BAB 40

17.3K 1K 129
                                    

Key tahu, guys, kalian pasti bertanya-tanya kenapa, sih, Key tumben luama buanget (sudah sampai pake u) update cerita, padahal biasanya cepat. Yap, ini karena Key lagi unmood saja buat update. Key cuma mau nulis saat mood Key benar-benar baik, biar ceritanya nggak amburadul (walaupun emg udh amburadul).

Nah, skrg Key balik lagi, semoga semakin suka sama alurnya, ya. Permintaan Key kalian memberikan kritik dan saran untuk Key di kolom. Key sedang lelaaaaah.

Potongan terakhir Victoria Sponge Cake, Putri Harmony menyeka bibirnya, meneguk habis susu khusus ibu hamil yang dibuatkan oleh Dior untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Potongan terakhir Victoria Sponge Cake, Putri Harmony menyeka bibirnya, meneguk habis susu khusus ibu hamil yang dibuatkan oleh Dior untuknya. Ia kemudian beranjak dari kursinya, keluar dari ruang makan dan berhenti di samping rak pajangan yang terdapat di ruang tamu. Dahinya mengernyit mendengar suara mendesis Pangeran Silas. Kata yang didengarnya dari bibir Pangeran Silas adalah apa.

Niatnya ingin menghampiri Pangeran Silas, bertanya siapa yang menelepon dan apa yang terjadi, akan tetapi kedua kakinya bertahan di tempat ketika mendengar kalimat selanjutnya Pangeran Silas.

"Megan, dengarkan aku, tenangkan dirimu, diam di tempatmu dan jangan pergi kemana pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Megan, dengarkan aku, tenangkan dirimu, diam di tempatmu dan jangan pergi kemana pun. Aku akan ke tempatmu meng. . . ."

Suara benda jatuh membuat Pangeran Silas menolehkan kepalanya ke asal suara, ia langsung membalikkan tubuh, melebarkan mata melihat Putri Harmony yang berjongkok di depan pecahan kaca dan yang membuatnya tergesa-gesa menghampiri perempuan itu adalah darah yang mengalir dari telunjuk Sang Putri.

"Harmony, kau oke?" Pangeran Silas mengantongi ponselnya, setengah berlutut mengambil tangan Putri Harmony dan memeriksa teliti telunjuknya.

"Aku baik-baik saja, Silas. Ini hanya luka kecil. Aku tidak sengaja menjatuhkan bingkai foto," jawab Putri Harmony, tersenyum untuk menghapus kecemasan yang terlihat jelas melalui guratan wajah Pangeran Silas.

Pangeran Silas menggerutu pelan, menarik telunjuk Sang Putri masuk ke dalam mulutnya dan menghisap darahnya. Sementara itu, Putri Harmony terpaku, memperhatikan saksama wajah Pangeran Silas.

Pangeran itu membuat rambutnya disisir ke belakang hari ini. Putri Harmony masih bisa mengingat jelas betapa tebal dan halusnya rambut cokelat itu-rambut yang dimilikki pria Asia pada umumnya-ketika tangan Sang Putri mendarat di sana saat mereka bercinta. Mata cokelat paling indah yang baru pertama kali dilihat olehnya selama ia hidup di Florentine dan kini tinggal di Lorechester. Hidung mancung yang dipahat sempurna dengan tulang pipi tinggi dan terakhir, bibir maskulin itu adalah satu-satunya bibir yang pernah merasakan. . . seluruh tubuhnya.

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang