"Aku tidak bermaksud menembakmu," Seokjin meringis saat dia memperhatikan luka tembak di bahu Namjoon. Mereka berdua telah berada di bar milik Namjoon—Adam's Gate, dan rasa bersalah membuat perut Seokjin melilit.
Mereka menyelinap lewat pintu belakang karena bar itu selalu ramai pada malam hari.
Saat ini, mereka berdiri di kamar mandi dan Namjoon telah menarik lepas bajunya yang berlumuran darah. Yah, menariknya... atau lebih tepatnya merobeknya.
"Aku harus mengeluarkan pelurunya," kata Seokjin seraya menggigit bibirnya. "Aku ingin mengeluarkannya langsung di tempat kejadian, tetapi aku bermaksud agar kita pergi ke tempat yang aman lebih dulu."
"Tidak masalah. Aku hanya tidak ingin vampir itu mendekatimu," tukas Namjoon kesal. Sebelum Seokjin bisa mengatakan apa-apa lagi, Namjoon mendorong cakarnya ke bahunya untuk mencongkel keluar peluru yang bersarang di sana. Menyebabkan darah dari luka itu semakin banyak keluar.
"Ya Tuhan, Namjoon! Berhenti! Kau tahu aku benci saat kau melakukan hal itu."
Tapi sudah terlambat. Asap seketika mengepul dari ujung jari Namjoon, kemudian dia menjatuhkan peluru perak yang diselimuti darahnya ke wastafel.
"Setidaknya biarkan aku membersihkan darahnya." Kata Seokjin. Seokjin ingin merawatnya. Apakah itu salah? Mereka telah terikat dalam suatu hubungan setelah semua hal buruk yang terjadi. Meski terkadang Seokjin masih merasa aneh, tetapi biar bagaimanapun, mereka telah bersama. Dan Seokjin telah menembaknya secara tidak sengaja. Tapi tetap saja... rasa bersalah itu tidak akan hilang dalam waktu dekat. Seokjin berpaling darinya sebentar untuk mengambil air hangat juga sebuah handuk kecil, lalu kembali menghampiri Namjoon dan menyeka darahnya.
Namjoon hanya berdiri diam di bawah sentuhannya. Sekilas, Seokjin menatap Namjoon, tapi buru-buru mengalihkan pandangannya lagi dan fokus pada luka pemuda itu. Luka itu telah sepenuhnya menutup usai Seokjin membersihkannya. Darah werewolf alpha benar-benar menakjubkan.
Seokjin melangkah menjauh darinya dan meletakkan kain di wastafel. Membilas kain itu hingga noda darahnya larut bersama air yang mengalir.
"Luka itu tidak masalah." Kata Namjoon di belakangnya. Kedua tangan pemuda itu berada di bahunya dan Seokjin mendongak, menatap bayangan mereka berdua yang terpantul di cermin. Namjoon selalu terlihat tampan dan membuat Seokjin merasa terkesan. Ya, meskipun kadang-kadang, pemuda itu masih membuatnya merasa takut. Ini gila, tapi sejujurnya, sulit untuk menolak pesona sang alpha. Selain itu, Seokjin selalu merasa tersesat ketika dia menatap matanya.
Seokjin mengalihkan tatapannya, kembali menatap noda darah yang terus mengalir ke dalam lubang pembuangan.
"Dia menginginkanmu."
Seokjin menegang.
"Vampir yang ada di gang itu—si berengsek itu menginginkanmu." Namjoon memutar tubuh Seokjin agar pemuda itu menghadapnya, lalu mengukung Seokjin di antara dirinya dan wastafel di belakangnya. "Aku tidak akan membiarkan dia mendapatkanmu."
Seokjin menjaga fokus untuk tetap bernapas dengan stabil. Detak jantungnya berdetak kencang di dadanya dan rasa takut membuat otot-ototnya terasa kaku, "Seperti yang kuduga, semua ini tidak akan berhenti begitu saja."
"Seokjin..."
"Kita berdua tahu itu," tukas Seokjin, "Para paranormal di luar sana—mereka tahu siapa aku. Kita tidak bisa terus berpura-pura jika semuanya akan baik-baik saja, Namjoon."
Karena Seokjin bukan hanya sekadar manusia. Dan dia telah jatuh cinta pada seorang werewolf dan mereka berusaha keras membuat hubungan aneh itu berhasil.
Menurut Namjoon dan menurut mimpi buruknya... dia adalah sesuatu yang lebih...
Calon vampir. Vampir darah murni. Di mana berdasarkan cerita, vampir darah murni sudah sangat langka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | NamJin ✓
WerewolfKim Seokjin adalah seorang detektif di Dresden. Dunianya sebagai manusia biasa hancur berantakan ketika dia menangani kasus pembunuhan pertamanya. Seokjin terperangkap dalam pertempuran abadi antara werewolf dan vampir karena kasus pembunuhan yang d...