Chapter 33

5.9K 402 33
                                    

Vote before Read!
Enjoy, happy Reading♡

...

Mata Jungkook terbuka perlahan saat merasakan tepukan halus pada pipinya. Dan yang dilihat pertama adalah Seokjin beserta senyumannya yang hangat.

"Masih pusing?" Suara lembutnya juga terdengar membuat Jungkook ikut tersenyum.

"Sudah tidak, Hyung." Jawabnya seraya mencoba duduk. "Apa Namjoon Hyung sudah pulang?"

"Lebih awal." Ujarnya seraya terkekeh. "Ayo makan malam bersama."

"Bisakah aku mandi dulu, Hyung?"

Seokjin mengangguk. "Tentu, mandilah. Seraya menunggu, aku akan menyiapkan semua."

"Maaf merepotkanmu, Hyung." Lirih Jungkook.

"Hey," Seokjin mengelus kepala Jungkook. "jangan berkata begitu. Kau tak merepotkan sama sekali. Cepat mandi, Kookie."

Jungkook mengangguk, turun dari kasur dan berjalan ke arah kamar mandi. Seokjin tersenyum seraya menggelengkan kepala, beranjak dari kasur lalu keluar kamar.

"Dimana Jungkook, Baby?"

Seokjin membiarkan suaminya keluar dari kamar dan langsung memeluk pinggangnya.

"Dia sedang mandi." Jawabnya seraya mengelus lengan Namjoon.

"Maafkan aku soal kemarin ya?"

Pipi Seokjin bersemu; mengingat semua kejadian di kantor Namjoon. "A-aish! Jangan mengulanginya!"

Namjoon terkekeh. "Iya, Sayang. Aku janji."

Seokjin menyiapkan kursi yang biasa diduduki suaminya. Dan setelah Namjoon duduk, Seokjin mulai menyiapkan semuanya.

"Apa keadaan Jungkook sudah membaik?"

Seokjin mengangguk seraya meletakkan piring berisi nasi ke meja depan suaminya.

"Iya, sudah. Sepertinya anak itu hanya kelelahan, karena seusai aku menjemputnya di rumah Jinhwan, aku langsung membawanya ke rumah Yoongi. Kami melakukan banyak hal disana."

Namjoon mengangguk saja, dan melihat Seokjin yang sudah menyelesaikan semuanya hanya dengan berbicara sederet kalimat itu. Namjoon tersenyum memperlihatkan cacat pipinya yang menawan.

"Ada apa?" Tanya Seokjin seraya tersenyum geli. "Kau memperhatikanku seakan-akan aku cinta pertamamu."

"Kau memang bukan cinta pertamaku, tapi cinta terakhirku."

Pipi Seokjin bersemu lalu memukul bahu seaminya sebelum duduk di kursinya. "Kenapa serius sekali?"

"Aku memang serius jika itu tentangmu."

Seokjin tertawa malu. "Jangan bertingkah seperti jaman kuliah saat kita baru berpacaran, itu menggelikan."

"Walau menggelikan Kau menyukainya." Goda Namjoon.

Seokjin tak menjawab selain merengek, membuat Namjoon tertawa gemas.

"Coba saja kita mempunyai anak, mungkin kita akan lebih lengkap lagi." Ujar Seokjin tiba-tiba.

Namjoon menggenggam tangan Seokjin yang bertaut. "Kau sudah cukup untukku."

"Aku tau." Seokjin menghela nafas. "Kau juga cukup untukku, dan aku merasa sempurna karenamu. Tapi seorang anak itu penting, Joon-ah. Kita tak bisa menampik kenyataan itu."

Namjoon menghela nafas. "Kita sudah pernah membahas ini. Kenapa dibahas lagi hm?"

"A-aku hanya.."

Hurt Of Love (Vkook/Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang