Chapter6

8.7K 790 25
                                    

Vote before Read!
Enjoy, happy Reading♡

...

Taehyung menggeram rendah dengan pinggul yang masih bergerak kasar. Tak memperdulikan keadaan istrinya yang sudah kacau.

Jungkook. Air mata yang bersatu dengan keringat. Ringisan yang bersatu dengan desahan. Badan kehentak yang membuat kepalanya pening luar biasa. Tubuhnya seperti mati rasa. Dipukul, ditampar; berulang kali, hingga memar yang amat teramat kentara.

Kegilaan Taehyung menampar keras kewarasan Jungkook.

Jungkook kembali berteriak saat orgasme; lagi, untuk kesekian kalinya. Belasan kali.

Taehyung benar-benar tak memberinya ampun, atas kesalahan- yang tidak ia perbuat?

Bukan memelan, ritme itu semakin kuat dan brutal. Badan Jungkook mengejang, pandangannya memutih dengan nafas yang memburu.

Wajah sembabnya mendongak, mencoba mengais udara yang semakin menipis karena tak bisa bernafas normal.

Cengkraman kuat pada sprei perlahan melemas seiringan dengan pandangan yang tadinya putih berubah jadi hitam.

Jungkook pingsan.

.
.
.

"Aku tidak yakin."

Yoongi mendengus saat Hoseok berulang kali mengatakan hal yang sama.

"Yayaya. Bisakah kau diam?!" Kesal Yoongi.

"Tapi Hyung, sejak kapan Taehyung punya adik jauh? Setauku, dia-"

"Aku juga tau. Mungkin ada beberapa hal yang Privasi, sehingga Taehyung tak bisa memberitahu tentang hal itu- atau semacamnya."

"Benarkah?"

Yoongi bergumam. Kembali memeriksa ponselnya yang berisi menampilkan gambar Jungkook dua hari yang lalu. Saat mereka menghabiskan waktu bersama. Entah dorongan dari mana, tapi Yoongi langsung sayang pada Jungkook sampai sebesar ini walau baru saja bertemu.

Bukankah aneh? Ia tak bisa bersosialisasi sebelumnya. Tapi kali ini beda. Pada Jungkook. Ia bahkan dengan lancarnya memanggil Jungkook dengan sebutan Kookie. 'Ie'? Ia bahkan benci berlagak imut dengan panggilan jelek seperti itu.

Jungkook berpengaruh besar untuk itu.

"Itu siapa Hyung?"

Lamunan Yoongi buyar karena pertanyaan Hoseok, "Kepo."

"Aku kan hanya bertanya. Kau pelit sekali. Wajah pucat yang menyeramkan- iya iya, turunkan ponsel itu."  Hoseok menatap ngeri tangan Yoongi yang mengangkat tinggi ponselnya, bersiap menghantam kepalanya.

"Menyeramkan."

"Diam!"

.
.
.

"Akh."

Jungkook meringis untuk kesekian kali. Meneteskan air matanya saat melihat tubuhnya yang tertutupi selimut itu penuh memar serta bercak darah.

Tangannya menyentuh pelan bagian yang membiru. Berfikir itu semua hanya ilustrasi belaka, berfikir kejadian semalam hanya mimpi buruk. Tapi nyatanya tidak. Tidak seperti itu.

Hurt Of Love (Vkook/Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang