna untuk masyarakat kedepannya kan, ssaem? Sehingga itu bisa menjadi sejarah bagi kami. Baik itu sejarah yang baik atau yang buruk" ucap salah satu murid di sana.

"Huaaa" ucap semua orang di sana menatap kagum murid tersebut.

"Benar sekali." Ucap Seokjin.

Setelah itu Seokjin pamit d dan keluar dari kelas XI-IPA-5. Tepuk tangan dari seorang terdengar ketika Seokjin menutup pintu kelas dari luar. Seokjin mencari sumber suara tepuk tangan tersebut. Ternyata itu adalah Ken. "Aku tidak tau kau berkata apa di dalam kelas. Tapi aku senang melihat kau semangat sekali memberikan pembelajaran. Ditambah dengan ekspresi murid-murid yang begitu semangat. Mungkin kau sudah masuk ke list guru favorit nya anak-anak" ucap Ken.

"Hahaha... Jangan bilang begitu. Aku malu. Kau pun saat jadi edukator keren dan aku senang melihatnya" ucap Seokjin.

"Sayangnya kau tidak jatuh terhadap pesona ku itu." Ucap Ken.

Seokjin hanya tersenyum merespon ucapan Ken. Ken menatap sebal Seokjin dan mencubit pipinya. "Sakit, Ken!" Ucap Seokjin mengusap pipinya yang dicubit.

"Habisnya, kau menggemaskan!" Ucap Ken.

"Ehem!"

Tiba-tiba terdengar suara deheman seorang laki-laki. Seokjin dan Ken langsung melihat ke sumber suara tersebut. Ternyata itu adalah Namjoon yang menatap mereka berdua dengan tatapan tajam. "Oh hai Namjoon-ssi. Bagaimana belajar di kelasnya? Menyenangkan?" Tanya Ken.

Namjoon diam tidak menjawab pertanyaan Ken. Seokjin menundukkan kepalanya sembari memainkan jari-jari tangannya. Dia masih bingung harus bagaimana bersikap kepada Namjoon. "Ayo Seokjin, tour ku di sekolah ini belum selesai" ucap Ken.

My Partner Teacher (Namjin/GS) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang