Jungkook melihat Taehyung yang terlihat sedih. Bukan dimain-mainkan. "Semoga perasaan mu itu bisa terwujudkan!" ucap Taehyung yang setelah itu langsung pergi dari sana.
"Eh, Taehyung tunggu!!!" Ucap Irene.
Irene pamit terlebih dahulu kepada Namjoon dan Jungkook lalu menyusul Taehyung yang pergi menjauh dari sana. "Ish, kenapa sih!" ucap Jungkook makin bete.
"Ssaem, aku izin ke kelas dulu. Terimakasih ssaem." ucap Jungkook.
"I-iya." ucap Namjoon.
Jungkook langsung pergi menuju kelas dengan bete sekali. Namjoon di sini hanya diam dengan wajah bingung melihat kelakuan para muridnya. Dia langsung menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Nikmati masa remaja kalian, anak-anakku." Ucap Namjoon sembari beranjak juga dari sana.
.
.
Seokjin sekarang sedang memasukan nilai-nilai murid kelas XI-IPS-1 ke dalam rapot. Karena sebentar lagi semester ganjil akan selesai. Setelah dirasa itu adalah rapot terakhir, Seokjin meregangkan kedua tangannya. "Ya ampun, pegal juga. Mungkin ssaem ku waktu high school merasa begini saat mengisi rapot." ucap Seokjin.
Seokjin melihat ke jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dia mengerjakan nilai rapot dari jam 6 sore. Dia pergi ke toilet untuk cuci muka dan sikat gigi, bersih-bersih sebelum tidur. Setelah itu, dia berbaring di ranjangnya. "Hah... nyamannya." ucap Seokjin.
Baru saja Seokjin memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara getar dari gadget-nya. Seokjin membuka kembali matanya dan mencari gadget-nya yang ternyata tersimpan di meja kerjanya. Seokjin mau tak mau bangun dari ranjangnya dan mengambi gadget-nya.
Seokjin melihat siapa yang menelponnya malam-malam begini dan ternyata itu adalah ... "Namjoon-oppa? Tumben?" ucap Seokjin.
Seokjin berdehem sebentar lalu mengangkat telpon itu. "Anyeong Namjo-"
"S-Seok-jiin ssshh..."
Seokjin sedikit terkejut dengan suara Namjoon seperti itu. Kenapa dia menelponnya dengan suarau lemas seperti itu? "Namjoon-oppa?" ucap Seokjin memastikan.
"Seokjiin... hah... Uhuk... uhuk..."
Seokjin langsung sedikit panik begitu mendengar Namjoon terbatuk-batuk di sana. "Oppa kenapa?" tanya Seokjin.
"Pa-panass... pusing... t-tolong..." ucap Namjoon di sebrang telpon sana dengan suara yang lemas dan terbata-bata.
"Sekarang oppa dimana? Aku akan ke sana!" ucap Seokjin.
Dan benar saja setelah Namjoon memberi tahu dimana dia sekarang, Seokjin buru-buru mengambil jaket dan tas nya. Setelah itu dia langsung pergi menuju tempat tinggal Namjoon. Sebelum ke tempat Namjoon, Seokjin menuju mini market terdekat yang masih buka 24 jam dan membeli semacam bahan makanan dan juga obat. Lalu setelah itu lari menuju tempat Namjoon.
Setelah berada di depan pintu tempat tinggal Namjoon, Seokjin diam sebentar sembari ngos-ngosan. Setelah itu dia memencet kode tempat tinggal Namjoon yang tadi diberi tahu oleh Namjoon lewat telpon dan terbuka. Seokjin melihat-lihat tempat tinggal Namjoon yang terbilang kecil karena memang cukup untuk satu orang. Setelah itu dia mencari Namjoon dan menemukan Namjoon sedang terbaring lemas di ranjangnya dengan selimut menutup tubuhnya. "Oppa." Ucap Seokjin.
Seokjin menyimpan bawaannya di kursi yang ada di sana dan menghampiri Namjoon. Seokjin melihat Namjoon yang badannya gemetaran karena dingin. "Seok-Seokjin sshh..." ucap Namjoon lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Teacher (Namjin/GS) #END
FanfictionMenjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak lama. Dan aku berhasil mewujudkannya. Hanya saja, di sekolah tempat ku mengajar ini banyak sekali kejadian yang tidak akan kulupakan. Seperti, mengenal seorang yang bernama Kim Namjoon. |WARNING| NAMJIN...