BAB 64

8.9K 603 148
                                    

SABAR MENGHADAPI PANGERAN SILAS SEMUA, YA! Maap bikin kalian jadi sebel sama Silas. Tenang ajeh, ntar si Silas pasti Key bikin tersiksa dikit wkwkwk. Bacanya jangan pake emosi, comment-nya boleh pake emosi, eh. VOMMENT-nya tetap Key tunggu ☺️

Ketika Putri Harmony memasuki ruang kerja Pangeran Silas, yang ia dapatkan pertama kali adalah pangeran tersebut tertidur di kursi kerjanya yang posisinya berputar menghadap jendela kaca besar—menampilkan siluet mansion putih di malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Putri Harmony memasuki ruang kerja Pangeran Silas, yang ia dapatkan pertama kali adalah pangeran tersebut tertidur di kursi kerjanya yang posisinya berputar menghadap jendela kaca besar—menampilkan siluet mansion putih di malam hari. Kepala Pangeran Silas sedikit miring, bersandar pada kepala kursi sementara kedua tangannya berpegangan dengan kedua tangan kursi.

Putri Harmony mengernyit. Pangeran Silas bisa mengalami pegal leher jika tidur dengan posisi seperti itu. Ia merasa bersalah mengingat hampir setiap mereka berselisih paham atau dulu disaat mereka masih saling membantah satu sama lain, pangeran itu selalu memberi privasi kamar untuknya sementara ia sendiri tidur di ruang kerja.

"Ibu."

Gumaman pelan tersebut memecah keheningan ruangan yang menyesakkan. Putri Harmony berjalan menghampiri Pangeran Silas, menemukan pangeran tersebut masih rapat memejamkan matanya.

Dia mengigau?

"Ibu, jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau ikut dengan mereka. Aku mau bersama ibu."

Putri Harmony menyentuh tangan Pangeran Silas, bermaksud membangunkannya, namun tangannya justru digenggam erat oleh kedua tangan Pangeran Silas.

"Jangan pergi, Ibu." Pangeran Silas menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan. "Jangan, Ibu. Kembali padaku, kumohon." Setetes air mata mengalir di wajah Pangeran Silas.

Putri Harmony tersentak mendapatkan air mata tersebut. "Silas," panggilnya, menyentuhkan tangan lainnya di atas kedua tangan Pangeran Silas yang menggenggam kedua tangannya.

"Mereka menyakitiku, Ibu. Mereka membenciku."

"Bangun, Silas. Ini aku," kata Putri Harmony.

"Ibu, jangan pergi. Ibu tidak boleh pergi. Ibu, tunggu aku! Ibu. . . Aku mau ikut! Ibu. . ." Racauan Pangeran Silas semakin keras seiring dengan Putri Harmony yang memanggilnya bangun. "IBU!" Teriakan keras Pangeran Silas mengejutkan Putri Harmony. Pangeran tersebut membuka matanya yang melebar—ada ketakutan dan ketegangan di sana sebelum ia menyadari kehadiran Putri Harmony di hadapannya dengan raut wajah cemas.

"Harmony," bisiknya, langsung berdiri memeluk Putri Harmony.

"Aku di sini," balas Putri Harmony.

"Jangan tinggalkan aku, kumohon," pinta Pangeran Silas lirih. Ada isakan tertahan dalam suaranya.

"Aku tidak." Putri Harmony mengelus-elus lembut punggung Pangeran Silas. "Aku tidak akan meninggalkanmu."

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang