BAB 16

21.8K 1.4K 306
                                    

Thank you so much buat yang sudah vote & comment banyak di bab kemarin, maaf belum semua kebalas, Key lanjut balas later huehehehe. Btw, sudah mau sampai bab 20, selain vomment, boleh nggak Key minta kritik dan saran untuk ke depannya, please :) 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Makan." Pangeran Silas menyodorkan sepiring mashed potato lengkap dengan ayam panggang, potongan sayuran rebus juga segelas jus jeruk kepada Putri Harmony yang sedang duduk sambil menopang dagu di bar.

Beberapa jam lalu, keduanya sampai di rumah berdesain kayu yang terletak jauh dari Kota Victoria. Perlu lima jam untuk sampai di sini dan Putri Harmony tidak mendapatkan gagasan apapun di mana dirinya sedang berada.

Selama perjalanan, ia sibuk berdebat dengan Pangeran Silas sampai ia sendiri tidak ingat untuk menghafal jalan menuju satu-satunya rumah yang Putri Harmony pikir berada di tanah ini.

Pertama kali mobil Pangeran Silas memasuki wilayah rumah kecil ini, Putri Harmony jelas terperangah melihat kondisi sekitar yang mana dari luar tampak seperti sebuah taman tanpa bangunan yang hanya diisi oleh halaman luas dengan air mancur, puluhan burung-burung merpati yang menghiasi bagian tengah halaman juga berbagai macam bunga serta pohon-pohon besar.

Para penghuni pulau yang Putri Harmony sendiri tidak tahu pulau apa namanya tentu akan melihat wilayah ini sebagai taman, tanpa menduga jika beberapa meter dari pagar utama terdapat sebuah bangunan kecil berdesain kayu yang merupakan tempatnya berpijak sekarang.

Oh, well, great! Dia sungguh-sungguh menjadi tawanan Pangeran Silas sekarang sebab ia sendiri tidak yakin akan nasibnya. Ia tidak bisa berteriak minta tolong di sini. Tidak seperti di Beverly Hills waktu itu, tidak ada Bibi Latifa, tidak ada pelayan, koki, pengawal atau semacamnya di sini.

Mereka benar-benar hanya berdua.

Berdua...

Satu kata yang mengerikan bagi Putri Harmony.

"Jangan menolak makan, Harmony," peringat Pangeran Silas dengan mata cokelatnya yang berkilat tajam. "Aku takkan mau repot-repot membawamu kembali ke Victoria. Tidak ada rumah sakit di sini, tidak ada dokter. Aku tidak akan pernah memanggil dokter jika kau sakit. Camkan itu."

"Kau membawaku ke sini seperti aku adalah tawanan!" Putri Harmony berdiri dari kursinya, menantang Pangeran Silas yang berdiri di balik meja bar.

"Kenapa, Silas?! Kenapa?! Kenapa kau begitu senang menyiksaku? Kenapa kau begitu ingin mengurungku?!" sentak Putri Harmony di akhir kalimatnya.

Tidak bersikap tempramen seperti biasanya, Pangeran Silas tampak lebih tenang. Ia justru sibuk menuangkan air ke dalam gelas seolah-olah dalam ruangan tersebut tidak ada perempuan yang sedang berteriak kepadanya.

"Silas!"

Pangeran Silas mendongakkan wajah dari aktivitasnya, mengangkat satu alisnya dan menjawab ringan. "Aku membawamu ke sini karena kau adalah istriku."

"Tidak! Kau menawanku! Kau membawaku ke rumah kayu kecil yang terpencil di pulau asing dan aku sendiri tidak tahu apa nama pulau ini. Tidak ada orang di sini. Tidak ada siapapun. Kau menawanku, Silas! Kau menawanku!" teriak Putri Harmony.

Pangeran Silas meletakkan tekonya hati-hati ke atas meja, menarik napas pendek sebelum memajukan tubuh agar wajahnya berjarak lebih dekat dengan Putri Harmony. Hanya meja bar yang menjadi penghalang di antara mereka kini.

"Aku tidak menawanmu...." Pangeran Silas berbisik dingin. "Kau istriku. Aku berhak membawamu kemanapun aku mau."

"Dan lagi, mengenai rumah kayu yang katamu kecil ini...." Pangeran Silas kembali menegakkan tubuhnya, menyilangkan kedua tangan di depan dada dan bergumam tajam. "Hanya ini properti yang kupunya. Rumahku."

Setelahnya, Pangeran Silas melangkah cepat menuju anak tangga melingkar yang akan langsung membawanya ke ruang tidur.

Putri Harmony sendiri menelan ludahnya. Bukan karena kalimat Pangeran Silas yang mempengaruhinya, melainkan kilatan yang terdapat dalam mata cokelat tajam itu. Ada satu hal yang bisa ditangkapnya ketika Pangeran Silas mengatakan 'rumah' dan satu hal itu adalah....

Kilatan luka.

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang