Kim Seokjin menatap tubuh yang tak lagi bernyawa di hadapannya.
Kerumunan warga berkumpul. Bukan hal yang mengejutkan. Seokjin bisa mendengar bisik-bisik dan suara gemuruh di belakangnya ketika semua orang berusaha melihat tubuh itu. Tubuh gadis itu dibuang tepat di samping sebuah bar bernama Adam's Gate dalam keadaan telanjang.
Sudah berapa lama korban berada di luar sini? Sorot mata putus asa itu masih terbuka dalam kematian ketika dia menunggu untuk ditemukan? Berapa banyak orang yang telah berjalan melewatinya sebelum seseorang benar-benar berhenti dan menyadari...
Bahwa gadis itu sudah meninggal. Bukan sekedar pingsan karena mabuk. Melainkan benar-benar meninggal. Dan fakta bahwa tenggorokannya robek―seharusnya hal itu memberikan petunjuk yang mengerikan.
"Detektif Kim Seokjin?"
Itu adalah suara dari salah satu rekan kerjanya. Kim Jonghyun. Salah seorang polisi yang baru saja bergabung dalam Divisi yang menangani serangkaian kasus pembunuhan. Lalu, terdengar lebih banyak suara dari tim kepolisian, dan sepertinya tim TKP masih dalam perjalanan.
"Ada banyak darah," Jonghyun bergumam. Dari sorot matanya, Seokjin bisa menilai bahwa pemuda itu belum banyak berhadapan dengan mayat.
"Bantu aku untuk mengusir para warga pergi dari sini," Seokjin memerintah seraya mengusap sisi lengan kanannya. Kebiasaan lama yang tak bisa dia hilangkan. Jari-jarinya mencengkeram bagian itu, hanya untuk beberapa saat, kemudia dia menegakkan bahu. "Aku ingin melihat tubuh korban dengan jelas."
Jonghyun benar. Ada banyak darah. Benar-benar banyak. Terlalu banyak untuk sebuah pembunuhan. Luka robek di tenggorokannya terbuka lebar hingga ke sisi telinganya. Cara yang mengerikan untuk mati, tapi...
Mungkin si pembunuh melakukannya dengan cepat. Menyayatnya dengan pisau hingga gadis itu tewas.
Korban terlihat cantik. Dengan rambut merah panjang dan kulit yang menawan. Terlalu muda... terlalu muda. Tapi, memang banyak gadis muda di Pirna yang akan berdiri di ambang pintu dengan pencahayaan yang remang, mengenakan pakaian minim untuk membuat para pengunjung berimajinasi, lalu mengundang mereka untuk menari.
Seokjin menunduk di atas tubuh korban, berusaha sangat berhati-hati untuk tidak menyentuh tubuh itu. Bulu kuduk Seokjin meremang, Luka itu terlihat tidak wajar. Mata Seokjin menyipit di antara cahaya temaram, terlalu gelap, dan mungkin itulah sebabnya tubuh gadis itu tergeletak di sana begitu lama.
Dan bukan karena orang-orang tidak peduli pada gadis itu.
Seokjin mengeluarkan ponsel dan menyalakan aplikasi senter. Dia mengarahkan cahayanya ke leher gadis itu.
Ada sesuatu yang lain di sana, di sisi kiri, berjarak sekitar satu sentimeter di atas luka sayatan itu, Seokjin bisa melihatnya...
Dua buah lubang kecil. Luka tusukan? Ya, ya, mereka terlihat seperti luka tusukan.
Tatapan Seokjin kembali mengarah ke wajah korban. Tidak ada siapa pun yang pantas atas kematian semacam ini. Seokjin ingin melepaskan jaketnya untuk menutupi wajah gadis itu-karena ada sesuatu yang terpancar dari sorot mata si korban-tetapi, Seokjin tahu hal itu tidak mungkin dia lakukan karena dia hanya akan mengontaminasi kasus ini, dan hal terakhir yang ingin dia lakukan adalah menghancurkan bukti yang ada.
Seokjin bisa mendengar suara sirene di belakangnya, lantas, dia berdiri. Dia menoleh ke balik bahunya, tatapannya menembus kerumunan, dan saat itulah dia bisa melihat-
Dia.
Seorang pemuda tinggi dengan bahu yang lebar. Dia mengenakan baju hitam―kaos hitam dan celana jins gelap. Rambutnya berwarna cokelat. Wajahnya tampan dan tampak berbahaya. Tatapan matanya intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | NamJin ✓
WerewolfKim Seokjin adalah seorang detektif di Dresden. Dunianya sebagai manusia biasa hancur berantakan ketika dia menangani kasus pembunuhan pertamanya. Seokjin terperangkap dalam pertempuran abadi antara werewolf dan vampir karena kasus pembunuhan yang d...