BAB 67

9.2K 655 184
                                    

Foila, foila. Key bersyukur nggak ditimpukin di bab lalu. Kalian keburu terharu sama Si Si doloan yakk jadi nggak nimpuk Key wkwkwk.  Yodah, kita lanjut siksaan buat Silas ye. Biar makin ngipas-ngipas. Btw, yang udah mumet, be calm yee, its gonna be END soon wkwkwk. And sorry Key belum bisa bales comment kalian di bab sebelumnya, Key lagi fokus nulis nih biar tamat wkwkwk habis update ini Key balesin kok. VOMMENT-nya teteup Key tunggu di bawah, genks! Mau next bab kan yaaak? Lol 🥰

Putri Harmony menatap ke luar jendela dengan air mata yang terus mengalir dari kedua matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putri Harmony menatap ke luar jendela dengan air mata yang terus mengalir dari kedua matanya. Ia masih sulit mempercayai jika ia adalah objek permainan di sini. Ia masih tidak bisa percaya jika Pangeran Silas melakukan hal sekeji itu—mengagalkan pernikahannya dengan Magnus, menyandera Magnus untuk balas dendam dan mengambil alih tahkta. Oh, ayolah... Seharusnya ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Ia sepertinya terlalu terbuai dengan sikap manis Pangeran Silas belakangan ini sehingga ia melupakan fakta bahwa di awal pernikahan mereka, pangeran itu sudah menunjukkan diri ia adalah orang yang memiliki hati beku atau lebih tepatnya tak punya hati.

Dia membenci ayahnya sendiri, kakaknya dan ibu tirinya. Apa yang tidak bisa dilakukan Pangeran Silas untuk kebenciannya jika bahkan pangeran itu sangat memaksakan  kehendaknya di awal pernikahan mereka tanpa peduli perasaannya?

Dia jahat, tapi ia yang bodoh karena terlena.

"Harmony."

Putri Harmony terlonjak sebentar, menyadari ia mengenal suara berat tersebut dan memutuskan untuk tetap bertahan tanpa menoleh sedikit pun.

"Kita belum selesai. Kita perlu bicara," kata Pangeran Silas datar.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi jika kau hanya akan membela diri, membuat kebohongan lain atau berpura-pura tersiksa untuk membuat hatiku luluh. Aku sudah cukup tahu kau sangat pandai bermain peran," balas Putri Harmony sinis.

Tarikan napas Pangeran Silas terdengar panjang mengisi ruangan. "Aku salah, ya, aku mengakui kesalahanku. Kau boleh menganggap aku apapun; bajingan, jahat, kejam atau apapun sebutan sialan lainnya, tapi aku mau kau mendengarkanku. Sekali saja. Aku bersumpah aku tidak akan membohongimu atau berpura-pura," pinta Pangeran Silas.

Nadanya penuh permohonan. Tidak ada desisan, nada tajam, kalimat otoriter atau pemaksaan di sana. Seorang Pangeran Silas benar-benar memohon dan cukup membuat Putri Harmony luluh.

"Apa?" tanya Putri Harmony. Nadanya tetap sinis dan pandangan matanya tajam ketika menatap Pangeran Silas.

"Sorry." Pangeran Silas bergumam pelan. Binar matanya tampak sendu. Ia mencoba untuk mencari belas kasihan dari dalam bola mata hijau Putri Harmony dan tak ada. "Kau tahu aku, Harmony. Hanya kau yang tahu keseluruhan diriku. Tidakkah kau mau memaafkanku, sweetheart? Aku punya alasan melakukannya dan alasanku adalah—"

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang