19

4.1K 638 47
                                    

Chanyeol meletakkan ponselnya di atas meja Yoongi. Pemuda berkulit pucat itu duduk beberapa meter darinya. Chanyeol bisa melihat bagaimana Yoongi mengepalkan tangan, tubuhnya tegang dan Yoongi terus saja menatap dinding, enggan melihat ke arahnya.

Yoongi tidak mengatakan sepatah katapun sejak dirinya tiba di sana, dan Chanyeol mengerti jika pemuda itu benar-benar marah.

Namun, sayang sekali, dia memiliki pekerjaan yang harus di lakukan. "Alpha menginginkan sleeper spell."

Kata-kata Chanyeol berhasil menarik atensi Yoongi karena sekarang pemuda itu menatapnya, "Apa? Itu bukanlah ide yang bagus."

Chanyeol melirik pecahan cermin di atas meja. Ketika dia menatap ke dalam cermin itu, dia tidak melihat apa-apa. Berbeda dengan Yoongi yang bisa melihat segalanya.

Yoongi pernah mengatakan kepadanya bahwa Namjoon akan memimpin lebih lama dari Alpha lainnya─bahwa Namjon akan menjadi semakin kuat dan akan menjadi pemimpin yang ditakuti.

"Apakah masa depan Namjoon akan berubah?" Tanya Chanyeol. "Saat kau melihat ke dalam cermin itu, apakah kau masih melihat takdir yang sama untuknya?"

Dan bagaimana denganku? Batin Chanyeol. Dia harus berhati-hati dengan Yoongi. Dia tidak menginginkan Yoongi melihat terlalu banyak tentang rahasianya.

"Semuanya berubah," kata Yoongi. Tangannya terangkat untuk menyentuh syal yang membalut lehernya. Chanyeol tahu jika Yoongi memiliki bekas gigitan vampir di lehernya, dan fakta itu membuatnya kesal. Vampir itu tidak seharusnya menyentuh Yoongi, "Aku tidak bisa melihat dengan jelas, aku hanya mengetahui..."

Lalu, kata-katanya menghilang.

"Jangan membuatku takut."

"Akhir," kata Yoongi dengan suara yang sedih, "Semuanya akan berakhir."

Bagi sebagian dari mereka, karena Namjoon tidak menganggap enteng pengkhianatan dari anggota pack, dan sleeper spell... ramuan itu bukanlah hanya sekedar ancaman ataupun permainan.

Malam ini akan menjadi malam yang brutal, dan ketika fajar datang... kira-kira siapakah yang masih bertahan?

.

.

.

Tidak ada informasi apapun yang dia dapatkan dari rumah sakit itu.

Jimin menutup pintu mobilnya lantas menoleh ke arah sebuah rumah bergaya peternakan yang terletak di ujung Lili Lane.

Nama yang lucu untuk sebuah jalan, dan ya sesuai namanya, banyak sekali bunga lili yang tumbuh di sepanjang trotoar. Sebelumnya, Jimin telah mengunjungi rumah sakit tempat Seokjin di rawat pasca penyerangan bertahun-tahun lalu. Namun, tidak ada informasi apapun yang bisa dia dapatkan di sana. Tidak ada satu pun staf yang dia temui di sana yang pernah menangani Seokjin lima belas tahun yang lalu.

Jadi sekarang, Jimin mengalihkan pencariannya ke seorang psikiater yang telah mengirim Seokjin ke rumah sakit jiwa. Nama psikiater itu muncul dengan mudah dalam rekam medis Seokjin.

Shervin Cho, seorang psikolog anak yang telah pensiun setahun yang lalu. Wanita itu telah meninggalkan apartemen dan tempat prakteknya dan memilih pindah ke rumah mungil yang menjadi propertinya saat ini.

Jalanan itu sunyi senyap saat Jimin perlahan menaiki tangga. Dokter Shervin adalah satu-satunya orang yang bisa dia andalkan saat ini untuk mencaritahu tentang masa lalu Seokjin. Karena dia tidak ingin kembali sebelum mendapatkan informasi apapun yang bisa dia berikan kepada Namjoon.

Jimin mengangkat tangannya dan mengetuk pintu. Beberapa saat kemudian, dia bisa mendengar suara langkah kaki yang mendekat dari dalam sana. Jimin telah mempersiakan diri untuk tersenyum ramah selagi menunggu. Hingga akhirnya pintu itu berderit terbuka, menampilkan seorang wanita chinese dengan rambut coklat panjang yang berdiri menatapnya.

Moonlight | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang