41

1.3K 131 13
                                    

Namjoon langsung memberikan bunga itu pada Seokjin. Seokjin tersipu malu dan menerima bunga tersebut. Suasana semakin ramai saat Namjoon memberikan bunga itu kepada Seokjin. Setelah itu banyak yang bilang "Cium" "Cepat nikah!" "Cieee" dan banyak lagi. Bahkan orang tua Seokjin pun tertawa melihatnya. "Kebetulan sekali ya." ucap ayahnya Seokjin.

"Iya. Pas dengan momen sebelumnya."

Namjoon langsung memeluk Seokjin malu-malu. Seokjin pun membalas pelukan Namjoon malu-malu juga. Seketika mereka menjadi sorotan para tamu undangan di sana. Ah hari ini menjadi hari yang indah bagi Jimin dan Suga. Begitu juga dengan Namjoon dan Seokjin.

.

.

"Jadi kenapa kalian menyuruh kami untuk ke kelas?" tanya Namjoon.

Saat ini Namjoon dan Seokjin sedang berada di kelas tentu saja bersama murid-murid XI-IPS-1. Minggu ini merupakan minggu ulangan akhir semester. Seharusnya mereka sekarang pulang tetapi malah berkumpul di kelas. "Ssaem, kan setelah ujian biasanya pihak OSIS selalu mengadakan event. Event-nya tuh terdiri dari olahraga yang ada beberapa cabang, lomba cerdas cermat antar kelas dan pentas seni." ucap Suho menjelaskan maksud teman-temannya meminta Namjoon dan Seokjin ikut kumpul di kelas.

"Terus?" 

"Nah kami sudah membuat bagaimana kelas kami akan tampil di pentas seni." ucap Suho.

"Apa yang akan kalian tampilkan?" tanya Seokjin.

"Drama. Kami akan menampilkan drama cinderella" ucap Suho.

"Tapi ada sedikit bercandanya. Ah mungkin banyak." ucap Yugyeom.

"Menarik. Lalu apa yang bisa kami bantu?" ucap Namjoon.

"Nah kan diakhir cerita saat pangeran Taehyung dengan putri Jungkook menikah-"

"Ya! Kim Taelien itu menjijikan!" ucap Jungkook memotong ucapan Taehyung.

"Kita semua langsung flash mob, kami ingin mengajak Seokjin-ssaem dan Namjoon-ssaem dibagian flash mob nya. Hitung-hitung perpisahan kita sebelum kita naik ke kelas 12." Ucap Taehyung.

Namjoon dan Seokjin terkejut dengan ucapan Taehyung. Ya mereka baru menyadari bahwa mereka menjadi wali kelas XI-IPS-1 akan selesai. Seokjin tiba-tiba menutup mulutnya dengan tangannya. Dia tiba-tiba saja merasakan perasaan sedih. "Ssaem, jangan nangis." ucap Bambam kepada Seokjin.

Seokjin yang sudah berkaca-kaca langsung menggelengkan kepalanya dan mengusap matanya. "Ssaem sepertinya sudah betah dan sayang sama kalian sehingga tidak sadar bahwa kalian akan naik kelas dan kemungkinan besar wali kelas kalian akan diganti." ucap Seokjin.

Semua murid kelas XI-IPS-1 langsung memasang wajah sedih dan tidak rela akan berpisah dengan Namjoon dan Seokjin. "Sudah-sudah perpisahannya nanti saja." ucap Namjoon yang tidak suka dengan suasananya.

"Untuk info lebih lanjutnya akan kami beri tahu lagi ya, ssaem." ucap Suho.

"Oke, kami tunggu ya. Ada lagi? Kalau tidak, kita cukup sampai di sini saja." ucap Namjoon sambil melihat jam tanganna.

Dirasa sudah selesai, Namjoon dan Seokjin pamit untuk keluar dari kelas. Sedangkan murid-murid kelas XI-IPS-1 melanjutkan diskusi mengenai perlombaan yang akan diadakan setelah Ujian Akhir Semester. 

"Entah kenapa aku tidak mau pisah dengan anak-anak XI-IPS-1." ucap Seokjin.

"Aku pun begitu. Berkat mereka, kita jadi punya cerita dan hubungan." ucap Namjoon sambil tersenyum kepada Seokjin dan menyenggol pelan Seokjin.

My Partner Teacher (Namjin/GS) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang