Lalu Hoseok pamit dan pergi meninggalkan Seokjin disana. Seokjin melihat Hoseok semakin menjauh dan berniat akan masuk ke dalam kosannya. Namun dia langsung terhenti begitu melihat sosok yang sangat dia kenal berjalan mendekatinya. Dan ternyata dugaannya nya benar sosok itu adalah sosok yang dibayangkannya. "Namjoon-ssaem!!!" ucap Seokjin tidak percaya bahwa sosok yang dia lihat sekarang adalah Namjoon.
"Seokjin-ssaem!!" ucap Namjoon terkejut.
"Sedang apa ssaem disini?" tanya Seokjin.
.
.
.
"Aaa... aku memang tinggal di sini."
"Hah? Disini? Sejak kapan?"
"Yap. Sejak awal tahun." Namjoon berjalan mendekati Seokjin.
"Awal tahun? t-tapi kenapa aku tidak tau bahwa..."
"Ya wajar saja sih. Aku memang jarang keluar dari kosan. Hehe..."
Seokjin mengangguk merespon ucapan Namjoon."Pantas saja."
"Ingat waktu pertama kali Seokjin-ssaem ke sekolah? Aku sebenarnya agak terkejut melihatmu. Ternyata guru baru itu adalah tetanggaku."
"Jadi selama ini Namjoon-ssaem tau bahwa saya ini orang sini?" ucap Seokjin terkejut.
Namjoon menganggukan kepalanya merespon Seokjin. "Ah maafkan aku yang tidak tau bahwa Namjoon-ssaem tinggal disini." Ucap Seokjin merasa bersalah.
"Ya tidak apa-apa, Seokjin-ssaem. Santai saja." Namjoon mengibas-ngibaskan tangannya.
"Oh ya. Ini di luar sekolah. Mari kita tinggalkan panggilan 'ssaem'. Aku akan memanggil mu Jin. Kurasa itu sangat simpel sekali." ucap Namjoon.
"Ah ya, aku akan memanggilmu Namjoon-oppa." Ucap Seokjin.
"Jin, aku hanya ingin memberi tahumu saja bahwa kosanku di sebelah sana. Kalau ada apa-apa kau bisa menghampiri kosanku atau langsung kontak saja aku. Kita kan sekarang sama-sama wali kelas sebelas IPS satu." Namjoon menunjuk sebuah bangunan.
"Haha... siap, Namjoon-oppa." Ucap Seokjin sedikit senang.
"Kalau begitu, aku pulang dulu. Selamat sore menjelang malam, Jin." Pamit Namjoon.
"Ah iya silahkan. Hati-hati. Selamat sore menjelang malam juga, Namjoon-oppa."
Lalu Namjoon berjalan menuju bangunan yang tadi dia tunjukan kepada Seokjin. Seokjin memperhatikan Namjoon sampai dia benar-benar masuk ke bangunan tersebut. Setelah itu, Seokjin masuk ke dalam kosannya dan langsung memegang pipinya yang terasa memanas entah kenapa. "Ya ampun, kenapa dengan diriku? Kenapa diperlakukan seperti itu oleh Namjoon-ssaem membuatku tidak karuan seperti ini. Aaa...." teriak Seokjin sambil melempar tasnya gemas.
.
.
Bobby berjalan dengan lesu menuju lapangan tempat dimana dia berlatih futsal. Dia terpaksa untuk mengikuti ekskul futsal. Ingat, ter-pak-sa! Sebenarnya dia ingin kabur latihan. Dia sudah usaha dalam kabur. Hanya saja, Namjoon-ssaem sang guru tersayang selalu mengetahui usahanya ketika akan kabur. Dan itu membuat Bobby kesal.
Ditambah lagi kedua temannya, Taehyung dan bambam malah mengejeknya untuk semangat latihan futsal. Setelah latihan futsal, siswa yang mengikuti futsal disuruh kumpul terlebih dahulu oleh pelatih mereka dan mengumumkan bahwa bulan depan mereka akan mengikuti kejuaraan.
"Wah, kuharap kejuaraan kali ini bisa menang. Apalagi sekarang ada Bobby, pemain yang waktu di junior high school sangat terkenal akan permainan futsalnya yang baik." Ucap Chanyeol.
Bobby yang disebut namanya sedikit terkejut dan hanya tersenyum kecil. Futsal saat junior high school ya? Dia memang sangat terkenal se-kota bahwa dia adalah atlet futsal terbaik. Hanya saja, gara-gara itu juga membuat Bobby menjadi sedikit malas dan tidak mau lagi untuk futsal. 'Ah kenangan itu kenapa muncul lagi dalam pikiran' batin Bobby sedikit kesal mengingat kenangannya ketika di junior high school dulu.
Setelah selesai futsal, Bobby mendapatkan notif pesan dari temannya bahwa dia sedang berada di cafe langganan mereka. Bobby buru-buru pergi ke cafe tersebut. Di sana dia melihat Taehyung dan Bambam sedang memainkan sebuah game di handphone mereka. Bobby memesan makanan terlebih dahulu dan menghampiri mereka. "Iya yang gak punya eksul asyik nongkrong di sini." Ucap Bobby sebal.
"Hai orang yang sekarang sibuk dengan eksulnya." Ucap Bambam.
"Ini semua gara-gara Namjoon-ssaem! Kenapa cuma aku saja yang disuruh eksul di kelas?!" ucap Bobby kesal.
"So tau ni, bocah. Mungkin dia belum nemu bakat kita apaan." Ucap Taehyung sambil fokus maen game di handphone-nya.
"Tumben bela saingan!" ucap Bobby.
"Lagi baik nih." Ucap Taehyung.
"Namjoon-ssaem tau kali bakat kamu di futsal makanya dia nyuruh kamu futsal. Kan memang dulu kamu juga berprestasi di futsal sampai-sampai dapat gelar atlet egois yang meninggalkan timnya." Ucap Bambam.
Bobby langsung terdiam tidak merespon ucapan Bambam. 'Cih, kenangan lama itu' batin Bobby sebal.
Taehyung yang merasakan hawa-hawa mereka sedikit tidak baik. Dia melihat Bobby yang sedang terdiam dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. Bambam pun sama melihat Bobby dan langsung merasa bersalah. "A-aku tidak bermaksud mengungkit masa lalumu." Ucap Bambam agak takut.
"Ayo bob, kita main game ini. Kita setim kan." Ajak Taehyung.
"Ayo." Ucap Bobby dengan sedikit tidak semangat.
TBC
Yeay saya kembali, ada yang nungguin? *gak ada*
Oke maafkan saya sedikit lupa bagaimana ini cerita wkwkwk #plak
Dan maafkan juga ya ini sedikit aneh. Karena jujur saya kurang tau suasana korea tuh gimana. Makanya seokjin dan namjoon saya tempatkan mereka tinggal di kosan. KOSAN GUYS kaya di indonesia aja ya. Hahahaha kenapa gak rumah atau apa gitu ya. Ya pengen kosan, biar sama kaya saya hehehe #apasih
Terus ini lagih apa sih emmm panggilan oppa wkwkwkwk. So-so korea yaa. Maafkan #plak
Jadi ini adalah kearifan lokal yang dicampur dengan korea :)) #iniapasih #plak
Ya intinya semoga kalian memahami apa maksud saya ini :")))
Seperti biasanya, saya menerima saran dan kritik^^
Selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan, mohon maaf lahir dan batin^^
14 Juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Teacher (Namjin/GS) #END
FanfictionMenjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak lama. Dan aku berhasil mewujudkannya. Hanya saja, di sekolah tempat ku mengajar ini banyak sekali kejadian yang tidak akan kulupakan. Seperti, mengenal seorang yang bernama Kim Namjoon. |WARNING| NAMJIN...