Tigapuluh Enam

1.3K 129 8
                                    

Kali ini memang Nayeon tidak bisa lagi menangis, air mata yang selalu keluar begitu saja kini tak dapat lagi jatuh, dia ingin belajar menjadi perempuan tegar tanpa ada air mata.

“ini semua kesalahan gue? Gue yang mengakibatkan kekacauan dikeluarga ini? Dan gak sepantasnya gue dan nyokap gue ada ditengah tengah kebahagiaan kalian, gue jahat, dan gak sepantasnya gue ada didunia ini, apa menurut lo, gue mati aja? Biar gue gak buat masalah lagi?”

Mina yang sepertinya mulai depresi dengan keadaan keluarganya sendiri kini malah bertanya tanya dan tersenyum senyum seperti orang tidak waras.

“iya! Memang itu yang pantas gue dapatkan” katanya dan keluar dari kamar Nayeon, Mina berlari seperti mencari sesuatu.

“Gue emang gak pantas ada disini, lo akan bahagia tanpa gue Nay” gumamnya dan mengambil sebuah pisau tajam yang ada didapur dan mengarahkannya pada nadinya itu.

“Min! Lo apa apaan sih! Lo itu udah gila ya?” Dengan cepat Nayeon merebut pisau yang ada ditangan Mina tadi.

“iya Nay! Gue udah gila, gue gila Nayeon!” ucapnya.

“bukan sepenuhnya kesalahan lo, ini kesalahan papa, papa yang membuat ini menjadi besar! Gue mohon jangan pernah lo berniat mau bunuh diri” bentak Nayeon, Mina terdiam dan masih menangis.

“gue jahat Nay dan gue gak pantas merasakan kebahagiaan di dunia ini” Nayeon langsung memeluknya dengan kasih sayang, dan baru kali ini ia bisa memeluk adik tirinya sendiri.

“gue memang gak bisa memegang janji sama nyokap gue, janji dimana gue harus menjaga lo seperti menjaga adik kandung gue sendiri”.

“hiks… gue minta maaf kalau selama ini gue buat lo nangis..gue adek yang jahat buat lo, gue gak pernah bisa merasakan kebahagiaan dari lo, ternyata gue salah.. selama ini lo berusaha memberikan kebahagiaan buat gue, gue minta maaf Nay” Kata Mina yang kembali terisak.

“gue juga minta maaf ya, gue juga minta maaf karena selama ini gue gak pernah menyadari kalau kebahagiaan gue didepan mata, kebahagiaan gue itu lo Min” Ucap Nayeon dan tersenyum, mereka kembali merasakan kebahagiaan yang telah hilang, kebahagiaan sebagai kakak dan adik.

“lo janjikan mau buat gue selalu tersenyum, lo janjikan Nay?” tanya Mina antusias, Nayeon kembali tersenyum dan mengangguk.

“gue janji”.

“dan lo janjikan gak akan ninggalin gue sendiri disini, lo gak akan pergi kan? Gue mohon ya, lo jangan pergi, gue udah tau niat lo mau pergi dari negara ini, bahkan lo akan tinggal dinegara orang selamanya”.

Kini Nayeon hanya bisa diam, kalau tentang hal ini dia tak bisa menjawabnya. Dia benar benar harus pergi, pergi ketempat yang jauh, melupakan masa lalunya dan tentunya melupakan seseorang yang berhasil membuat hatinya hancur.

“lo gak pergi kan Nay? Gue mohon lo jangan pergi ya, kalau lo pergi siapa yang jagain gue disini?” Mina terus menahan Nayeon untuk tidak pergi, namun tetap saja tekad Nayeon sudah bulat untuk meninggalkan masa lalunya disini dan mengulang lagi masa masa yang indah disana.

“Kan ada Jungkook disamping lo, gue gak mungkin disini terus terusan Min, gue mau semua yang tersakiti bisa tergantikan disana, dan gue… gue……”.


~~~
“Emang kenapa sih lo gak mau pindah ke kanada? Bukannya disana tempatnya lebih menyenangkanya?”---

“gue gak mungkin ninggalin orang yang gue sayangi disini, rasanya sangat mustahil kalau gadis yang benar benar gue sayang tinggal sendirian dirumah yang besar ini”.

Air matanya terjatuh saat mengingat kembali memori masa lalunya bersama Laki laki yang sampai sekarang tak pernah peka dengan perasaannya, ia mengatakan hal yang sejujurnya juga dibalas oleh Nayeon, tapi ternyata kata sayang yang keluar dari suara hatinya itu bukan kata sayang sebagai orang yang spesial, tapi hanya sebatas sahabat.




🐰NAYEON

aku mengingatnya Jungkook, aku ingat disaat kamu mengatakan sayang, disaat kamu berhasil mengambil ciuman pertamaku, dan aku sama sekali gak bisa menghapus semua kejadian itu dari memoriku, aku masih mencintaimu dan menyayangimu.

Enggak!! semua yang berlalu biarkan berlalu, aku sama sekali gak bisa mengulang masa lalu, masa lalu yang memang tak seharusnya hadir dalam hidupku.

Kamu berhasil, berhasil membuatku seperti orang yang tidak tau arah, arah dimana hatimu berada, kamu berhasil membuatku menjadi makhluk Tuhan yang paling lemah, semua permainan ini dimulai karenamu, karena hatimu.

“Jungkook? Tapi gue bisa… gue bisa mengakhiri hubungan gue dengan dia, dan gue akan berusaha membujuknya untuk bersama lo, selamanya”.

“Enggak! Lo gak boleh nyakitin dia, lo harus buat dia tersenyum Min, jangan sakiti dia, gue mohon.. dia benar benar cinta sama lo, dan gue… gue hanya penganggu hubungan kalian” bantah Ku.

“gue mohon, jangan sakiti dia”

Aku berjalan menaiki tangga menuju kamarku, menutup pintu kamar dengan rapat dan membaringkan tubuhku diatas ranjang, memikirkan sesuatu hal yang mustahil untuk dapat menjadi nyata.

Tuhan, jangan buat orang yang aku sayang tersakiti, biarkan aku yang merasakan sakit hati ini, jangan mereka, mereka sama sekali tidak bersalah, akulah yang memulai semuanya, aku yang salah mengenalkannya dengan Mina, aku yang salah memasukannya kedalam kehidupan kami, semua salahku, dan aku mohon jangan biarkan dia merasakan sakit yang kurasakan sekarang, aku hanya ingin melihatnya terus tertawa, melihatnya bahagia dan melihatnya selalu tersenyum bersama orang yang dicintainya dan aku sama sekali tidak ingin melihatnya bersedih, tersakiti karena ulahku sendiri.

Jungkook, hanya satu yang kuminta sama kamu, aku minta kamu juga bisa membuat Mina bahagia, jangan ada sifat jailmu yang muncul saat bersamanya, aku sudah hafal itu, hafal dengan kejahilanmu bersamaku.
POV OFF.



Repeat Again (Jjk >< Iny) ▶End◀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang