Vote before Read!
Enjoy, happy Reading♡...
"Jungkook?"
Suara lembut Seokjin yang bergetar masih terdengar. Mengetuk pintu kamar Jungkook yang tertutup, air matanya juga mengalir namun tanpa isakan; benar-benar takut Jungkook mendengar isakannya.
"Sayang?"
Seokjin menyandarkan kepalanya pada pintu kamar Jungkook, tak menghiraukan suaminya yang menghampirinya.
"Beri dia sedikit waktu." Ujar Namjoon lagi lalu meraih lengan Seokjin.
Dan Seokjin tanpa penolakan, menerima tarikan halus dari suaminya. Tak ada yang patut disalahkan disini, entah itu Namjoon atau bahkan Seokjin sendiri. Masing-masing dari keduanya ingin melindungi Jungkook dan tak ingin membuat adik mereka menangis.
Sedangkan di dalam kamar tersebut, air mata Jungkook terus mengalir dan mengenai kertas yang dipegangnya. Isakannya yang terdengar lirih seakan menyampaikan rasa kecewa dan sakit hatinya. Tak ada yang bisa Ia lakukan, bahkan untuk sekedar merobek kertas perceraian itu.
Lelaki berwajah lucu itu terlihat rapuh atau bahkan hancur? Dadanya terasa sesak, tangisnya pun tak mau berhenti. Wajahnya sembab, matanya memerah, dan tangannya bergetar.
"A-apa yang harus ku lakukan? Hiks..."
Kertas itu Ia letakkan pada sisi kasur, dan telapak tangannya kini berpindah untuk mengusap perutnya yang terlihat buncit.
"K-kita dibenci, k-kita tak diharapkan. Hiks.. h-haruskah.. kita pergi? Hiks.."
.
.
."Antarkan aku ke rumah Seokjin Hyung."
Jimin menoleh sekilas pada Yoongi yang berbicara dengan ketus. Tak menjawab, dirinya sibuk memasang dasinya dengan susah payah.
Dan terkejut, saat Yoongi menghampiri lalu menarik dasinya yang terpasang tak rapi.
"Bodoh."
Jimin mendengus saat Yoongi mengumpatinya di pagi hari.
"Aku akan bekerja, dan doamu seperti itu untukku. Ini masih pagi." Kesalnya.
"Siapa yang mengatakan ini sore hari? Di pagi hari sebelum matamu terbuka, aku sudah mendoakanmu." Ketus Yoongi lagi.
Dan Jimin menghela nafas, merasa dirinya bersalah lagi. Tangannya terangkat dan mengusap pipi kekasihnya, namun Yoongi tak memberikan respon apapun.
"Seharusnya aku yang marah sebab Kau menolakku. Tetapi kenapa sekarang justru Kau yang ketus padaku?"
"Aku tak begitu!" Yoongi memekik lalu menepuk dasi Jimin sedikit keras. "Jangan banyak bicara dan antar aku ke rumah Seokjin Hyung! Perasaanku tak nyaman! Aku menelfon Seokjin Hyung tapi tak diangkat!"
"Mau telfon Namjoon Hyung?"
Yoongi menggeleng dengan cepat. "Aku tak mau!" Tolaknya. "Antarkan aku saja! Cepat!"
"Iya-iya, tak usah menangis begitu."
Yoongi menatap tajam Jimin dengan mata kucingnya, dan Jimin tertawa akan hal itu.
"YA! KENAPA TERTAWA?!" Teriak Yoongi.
Jimin terkekeh. "Kau lucu, Baby."
Yoongi mendengus, memilih keluar terlebih dahulu dan membuat Jimin gelagapan mengikuti kekasih mungilnya yang sedang berjalan dengan kaki dihentak-hentakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Of Love (Vkook/Taekook)
De Todo[PRIVATE] "Luka yang kau torehkan pada fisik dan batinku tak sebanding dengan rasa cintaku untukmu. Tak peduli sekeras apapun kau menolak untuk menerimaku dan terus menyiksaku, aku tetap mencintaimu." ●○●○ Warning : • Boy x Boy / Yaoi • M-Preg • T...