13 (b)

5K 799 91
                                    

Bagian tangga telah dipenuhi asap hitam ketika Seokjin tiba di sana. Seokjin belum pernah melihat api menyebar secepat ini. Dia terbatuk-batuk ketika dia membantu nyonya Byun menuruni anak tangga terakhir. Pintu keluar gedung hanya beberapa meter jauhnya dan dia berhati-hati memapah nenek tua itu. Setelah memastikan nyonya Byun telah berada di luar. Seokjin masuk kembali dan berbelok ke lorong kanan. Pemilik apartemen yang berada di lantai bawahnya adalah seorang fotografer, Jin Hyosang, dan pemuda itu biasanya tidak pulang sampai fajar tiba. Tetapi Seokjin tetap ingin memeriksa apakah pemuda itu ada di dalam sana.

Anehnya, kenapa alarm di dalam gedung ini tidak berbunyi? Seharusnya detektor asap secara otomatis menyala sehingga springkle yang tersedia di gedung ini mengeluarkan air!

Tangan Seokjin melayang untuk menggedor pintu tersebut, "Hyosang! Jin Hyosang!"

Tidak ada jawaban. Seokjin melirik ke sampingnya. Lorong itu mulai dipenuhi asap hitam.

Dia meraih kenop pintu, mencoba masuk ke dalam sana tetapi pintu itu terkunci. Seokjin menendang pintu tersebut, dan saat itu dia berharap memiliki kekuatan werewolf sehingga dia bisa menghancurkan pintu itu dengan mudah, "Hyosang! Kebakaran!" Seokjin menendang lagi.

Pintu itu akhirnya terbuka. Hyosang mengernyit kesal ke arahnya, "Seokjin?"

Seokjin meraih tangan pemuda itu, "Kebakaran!"

Mata Hyosang melebar, dan dia terhuyung-huyung berlari di belakang Seokjin dengan bertelanjang dada. Seokjin melihat ke arah tangga yang sudah dipenuhi asap hitam. Werewolfnya masih berada di atas sana!

"Namjoon!"

Hyosang menarik tangan Seokjin dan menyeretnya, "Kita harus keluar!"

Jika mobil pemadam kebakaran tidak segera datang. Maka seluruh bangunan apartemen yang ada di blok itu bisa hancur terbakar.

Seokjin mengais udara dengan rakus ketika dia tiba di luar dan dia segera berkata, "Sembilan. Satu. Satu. Cepat hubungi mereka!" Perintahnya pada Hyosang. Hyosang mungkin melupakan bajunya, tetapi dia melihat pemuda itu menggenggam ponsel.

Seokjin berlari ke jalanan di sekitar apartemen. Ayolah werewolf... werewolf... di mana kau berada?

"Seokjin!"

Teriakan itu menggema di antara percikan api yang semakin membesar. Kepala Seokjin sontak mendongak ke arah teriakan itu dan dia melihat Namjoon berdiri di balkonnya. Tapi werewolf itu tidak sedang menatapnya, Namjoon menatap ke belakangnya, "Seokjin, mereka datang!" Dia berteriak lagi.

Seokjin mengernyit, mereka?

Lalu, sebuah tangan mengunci lehernya, dan tangan lain mengunci kedua lengannya dari belakang. Kepala Seokjin tersentak ke arah si penyerang dan dia melihat seorang pria bertopeng ski.

Dan bukan hanya satu orang.

Seorang pria lain mencoba meraih kakinya. Seokjin menendangnya dengan keras tepat di wajah, dan dia menyeringai ketika mendengar bunyi suara tulang yang retak.

Kemudian, Seokjin membenturkan kepalanya ke belakang hingga membentur wajah si pelaku yang menahannya. Benturan itu cukup keras, tetapi Seokjin mengabaikan rasa sakit di kepalanya karena bajingan di belakangnya berteriak dan akhirnya terhuyung-huyung mundur.

"Berengsek." Umpat Seokjin.

Tangannya melayang ke arah pinggangnya sendiri, tetapi Seokjin lupa bahwa dia tidak membawa holster dan pistolnya. Oh, sial. Refleks, Seokjin memasang posisi siap bertarung karena dia tahu dua orang itu pasti akan menyerangnya lagi. Ukuran tubuh mereka lebih tinggi dan lebih besar darinya, tetapi gerakan Seokjin lebih cepat. Dia pasti bisa melawa mereka.

Moonlight | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang