Tigapuluh Lima

1.2K 127 10
                                    

~~~~

“Mina!” Nayeon kaget saat melihat Mina sudah diambang pintu menatap kesedihannya, Mina masih terdiam dengan beribu ribu kebingungan.

“hmm… gue..gue” Nayeon menghampiri Mina yang masih diam seribu bahasa.

“maafin gue ya, karena gue semua kebahagiaan lo hancur”.

“enggak, bukan lo.. tapi… tapi gue” Mina menundukkan kepalanya sedangkan Nayeon masih bingung dengan apa yang ingin disampaikan Mina

“emm… lo mau ke.. kemana?”Tanya Mina yang mengalihkan pembicaraan mereka tadi, Mina menatap semua barang barang yang ada dikamar Nayeon, terlihat sangat rapi dengan didampingi dua koper disamping ranjang Nayeon.

“percuma kan kalau gue jawab, itu gak penting buat lo. Tapi lo tenang aja, kebahagiaan yang sesungguhnya akan datang kok, buat lo dan buat orang yang lo sayangi” jawab Nayeon yang tersenyum paksa dihadapan Mina.

“hmm… lo bohong, jadi sekarang lo mau lari dari kenyataan, lo kalah dengan gue, mana kata kata lo dibuku itu, mana kata kata lo akan mendapatkan kembali kebahagiaan lo dulu, lo pembohong besar Nay, kenapa lo mau nyerahin kebahagiaan lo buat gue? Apa lo udah bosan dengan hadirnya gue disini? Lo bosan dengan gue yang selalu mengambil apa yang menjadi hak lo? Dan apa lo juga bosan mendengar kata cinta yang keluar dari mulut Jungkook untuk gue” tanya Mina bertubi tubi.

“jawab Nay! Kenapa lo diem? Biasanya juga lo selalu ngejawab semua pertanyaan gue dengan nada ngebentak lo itu kan, tapi kenapa sekarang lo berubah menjadi kaku, lo takut? Lo takut dengan kehadiran gue, iya!” bentak Mina dengan air matanya yang terjatuh.

“maaf, gue gak ngerti maksud lo! Dan jangan paksa gue untuk menjawab semua pertanyaan lo” kata Nayeon yang kembali memasuki kamarnya.

“sebenarnya mau lo itu apa sih? Bukannya lo senang kalau gue kalah dengan permainan ini?” tanya Nayeon yang kembali menghadap Mina, Mina hanya tersenyum sinis dengan mata yang masih sembab.

“gue Cuma gak mau berhutang budi sama lo! Kenapa lo mau donorkan darah lo untuk gue yang gak berguna ini? Bukannya lo benci sama gue? Lo dendam sama gue?” tanya balik Mina dan melemparkan secarik kertas dihadapan Nayeon.

“gue Cuma gak mau orang yang gue sayangi itu kembali merasakan sakit! Sekarang lo udah taukan kenapa gue mau ngalah sama lo? Kenapa gue harus memberikan sebagian darah gue buat lo? Gue bosan dan gue capek kalau terus terusan jadi musuh lo, gue masih ingat kata nyokap gue tentang kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan.

Dan lo tau, dari dulu memang gue selalu kesepian, yang gue mau hanyalah teman bermain gue, teman yang bisa ngertiin perasaan gue dan dari pertama lo muncul dikehidupan keluarga gue itu menjadi sebuah keajaiban yang diberi Tuhan buat gue,

Keajaiban agar gue gak pernah kesepian lagi, tapi apa nyatanya, setiap gue mau berbagi kebahagiaan, lo selalu ngalangi kan? Gue tau maksud awal lo, maksud dari semua permasalahan ini! Bukan Cuma lo yang sedih Min, gue juga, bahkan gue gak mampu menahan tangis gue saat mengetahui lo adik tiri gue, tangis kebahagiaan gue karena mempunyai adik seperti lo” jelas Nayeon.

Kali ini memang Nayeon tidak bisa lagi menangis, air mata yang selalu keluar begitu saja kini tak dapat lagi jatuh, dia ingin belajar menjadi perempuan tegar tanpa ada air mata.

“ini semua kesalahan gue? Gue yang mengakibatkan kekacauan dikeluarga ini? Dangak sepantasnya gue dan nyokap gue ada ditengah tengah kebahagiaan kalian, gue jahat, dan gak sepantasnya gue ada didunia ini, apa menurut lo, gue mati aja? Biar gue gak buat masalah lagi?”

Mina yang sepertinya mulai depresi dengan keadaan keluarganya sendiri kini malah bertanya tanya dan tersenyum senyum seperti orang tidak waras.


Repeat Again (Jjk >< Iny) ▶End◀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang