BAB 29

18.4K 1K 109
                                    

Key lagi baik hati mau up buat kalian, huehehehe. Tapi, kalian jadi baik juga yak, Key cuma minta kalian vote sama comment aja kok.

Kemarin udah manis-manis. Key lagi pen pait-pait sekarang, next chapt baru manis-manis lagi (kalo vomment-nya naik #eh 😝) biar seimbang wkwkwk #kabur


 Key lagi pen pait-pait sekarang, next chapt baru manis-manis lagi (kalo vomment-nya naik #eh 😝) biar seimbang wkwkwk #kabur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Ekspresi bengong Pangeran Silas)

"Kau memang suka menjahili perempuan, ya?" Putri Harmony membuka pembicaraan ketika dirinya dan Pangeran Silas menghabiskan waktu untuk duduk di antara bangunan utama Istana Wealthbridge dan mansion putih sembari memandangi Bunga Amarossa  dan mer...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau memang suka menjahili perempuan, ya?" Putri Harmony membuka pembicaraan ketika dirinya dan Pangeran Silas menghabiskan waktu untuk duduk di antara bangunan utama Istana Wealthbridge dan mansion putih sembari memandangi Bunga Amarossa dan merasakan hangatnya sinar mentari.

"Oh?" Pangeran Silas tersadar dari lamunannya. Setiap kali ia memandangi Bunga Amarossa, ia selalu mengulas gambaran ibunya dalam ingatannya. Ini bukan mengenai nama bunga tersebut yang sama dengan nama ibunya, melainkan bagaimana kumpulan bunga itu bisa menjadi yang paling cantik di antara tanaman lainnya di Taman Istana Wealthbridge. "Maaf? Kau mengatakan apa tadi?"

Putri Harmony mengerutkan dahi. Sepanjang mereka duduk-duduk cantik di kursi panjang ini, pangeran itu menjadi pendiam lagi dan seperti asyik dengan dunianya.

"Kau melamun, ya?" tebaknya.

"Bunga Amarossa itu selalu mengingatkanku pada ibuku. Marry, kepala pelayan sebelum Gail pernah bilang padaku kalau ibuku suka menanam dan merawat bunga yang ia dapatkan bibitnya dari daratan Asia. Seandainya aku bisa melihatnya berdiri di sana, mencium dan menyiram bunga itu...." Mata Pangeran Silas lagi-lagi menunjukkan gurat kesedihan yang amat dalam. Akan tetapi secepat kilat pangeran itu menutupinya. "Kau tadi bertanya apa?" alihnya.

"Ibumu pasti memiliki lebih banyak Bunga Amarossa di atas sana." Putri Harmony memberikan senyum kecilnya yang dibalas oleh Pangeran Silas dengan mengangkat bahu.

"Aku bertanya kenapa kau senang sekali menjahili perempuan, waktu itu kau mengerjai wanita setenggah abad yang sangat ingin gaun di acara amal Luke, sekarang kau menggoda para pelayanmu," ungkap Putri Harmony sambil geleng-geleng kepala, menyadari jika Pangeran Silas tidak mau membicarakan soal ibunya lagi.

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang