Seokjin langsung menghampiri mereka dan duduk di depan mereka. "Maaf aku sedikit terlambat." ucap Seokjin.
"Tidak apa, Jin." ucap Namjoon.
Seokjin tersenyum kepada wanita itu dan wanita itu pun tersenyum balik kepada Seokjin. "Oh ya, kenalkan ini Suga." ucap Namjoon.
Seokjin mengulurkan tangannya kepada Suga dan Suga pun langsung menjabat tangan Seokjin. "Seokjin. Kau bisa memanggilku Jin." ucap Seokjin.
"Kau bisa memanggilku Suga." ucap Suga.
"Dia pacarku!" ucap Namjoon lagi.
Setelah melepas jabatan tangannya dengan Suga, Seokjin langsung menatap Namjoon kaget. "A-apa?" ucap Seokjin
.
.
Seokjin sekarang sudah berada di kamarnya. Dia masih tidak percaya bahwa pujaan hatinya sudah memiliki seorang kekasih. Ya, Namjoon sudah mempunyai seorang kekasih. Seokjin sampai sekarang masih kaget. Sakit sekali perasaan Seokjin sekarang. Apalagi tadi saat mengerjakan kerjaan mereka, Seokjin melihat Namjoon dengan pacarnya berduaan dan berbicara begitu mesra. Ah perasaan Seokjin begitu tidak enak. Seokjin buru-buru mengambil gadget-nya dan menelpon seseorang. "Seokjin?"
"Temui aku di taman dekat tempat tinggalku. Sekarang" ucap Seokjin.
Setelah itu Seokjin langsung memutuskan panggilan itu dan langsung pergi menuju taman yang dekat dengan tempat tinggalnya. Seokjin duduk di bangku taman sembari memainkan ujung bajunya. Dia galau luar biasa. Bingung harus bagaimana menghilangkan rasa sakit yang dia rasakan sekarang. "Jin?" tanya seseorang sembari menepuk pundak Seokjin.
Seokjin mendongkak dan melihat seseorang itu. "Chimchim." ucap Seokjin.
Ternyata seseorang itu adalah Jimin. Jimin langsung duduk di samping Seokjin dan menatap Seokjin sedikit khawatir. "Hey kenapa dengan wajahmu, hah? Ada apa?" tanya Jimin.
Seokjin langsung tersenyum miris kepada Jimin. Pandangan Seokjin dlangsung menatap lurus ke depan. "Ternyata sakit ya begitu ekspestasi kita tidak sesuai dengan kenyataan." ucap Seokjin.
"Memang kau berekspetasi apa?" tanya Jimin.
"Namjoon-oppa... Dia... punya pacar..." ucap Seokjin menundukan kepalanya lagi.
Jimin terdiam setelah mendengar ucapan Seokjin. Dia melihat kearah Seokjin tidak bisa diartikan. Jimin langsung mengusap sayang kepala Seokjin. "Lalu, kenapa?" tanya Jimin.
Seokjin langsung menatap Jimin aneh. "Kenapa kau bertanya seperti itu? Ya sudah pasti ini berarti aku disuruh untuk tidak menyukainya." Ucap Seokjin sedih.
"Emangnya salah ya menyukai pacar orang? Ya tidak apa dong selama mereka hanya sekedar pacaran. Kalau udah nikah, baru nyerah." ucap Jimin.
"Ya tidak bis-"
"Bisa. Aku pun sampai sekarang belum menyerah untuk mendapatkan hatimu, Jin. Walau sudah tau bagaimana jawaban mu, aku sampai sekarang tidak menyerah." ucap Jimin menatap tajam Seokjin.
Kali ini Seokjin yang terdiam mendengar perkataan Jimin. Seokjin langsung berdehem dan mengalihkan pandangannya. "Apaan sih, malah jadi kamu yang curhat! Padahal sebelumnya hampir nangis tapi gak jadi nih!" ucap Seokjin sebal.
Jimin langsung tertawa melihat Seokjin dan kembali mengusap sayang kepala Seokjin. "Nah begitu dong, jangan sedih! Sedih boleh karena memang sakit melihat pujaan hati kita sudah punya pasangan. Tapi, kalau dia memang benar-benar untukmu pasti dia akan ada untukmu." ucap Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Teacher (Namjin/GS) #END
FanficMenjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak lama. Dan aku berhasil mewujudkannya. Hanya saja, di sekolah tempat ku mengajar ini banyak sekali kejadian yang tidak akan kulupakan. Seperti, mengenal seorang yang bernama Kim Namjoon. |WARNING| NAMJIN...