Vote before Read!
Enjoy, happy Reading♡𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃
Udara begitu dingin, seakan menembus kukit dan menusuk tulang di dalamnya. Angin berhembus sedikit kencang, membuat helaian rambut yang terlihat begitu lembut itu bergerak mengikuti arah angin. Namun begitu, lelaki dengan wajah manis dan mungil itu tampak tak bergeming, berdiri di balkon sendirian seraya menatap kota Jepang yang terlihat indah di malam hari.
"Aku pikir Kau sudah tidur, Kookie.."
Jungkook, si lelaki manis menoleh, tersenyum lembut saat melihat lelaki dengan rahang tegas namun dengan wajah lembut itu terlihat di pintu balkon dan berjalan menghampirinya.
"Ah, tidak, Hyung. Aku belum tidur, sedang menikmati angin malam." Jawabnya lalu kembali melihat ke depan.
Lelaki lainnya terkekeh, mengambil posisi berdiri di samping Jungkook lalu ikut melihat ke depan.
"Aku pikir ini cukup dingin hingga udaranya tak bisa dinikmati." Ujar lelaki itu kembali.
Jungkook tertawa kecil lalu mengeratkan jaket nya. "Tapi suasananya tenang, Hyung. Aku menyukainya.."
Mengangguk saja, lelaki yang dipanggil 'Hyung' itu memilih diam dan ikut menikmati malam yang katanya tenang tersebut.
"Ini sudah awal tahun ketiga aku bersamamu.." Ujar Jungkook dengan suara lembut, "Terimakasih, Taeyong Hyung.."
Senyuman tipis terlihat di wajah lembut lelaki di samping Jungkook, Taeyong seperti tak terkejut dengan kalimatnya.
"Kau selalu mengatakannya di awal tahun, ku harap Kau tak mengucapkan terimakasih lagi hingga awal tahun berikutnya.."
Keduanya tertawa, membuat udara dingin sebelumnya menjadi sedikit menghangat. Setelahnya, mereka berpelukan ; entah siapa yang memulainya.
Mata bulat keduanya berkaca-kaca, dengan perasaan haru yang menyelimuti. Masih tidak menyangka jika mereka yang awalnya tak saling mengenal, kini telah menjadi keluarga walau tanpa ikatan darah.
Keduanya saling membutuhkan, itu yang terlihat sejak awal hingga sekarang.
𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃𓈃
Pagi hari telah tiba, cuaca yang sedari tadi malam dingin, kini menjadi lebih hangat sebab matahari mulai terlihat menyinari kota Jepang.
Suara ribut di dapur terdengar karena Taeyong sedang memasak. Berbeda dengan Jungkook yang tampak membereskan rumah kecil mereka.
"Apa dua buntalan sudah bangun, Kookie?"
Jungkook menoleh, hendak menjawab pertanyaan Taeyong, tetapi tak jadi saat suara lain terdengar dari tangga.
"Siapa yang Papa sebut buntalan?"
Taeyong dan Jungkook menoleh pada anak berusia 9 tahun, berjalan turun dari tangga dengan baju tidurnya yang berwarna hitam.
"Kau dan adikmu, tentu saja." Jawab Taeyong lalu kembali sibuk pada masakannya.
"Aku sudah dewasa." Jawabnya dengan suara serak dan sedikit berat; sedikit tak sesuai dengan umurnya yang masih 9 tahun.
Jungkook tersenyum lalu merapikan rambut anak itu yang tampak mencuat sebab bangun tidur.
"Duduklah dulu dan minum air putih, Jeno.." Ujar Jungkook lembut seraya memberikan segelas air putih.
"Terimakasih, Eomma.." Pelan Jeno.
"Kau sudah menggosok gigimu bukan?" Tanya Taeyong seraya membawa makanan yang sudah selesai Ia masak ke meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Of Love (Vkook/Taekook)
De Todo[PRIVATE] "Luka yang kau torehkan pada fisik dan batinku tak sebanding dengan rasa cintaku untukmu. Tak peduli sekeras apapun kau menolak untuk menerimaku dan terus menyiksaku, aku tetap mencintaimu." ●○●○ Warning : • Boy x Boy / Yaoi • M-Preg • T...