Sedari tadi Jin yang melihat interaksi Namjoon dan ketiga murid bandelnya hanya tersenyum dan langsung tertawa begitu melihat ketiga siswa itu lari terbirit-birit sambil berteriak. Namjoon melihat Jin dan langsung menghela nafas. "Ya beginilah kalau menjadi guru, harus siap menghadap siswa yang bandel macam mereka." Ucap Namjoon.
"Sabar, orang sabar di sayang tuhan." Ucap Jin.
.
.pagi hari telah tiba, Jin sudah siap untuk pergi ke sekolah untuk mengajar. Dia tampak sangat semangat sekali. Secara ini adalah hari pertama dia akan mengajar. Setelah kemarin dia keliling sekolah bersama Namjoon, dia tidak langsung diberi tugas untuk mengajar. Agak kecewa sih, tapi Jin segera tepis perasaan itu.
Setelah sampai ke sekolah, tak lupa Jin menyapa satpam sekolah yang kemarin sudah berkenalan. "Selamat pagi, Seokjin-ssaem." Sapa pak satpam.
"Selamat pagi juga, pak" ucap Jin semangat.
Banyak murid yang menatap penasaran ke arah Jin. Tatapan mereka seperti mengatakan 'siapa dia?' Jin yang merasa dilihat oleh dua orang siswi langsung melihat balik dan tersenyum. Dengan canggung dua murid itu tersenyum balik juga ke arah Seokjin.
Seokjin sudah sampai di kantor guru dan menyimpan tasnya di atas meja. Lalu dia mengecek di kelas mana dia akan mengajar. Kelas XI IPS 1, jam 8.40. "Selamat pagi, Seokjin-ssaem" sapa seseorang di samping Seokjin.
Seokjin melihat seseorang itu dan langsung tersenyum. "Selamat pagi juga, Namjoon-ssaem. Tampaknya kau sangat sibuk." Ucap Jin.
"Ya seperti itulah. Aku belum beres menilai hasil tugas murid-murid kemarin."
"Ssaem ada kelas di jam 7?" tanya Seokjin.
"Ada."
"Cepat selesaikan pekerjaannya, ssaem. Jam 7 sebentar lagi"
"Ku kira kau akan membantuku, Seokjin-ssaem. Dasar tidak peka" ucap Namjoon sebal.
"Hahaha... maaf saja Namjoon-ssaem, saya tidak bisa membantu. Saya tidak ahli dalam bidang matematika."
Namjoon hanya tertawa kecil merespon ucapan Seokjin. Tidak lama kemudian, bel berbunyi tanda pelajaran pertama segera dimulai. Namjoon mengambil buku-buku muridnya dan pamit kepada Seokjin untuk masuk kelas.
Jam menunjukan pukul 8.30, Seokjin bergegas membawa buku dan seperangkat alat tulis nya. Lalu bergegas pergi menuju kelas XI IPS 1. Jin berjalan melewati lapangan dan melihat anak-anak sedang olahraga. Jadi teringat pada masa sekolah, dulu dia paling suka pelajaran olahraga. Apalagi kalau senam lantai, dia paling suka. Secara badannya paling lentur diantara semua teman-temannya.
Jin tertawa sendiri mengingat masa dia menjadi siswi SMA dulu. Sampai-sampai dia tidak menyadari ada bola datang kearahnya. Padahal siswa-siswa sudah meneriakinya untuk menghindar. Alhasil, BUK bola itu tepat mengenai kepala Jin. Jin kaget luar biasa sampai-sampai dia menjatuhkan buku dan alat tulis yang dia pegang.
"Aduuh kepala ku." Jin meringis kesakitan.
Jin mengambil buku-buku yang dia bawa berserakan di bawah. Tiba-tiba ada tangan seseorang menyodorkan buku kepadanya. Jin melihat seseorang itu dan ternyata dia adalah seorang laki-laki yang tidak Jin kenali. "Ya ampun, maafkan saya dan murid saya yang sudah membuat mu terluka. Apakah ada yang sakit?" tanya laki-laki itu setelah membantu Jin membawa buku dan alat tulisnya.
"Ah tidak apa kok." Ucap Jin sembari mengusap kepalanya.
"Ah bagian kepala ya? Apakah anda pusing? Apakah ada benjolan? Ayo kita ke UKS, kita tanyakan kepada dokter!" ucap laki-laki itu sembari menarik tangan Seokjin yang tadi sedang mengusap kepalanya.
"Ah, Saya tidak apa-apa!" Seojin mencoba menarik tangannya dari laki-laki itu.
Laki-laki itu melepaskan tangan Seokjin lalu menatap Seokjin lama. "Kau yakin?"
Seokjin mengangguk meyakinkan laki-laki tersebut. "Syukurlah. Sekali lagi maafkan kami ya." Ucap laki-laki itu sambil menggaruk belakang lehernya.
"Iya, saya maafkan."
"Ah ngomong-ngomong anda guru baru ya? Perkenalkan, nama ku Jung Hoseok. Guru olahraga di BHS ini. Guru-guru dan murid-murid di sini biasa memanggilku, J-Hope. Kau bisa memanggilku seperti itu juga." Ucap laki-laki yang ternyata bernama Jung Hoseok sambil menggerak-gerakkan badannya seperti gerakan senam.
Seokjin tertawa melihat tingkah Hoseok yang menurutnya sangat lucu. "Saya Kim Seokjin. Guru sejarah. Salam kenal, Pak Hoseok." Ucap Jin sembari tersenyum.
Hoseok langsung terpana melihat senyum Jin yang menurutnya sangat manis sekali. 'Cantik sekali' batin Hoseok.
Tiba-tiba jantung Hoseok berdetak lebih cepat. Entah kenapa. "Kalau begitu, saya pamit dulu ya. Mari, Hoseok-ssaem." Ucap Jin.
"I-iya. Sampai ketemu lagi, Seokjin-ssaem." Ucap Hoseok.
Jin melanjutkan perjalanannya menuju kelas XI IPS 1. "Seokjin-ssaem, anda cantik!" teriak Hoseok tiba-tiba.Jin yang tiba-tiba mendengar perkataan seperti tu dari Hoseok kaget luar biasa. Dia melihat ke belakang ke arah Hoseok dan langsung tersenyum canggung.
Hoseok melambaikan tangannya ke arah Seokjin dan dia melihat gerak-gerik mulut Seokjin yang berucap terimakasih langsung mengangguk dan berjalan menuju lapang kembali dengan hati yang senang.
'Kenapa ya jantungku berdetak lebih cepat gak seperti biasanya? Ah mungkin karena banyak tingkah.' Batin Hoseok.
TBC
Yeay akhirnya bisa juga lanjut nih cerita wkwkwk
Maafin kalau makin gaje
Maafin juga kalau baru update lagi setelah ngilang beberapa bulan. Ehehe:(
Libur kuliah ku sudah berakhir dan kembali berkutat dengan tugas.
Masih ditungguin gak nih?:(
Lanjut gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Teacher (Namjin/GS) #END
Fiksi PenggemarMenjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak lama. Dan aku berhasil mewujudkannya. Hanya saja, di sekolah tempat ku mengajar ini banyak sekali kejadian yang tidak akan kulupakan. Seperti, mengenal seorang yang bernama Kim Namjoon. |WARNING| NAMJIN...