BAB 59

9.3K 690 123
                                    

KEY BENERAN UPDATE CEPEUUUT, KAN? VOMMENT-NYA JUGA DONG—KUDU DAN WAJIB . KEY SEDIH KALO NDAK ADA VOMMENT. ITU KAN SEMANGAT KEY 😭😭😭

"Aku dengar kau sangat menyukai kopi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku dengar kau sangat menyukai kopi. Biji kopi ini aku bawa sendiri dari kebun keluarga—asli milik Florenka. Rasanya sangat lezat. Ayo dicoba sebelum dingin, menantu," kata Raja Henry, menyodorkan secangkir kopi yang masih mengepul panas.

Raja Henry mengutak-atik sendiri mesin kopi milik Dior untuk mengolah biji kopinya. Dior sempat merasa tidak enak, menawarkan diri untuk membuatnya, namun Raja Henry dengan nada bercandanya justru mengatakan dia ingin Pangeran Silas mencintai kopi buatannya.

Dan benar. . . Kopi buatan Raja Henry sangat lezat. Pangeran Silas berani bertaruh kopi Dior tidak selezat kopi Raja Henry. Ia tidak akan menyia-nyiakan rasa kopi selezat ini. Ia menyayangkan ia tidak mungkin bisa memerintahkan mertuanya setiap pagi membuat kopi untuknya.

"Bagaimana?" tanya Raja Henry ketika Pangeran Silas sudah menyesap cangkirnya.

"Ini lezat, Yang Mulia." Pangeran Silas tersenyum kaku. "Terimakasih."

"Sama-sama, tampan." Raja Henry lalu mengangkat jari telunjuknya. "Dan tolong jangan lupakan untuk memanggil aku Daddy. D-A-D-D-Y." Raja Henry mengeja satu per satu kata akhirnya.

Pangeran Silas mengelus sisi belakang lehernya salah tingkah, menahan senyum geli dengan sikap konyol mertuanya. "Aku harus belajar membiasakan diri."

"Tentu saja." Raja Henry menepuk punggung Pangeran Silas. "Ayo, son, kita minum kopi di teras. Gail akan membawakan donat gula kesukaanmu," ajaknya sembari berjalan keluar dapur sementara Pangeran Silas mengekor di belakang.

"Ehem." Raja Henry berdeham rendah ketika sudah meletakkan bokongnya di kursi teras. Matanya menonton Putti Harmony dan Jaden yang sedang saling melempar bola di rumput. "Apa kau punya rencana mengenai masa depanmu dengan putri dan cucuku?" tanyanya sambil menyesap kopi.

Pangeran Silas mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?"

Raja Henry mengangkat bahu. "Mungkin kau akan tetap menetap di sini atau membawa putri dan cucuku tinggal entah di mana, kau tahu, impian seorang suami sekaligus ayah."

Pangeran Silas mulai paham maksud Raja Henry.

"Aku memiliki rumah. Aku dan Harmony sempat tinggal di sana sebelum ayahku memanggilku pulang ke sini untuk beberapa tugas," cerita Pangeran Silas.

Raja Henry mengangguk sopan pada Gail yang meletakkan sepiring donat gula di atas meja. "Kau akan mengajak putriku dan cucuku menetap di sana, Hm?"

Pangeran Silas mengambil donat yang baru saja diantarkan oleh Gail, mengigitnya setengah dalam satu kali gigitan. Dia tidak pernah bisa menolak donat gula. "Entahlah. Aku masih belum berpikir sampai sana. Bukankah ini masih lama untuk dibicarakan, Dad?"

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang