Chapter28

7.8K 651 100
                                    

Vote before Read!
Enjoy, happy Reading♡

...

Saat tertutup, kelopak mata itu bergerak-gerak. Butuh beberapa saat sampai akhirnya terbuka dan menunjukkan kelereng mata yang indah.

Pemilik mata itu; Jeon Jungkook, mencoba memfokuskan sesuatu yang ia lihat, walau jelas-jelas hanya dinding putih. Ini bukan kamarnya ataupun kamar suaminya, ia tahu itu.

Hendak berfikir, namun kepalanya terasa pening membuatnya meringis. Bertepatan dengan itu, dirinya baru sadar jika ada bau khas obat-obatan yang masuk dalam indra penciumannya.

'Ceklek'

Jungkook menggulirkan matanya kearah depan. Terlihat lelaki tinggi dengan umurnya yang bisa dibilang mapan, dengan balutan jas putih ia kini sedang melangkahkan kakinya dengan mantap; menuju kearahnya.

"Apa yang kau rasakan?"

"P-pusing."

Jawaban lirih Jungkook mendapat respon anggukan oleh sang dokter. Tangannya mulai lihai memeriksa beberapa yang harus ia data.

"Syukurlah kau baik-baik saja." Ujar dokter itu menjeda, "Apa kau haus?"

Jungkook sebenarnya ingin menolak sebab merasa tak enak, namun tenggorokannya sakit karena kering.

Dokter itu tersenyum lembut saat Jungkook mengangguk samar. Ia mulai mengambil sedotan khusus yang dibungkus rapi dengan plastik steril agar tetap terjaga kebersihannya.

Susah payah Jungkook membuka mulutnya yang terasa kaku, hingga akhirnya ujung sedotan berhasil ia jepit menggunakan belah bibirnya.

"Perlahan saja, Nyonya Kim." Ujar sang dokter saat Jungkook mulai menyedot air putih itu.

Setelah selesai, gelas itu kembali diletakkan. Tangan sang dokter kembali membenarkan letak kepala Jungkook agar merasa nyaman.

"Jangan memikirkan apapun untuk sementara waktu," Ujar sang dokter. "Tubuh dan kandunganmu cukup lemah. Kau harus banyak istirahat, Nyonya Kim."

Jungkook tak menjawab, membiarkan dokter itu beserta suster di belakangnya keluar dari ruangan. Meninggalkan Jungkook yang kini menutup mata.

Bukan hanya tubuh dan kandungannya saja yang butuh istirahat.

Namun juga, hatinya.

.
.
.

Yoongi benar-benar geram hari ini.

Bagaimana tidak? Park Jimin si bantet itu sedari tadi menggendongnya seperti koala. Kemanapun ia hendak pergi, Park Jimin akan dengan sangat gembira hati membawanya bak Ibu Koala.

"Melihatmu seperti ini membuatku kebelet pipis, tau!"

Jimin memasang wajah pura-pura terkejut, "Oh astaga. Kamar mandi? Ayo!" Serunya menggebu dan mulai berbalik kearah kamar.

Yoongi jadi gelagapan, bingung harus menghentikan Jimin seperti apa. Sebab jika mereka sampai di kamar mandi, habis sudah.

"Aku lapar!" Seru Yoongi cepat membuat langkah Jimin terhenti.

Jimin mengedarkan pandangan mencari jam dinding. Benda mewah dengan detik waktu itu menunjukkan pukul 2 siang.

Jimin mengerang, "Sudah sesiang ini, kenapa kau baru bilang jika kau lapar, baby?" Marah Jimin.

Yoongi tak terima, "Sedari tadi aku ingin bicara! Tapi kau selalu memotong dan berbicara omong kosong!" Marah Yoongi balik.

Jimin menghela nafas saat merasa berdebat 'pun tak guna. Ia membawa Yoongi ke dapur setelah mengecup lembut bibir kekasihnya.

Hurt Of Love (Vkook/Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang