Awal dari semuanya

1.7K 51 0
                                    

Keesokan harinya seperti biasa, aku datang ke sekolah dengan muka sedingin kulkas, tak ada senyum sama sekali. Saat aku melewati koridor aku bertemu dengan Rafi, si brengsek itu. Dia tersenyum kepadaku, "apa guna nya dia senyum, jijik banget" kataku dalam hati.

Saat aku ingin ke kelas, langkah ku dihentikan oleh pak Suryo, katanya "gimana Sis musikalisai puisinya?"
Aku pun menjawab dengan cuek "iya udah pak"
"Yaudah bapak mau ke kantor dulu ya" katanya dengan sopan

Saat aku sampai ke kelas aku langsung menghampiri Salsa dan Nabila.
"William nembak gua kemaren" kataku dengan dingin
"Hah serius? Gila lo baru putus udah ada aja yang nembak" kata Nabila dengan kaget
"Lo terima kan? Ih gila Willi itu ganteng, maniss, yaampun..." kata Salsa dengan nada lebay
"Gua ga suka, ga gua terima" jawabku dengan dingin
"Kok lo bego sih Sis yaampunnn" kata Salsa
"Udah ah gua pengen ke ruang musik" jawabku.

Aku pun keluar kelas dan berjalan menuju ruang musik, saat aku sampai sana, ada William lagi main gitar. Aku mengintip dari sela-sela pintu, nada-nada gitar itu sangat indah mampu membuat jantung ini berdebar cukup kencang. Tapi saat aku sedang mengintip tiba-tiba ada yang menarik tangan ku.
"Apaan sih!" kataku dengan ketus
"Sis, gua mau minta maaf, gua nyesel" mohon Rafi dengan sedikit wajah melas
tanpa basa basi lagi aku pun langsung masuk ke ruang musik untung menghindar cowo brengsek itu, tapi sayang nya dia mengikuti ku sampai dalam.
"Sis gua mohon maafin gua:(" katanya sambil memelas
"Gua sama Sista mau latihan" sambar William sambil menatap wajah Rafi dengan ganas layaknya singa yang mau menerkam mangsanya
"Gua mohon kasih gua waktu buat jelasin semuanya ke Sista" kata Rafi
"Apa lagi yang perlu dijelasin? Lo udah nyakitin dia, lagi pula kan dia cuma bahan taruhan lo haha" jawab William dengan dingin
"Awal nya memang bahan taruhan, tapi sekarang gua bener-bener nyeselll, gua bener-bener sayang sama Sista" jawab Rafi
"Mending sekarang lo keluar, atau gau perlu main kasar?" tanya William

Karena Rafi takut dia pun memutuskan keluar dengan wajah putus asanya itu, sementara aku? Aku masih menatap William dengan tatapan kagum. Yang aku lihat sekarang adalah perbuatan dia sangat lah tulus.

"Makasih" kataku sambil menatap gitar William seolah mengalih kan pandangan
"Buat apa?" tanyanya
"Belain gua" jawabku
"Bukan belain, cuma nolongin doang kok:)" jawabnya balik sambil tersenyum
"makasih" kataku lagi
"Lucu ya lo kalo lagi bilang makasih" katanya sambil sedikit tertawa
"Bilang makasih kok lucu, aneh" jawabku dengan nada sedikit kesal
"Iya sama-sama" jawab William sambil tersenyum
"Oh iya lain kali, kalo ada yang gangguin, ngomong sama gua" lanjutnya
"Kenapa?" tanyaku
"Lo kan my best friend, jadi gua harus nolongin lo dong, ya itu juga sih kalo lo mau" jawabnya

Oh my good William se sweet ini!

"Sejak kapan gua jadi sahabat lo?" tanyaku dengan nada dingin
"Sejak 10 menit yang lalu gua udah nganggep lo sahabat, ya tapi gua gak tau sih lo kaya mana hehe" jawabnya

Aku pun tersenyum mendengar jawaban William, setulus ini kah dia?

"Jadi sahabatan nih?" tanyaku sambil tersenyum jail
"Janji ya sahabat, kalo lo ada apa-apa cerita sama gua dan kalo gua ada apa-apa atau gua mau nembak cewe atau gua suka sama cewe dan lain lain gua bakal cerita ke lo" kata William dengan senyum yang penuh ketulusan
"Iya ya, liat aja sampe lo suka sama gua, gua tonjok lo!" jawabku
"Iya diyaa" jawabnya sambil senyum...


Kalian mau tau diya itu apa?
Hehe penasaran ya;)
Ikutin terus ya cerita ini

Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang