Tigabelas

1.2K 131 7
                                    


“Ma, mama apa kabar disana? Nayeon kangen banget sama mama, maaf ya ma, Nayeon gak bisa jadi anak yang seperti mama inginkan, Nayeon gak bisa buat papa kembali lagi untuk kita, papa udah jadi milik orang sekarang ma, Nayeon cukup kecewa sama papa yang lebih memilih keluarganya disana dibanding memilih Nayeon , tapi ma dibalik itu semua Nayeon masih sangat menyayangi papa, Nayeon ingin papa kembali seperti dulu, tapi mungkin itu gak akan terjadi, Nayeon hanya berharap aja ma”

Nayeon terus meluapkan rasa rindunya dengan sang bunda yang hanya tinggal nama saja dibatu nisan tersebut, ia kadang menangis, tersenyum, dan sesekali tertawa saat terbawa dengan ceritanya.

Jungkook? Ya Jungkook sekarang sedang berada dipemakaman Papanya yang tidak jauh dari kuburan mama Nayeon.

“Pa, apa papa melihat gadis yang ada disana? Dia cantik ya pa, sama seperti mama cantiknya. Jungkook mau cerita kalau tadi dia bilang punya perasaan sama Jungkook, Apa papa tau perasaan apa yang ada digadis itu untuk Jungkook?? Mungkin sekarang papa kecewa sama Jungkook karena Jungkook gak bisa ngejaga mama dan Dahyun, tapi asal papa tau Jungkook sangat mencintai mereka pa, Jungkook hanya tidak ingin kalau Jungkook kembali dianggap anak kecil, Jungkook udah gede pa, andai aja dulu papa tidak pergi keluar negeri, mungkin sekarang kita masih bersama”

Begitupun juga dengan Jungkook, ia sesekali meneteskan air matanya, tersenyum mengingat kenangan dulu bersama sang papa.

“Lo bisa nangis juga ya?” tiba tiba seseorang mengagetkannya dari arah belakang, tak sedikit pun Jungkook menoleh karena memang dia sudah tanda dengan suara ini.

“ini kuburan bokap lo, hmm gue turut berduka cita ya” ya siapa lagi kalau bukan Nayeon. Nayeon mendekati Jungkook dan duduk disebelah Jungkook.

“gue nyesal dulu gak pernah dengar kata bokap gue, dulu gue selalu ngebantah apa kata bokap gue, waktu SMA gue selalu bolos, dan ngumpul bareng teman gue,ada yang ngerokok lah ada yang minum lah, bokap gue udah nyuruh gue untuk jauh dari mereka, tapi tetap aja gue masih bandel, gue nyesal tapi semua sudah terlambat” Curhat Jungkook.

“Penyesalan memang datang belakangan, dan bukan hanya lo aja yang menyesal, gue dan orang lain juga pernah menyesal karena perbuatannya sendiri, menyesal dengan apa yang terjadi” Ujar Nayeon yang ikut menaburkan bunga diatas makam Papa Jungkook.

Setelah dari pemakaman Nayeon diantar pulang sama Jungkook, awalnya Nayeon tak ingin pulang karena percuma dirumah ia hanya kesepian, tapi apa boleh buat berulang kali Jungkook memaksanya.

“nah nyampe, ingat ya sayang, jangan kabur terus bunuh diri, entar gue kena imbasnya” pesan Jungkook dengan nada lembutnya

“sayang sayang, pala lo” ketus Nayeon dan keluar dari mobilnya, sebenarnya sih dia senang dibilang sayang sama orang yang mulai dicintainya, tapi dia masih gengsi.

Sesampainya Nayeon dirumahnya, disana terlihat beberapa orang yang sepertinya tengah menunggu Nayeon, namun Nayeon hanya Acuh dengan dua orang yang tengah menunggunya itu, baginya mereka yang menunggu Nayeon itu sama sekali tidak penting.

“Masih ingat pulang kamu!” baru saja ia mau melangkahkan kakinya ke anak tangga pertama tiba tiba suara bentakan menusuk gendang telinganya, ia memejamkan matanya sebentar dan menarik nafasnya lalu mengeluarkannya secara kasar.

“masih ingat papa dengan Nayeon” ketus Nayeon yang masih tak mau membalikan tubuhnya.

“ini anak papa, ternyata dugaanku salah ya pa, aku kira Nayeon itu baik ramah dan sopan, ternyata seperti ini perlakuannya sama papa” Suara itu memang tak asing lagi didengar Nayeon, inilah suara yang membuat hidup Nayeon tanpa kasih sayang seorang papa.

“Eh lo diem ya kalo gak tau apa apa, mending lo pulang sana, Nyampah tau gak lo disini!” Kini Nayeon berbalik dan menatap dua orang yang ada dihadapannya, satu laki laki paruh bayah dan satu lagi gadis cantik yang Notebenenya adik Tiri Nayeon.

“Gue nyampah? Heh lo gak nyadar, lo itu yang sampah disini, lo gak pantes disebut anak sama papa” gadis itu mendekati Nayeon, dimatanya ada dendam yang masih tersisa.

“Udah Mina, biarkan dia berbicara seperti itu, sekarang papa minta kamu untuk menyerahkan semua perusahaan yang papa berikan untuk Mina dan kamu ingat, Mina akan tinggal bersama kamu disini, dia akan menjadi atasan kamu dikantor” Ucapnya dan mendekati kedua putrinya, Nayeon menoleh saat mendengar ucapan papanya.

“tapi kenapa semua harus dia sih pa...?”.

“gak ada tapi tapi, ini semua kemauan kamu kan? Papa mau tanya kenapa tadi pagi kamu gak meeting dengan clien, dan kamu tau clien itu sangat penting, dia ingin meminta bantuan ke kita dan menyumbangkan dana besar keperusahaan kita, dan kamu menyia nyiakan itu, jadi sebaiknya papa memutuskan Mina lah yang menjadi Manager Perusahaan dan kamu menjadi bawahannya, papa melakukan ini agar kamu tidak melunjak dengan apa yang papa berikan” Jelasnya.

“Papa memang gak pernah ngerti sama apa yang Nayeon rasakan, yang papa inginkan hanyalah Uang uang dan uang, pa Nayeon  juga butuh kasih sayang papa, bagi waktu papa untuk Nayeon bukan untuk uang papa”.

Nayeon segera berlari kekamarnya dengan air mata yang terus mengalir dipipinya, Mina? Dia tersenyum bahagia karena melihat Nayeon menangis.

Konflik bentar lagi kayaknya..
Minanya udah muncul tuh..

Repeat Again (Jjk >< Iny) ▶End◀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang