Chapter32

6.9K 494 47
                                    

Vote before Read!
Enjoy, happy Reading♡

...

Seokjin benar-benar menjemput Jungkook di pagi hari. Terlalu pagi hingga Jungkook belum sempat sarapan di rumah yang menjadi penginapannya untuk satu malam.

"Aku tidak mau tau! Kalian harus makan dulu!" Kesal Jinhwan mencoba menarik lengan Jungkook yang ditahan oleh Seokjin.

Seokjin mendengus, hendak menjawab ocehan Jinhwan, namun itu tidak dilakukannya saat dari belakang Jinhwan, ada lelaki tinggi dengan setelan jas yang membalut tubuhnya dengan baik. Walau lelaki itu tidak setinggi dan setampan Namjoon, namun tetap saja Seokjin cukup terkagum melihatnya.

"Masuk saja."

Seokjin sedikit terkejut saat mendengar suara berat dan serak itu, namun tak menghilangkan nada ramah di dalamnya.

"Aku akan bekerja, bawakan aku bekal untuk nanti, Sayang." Ujar Junhoe pada istrinya yang kini mendongak seraya membenarkan dasi suaminya.

"Kau sudah minum susumu? Bagaimana dengan roti panggangnya?"

Junhoe mengangguk, mengecup kening istrinya lalu pamit untuk pergi bekerja. Meninggalkan ketiga submissive yang kini menatap kepergiannya dengan ekspresi yang berbeda-beda.

"Kalian mendengarnya bukan? Suamiku menyuruh kalian masuk. Jadi ayo masuk sekarang!"

Seokjin dan Jungkook hanya pasrah saat Jinhwan menarik masuk keduanya menggunakan tangannya yang mungil.

"Aku memasak banyak karena tau Seokjin Hyung akan datang pagi." Celoteh Jinhwan yang tidak dihiraukan oleh Seokjin.

Ketiganya duduk di kursi yang disediakan, menatap hidangan yang tersaji banyak di atas meja.

"Ingin ku ambilkan nasi?" Tanya Jinhwan mulai membalik piring untuk mengambil nasi.

"Tidak perlu." Tolak Seokjin halus. Ia ikut berdiri untuk mengambil nasi lalu menaruhnya pada piring, memberikannya untuk Jungkook lalu untuk dirinya sendiri.

"Seharusnya ini tidak dilakukan, tapi terimakasih, Jinhwanie."

Jinhwan terkekeh saat Seokjin mengatakannya dengan lembut dan tulus. Ia duduk lalu mulai makan setelah menyuruh keduanya untuk makan pula.

"Kukiku, ambil ayam yang banyak. Kau harus gemuk, jadi makan jangan sedikit!"

Jungkook mengangguk saja, memakan makanan diatas piringnya yang lumayan banyak karena ulah tangan kedua lelaki dengan tinggi badan berbeda namun dengan suara nyaring yang sama.

.
.
.

"Kau bahagia disana?"

Jungkook terkekeh saat Seokjin bertanya hal seperti itu seraya menyetir. "Aku baik-baik saja, Hyung. Kau bertanya seakan-akan aku sudah disana selama sebulan lebih."

Seokjin menoleh lalu tersenyum tipis, "Aku hanya memastikan. Kau tau? Aku hampir pingsan saat tidak menemukanmu di rumah. Sedangkan Sekretaris Namjoon mengatakan jika Kau sempat kesana."

Jungkook terdiam, bingung harus menjawab apa. Ia tak tau, apa saja yang dikatakan Sekretaris Namjoon kemarin pada Seokjin. Apa Ia tahu jika Jungkook menangis?

"Kau benar-benar kesana, Kookie?"

Jungkook mengangguk tanpa menoleh. "Iya, Hyung. A-aku kesana."

"Maafkan aku karena tidak tahu, kenapa Kau tak memanggilku? Kertas yang Kau titipkan, itu.. lupakan! Apa Kau menggunakan taksi untuk pulang-pergi?"

Hurt Of Love (Vkook/Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang