40

1.3K 134 5
                                    

Seokjin yang dipeluk tiba-tiba pun langsung membalas pelukan Namjoon tidak kalah eratnya. Namjoon melepas sedikit pelukan mereka. Namjoon menatap Seokjin begitu dalam dan penuh sayang. Dia mendekatkan kepalanya kepada Seokjin. Seokjin seperti mengerti apa yang akan dilakukan Namjoon dan dia langsung menutup matanya. Ya, Namjoon mencium Seokjin tepat di bibirnya. Ciuman ini menjadi akhir dari diamnya mereka seharian ini.

.

.

"Jadi Ken sudah pulang?" Tanya Namjoon.

"Heem." Jawab Seokjin sambil fokus berkutat di dapur.

Namjoon membenarkan posisi duduknya dan menopang dagunya dengan tangan kanannya di meja makan. Ya, kali ini Seokjin sedang memasak sesuatu sedangkan Namjoon disuruh menunggu dan lihat saja apa yang dilakukan Seokjin di dapur.

"Jujur saja aku kaget saat Taehyung bilang kau gandengan tangan dengan pria lain. Aku juga kesal kau tidak memberi tau siapa tamu jauh mu itu." Ucap Namjoon kesal.

"Iya aku akui, aku salah. Aku kan sudah minta maaf" ucap Seokjin sebal namun tangan masih terfokus memasak sesuatu.

"Iya-iya aku juga salah tidak menanyakan padamu. Kita sama-sama salah dan sudah saling intropeksi kan tadi setelah kita ciu-"

"Ya! jangan sebutkan kegiatan kita sebelumnya!" Ucap Seokjin langsung mendelik sebal ke arah Namjoon.

Namjoon kaget melihat reaksi Seokjin. Wajah Seokjin langsung memerah dan melihat dirinya sebal. Namjoon langsung terkekeh dan berjalan mendekat ke arah Seokjin yang buru-buru lagi memfokuskan diri memasak.

Seokjin kaget dengan apa yang dilakukan Namjoon pada dirinya. Bisa ditebak? Iya, Namjoon memeluk Seokjin dari belakang dan kepalanya bersandar di bahu Seokjin. "Aku seperti seorang suami yang sudah pulang kerja duluan dan menunggu istri nya yang baru pulang kerja dan langsung menyiapkan makan malam." Ucap Namjoon.

"Hmm" respon Seokjin.

"Aku ingin begini setiap hari" ucap Namjoon.

Seokjin diam tidak merespon ucapan Namjoon yang terus-terusan membayangkan mereka sudah menjadi sepasang suami-istri. Dirasa sang kekasih tidak merespon apa yang dia ucap, Namjoon melihat wajah Seokjin yang sudah memerah bahkan sampai ke telinga. "Pantas diam saja, kau malu ya" ucap Namjoon.

"A-aku... Ti-tidaak... Nanti saat pernikahan Jimin kau harus bicara serius kepada orang tua ku mengenai hubungan kita ke depannya akan bagaimana" ucap Seokjin gugup.

"Oke." Ucap Namjoon.

Seokjin melihat ke arah sampingnya dan tersenyum kepada Namjoon. Seokjin melanjutkan lagi masaknya dengan Namjoon yang masih bergelayut manja padanya. "Ah ya ampun beres juga aku masak dengan bayi besar ku tidak mau lepas dari ku. Terimakasih kepada eomma Namjoonie yang sudah menyediakan makanan untuk dimasak." Ucap Seokjin.

Namjoon terkekeh mendengar ucapan Seokjin. Namjoon dan Seokjin menikmati makan mereka sambil sedikit berbincang. Sekarang mereka sedang berada di kamar Namjoon. Tenang mereka tidak melakukan sesuatu hal yang aneh. Seokjin hanya sedang mengamati rumah Namjoon dan sekarang sedang mengamati kamar. "Kasihan sekali Jonnie rumahnya gede tapi cuma kamu saja yang di sini." ucap Seokjin.

"Ya sudah kamu langsung pindah saja ke sini tanpa menunggu dulu kita nikah." ucap Namjoon enteng.

Seokjin kaget langsung memandang Namjoon sebal. "Kita adalah guru dan harus mencontohkan sesuatu yang baik kepada murid kita. Secara hukum kita tidak terikat apa-apa dan rasanya ya ... aneh bila aku sekarang tinggal bersamamu" ucap Seokjin.

Seokjin langsung melihat-lihat lagi kamar Namjoon yang menurutnya sangat nyaman sekali. Ada ranjang yang bisa ditiduri oleh dua atau tiga orang. Di pinggir-pinggirnya ada laci-laci kecil dan ada buku di laci tersebut. Lalu ada lemari yang begitu besar. Meja rias minimalis juga ada di sana yang membuat Seokjin bingung. "Untuk apa kau pasang meja rias di kamarmu?" tanya Seokjin.

My Partner Teacher (Namjin/GS) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang