Mereka telah tiba di toko Voodo yang Namjoon maksud. Tetapi ketika Seokjin mengetuk pintu, dia tidak mendengar suara apapun di dalam sana. Tanda 'CLOSED' tergantung agak miring di balik jendela kaca, tepat di samping sebuah figur tengkorak yang mengenakan topi hitam dengan wajah menyeringai.
Seokjin melirik Namjoon dengan sebelah alis terangkat.
"Dia ada di dalam," kata Namjoon. "Ayo masuk lewat belakang."
Yah, bicara memang mudah. Karena tidak ada cara untuk sampai ke belakang selain memanjat dinding setinggi enam kaki dan juga melewati ranjau berupa pecahan botol-botol kaca yang tertanam di bagian paling atas dinding. Pecahan botol-botol kaca itu adalah andalan bagi para warga kota Dresden untuk melindungi rumah atau properti mereka dari para pencuri.
"Jangan khawatir," Namjoon meyakinkan Seokjin sambil menarik pemuda itu ke bagian belakang toko. "Aku bisa melakukannya."
Senang mendengarnya, tapi—
Namjoon melompati tembok. Lebih terlihat seperti terbang.
Seokjin berbalik dengan panik, memastikan tidak ada orang yang memerhatikan kejadian itu. Untungnya, tidak ada orang lain yang berada dekat dengan tempat ini. Lalu, Seokjin kembali berlari ke bagian depan toko dan menempelkan telinganya di jendela kaca. Terdengar suara gebrakan di dalam yang kemudian disusul suara jeritan seseorang.
Sial. Apa yang terjadi di dalam sana.
Suara jeritan lagi.
Seokjin mencoba menendang pintu. Pada tendangan kedua, pintu itu akhirnya berhasil menjeblak terbuka. "Polisi!" Seokjin berlari melewati toko. Anehnya tempat itu dipenuhi dengan aroma bunga bukan aroma dupa seperti toko voodo lainnya. "Polisi!" Dia bergegas melewati tirai kerang laut dan—
Dan saat itulah Seokjin melihat Namjoon dan seorang pemuda yang dia duga adalah Min Yoongi. Tangan Namjoon dengan cakar-cakarnya berada di leher Yoongi dan werewolf itu menahan Yoongi di dinding.
Di atas meja di samping mereka, terdapat bertoples-toples ginger bread dalam berbagai bentuk juga secangkir teh yang masih mengepul.
"Hentikan!" Seokjin membentak. "Menjauh darinya, Namjoon!"
"Dia bekerja sama dengan Eric."
Keping mata coklat muda milik Yoongi menatap ke arah Seokjin, lalu dia menggeleng dengan panik.
"Dia sedang makan ginger bread sambil minum teh, Namjoon. Bukan bekerja sama dengan master vampir." Seokjin mengangkat pistolnya. "Menjauh darinya, Namjoon. Sekarang."
Namjoon menggeram, tetapi pada akhirnya, dia menuruti perintah Seokjin.
Kelegaan membanjiri wajah Yoongi, "Senang seseorang bisa mengendalikan werewolf."
"Yoongi..." Namjoon mendesis tajam. "Kau pikir aku tidak bisa mencium keberadaannya di sini? Tidak bisa mencium aroma api yang kau buat untuknya?"
Seokjin beringsut mendekati Yoongi. Dia tidak bisa mencium aroma apapun yang dibicarakan Namjoon. Tetapi perhatiannya tertuju pada syal putih yang dipakai pemuda itu di lehernya.
Yoongi terlihat sangat pucat, kurus dan lebih pendek dari mereka.
Seokjin memerhatikan pemuda itu sedang mengepalkan tangannya yang gemetaran.
Tatapan Seokjin kembali melayang ke arah leher Yoongi. Tepat di atas bahan sutra itu, Seokjin bisa melihat luka samar di samping leher Yoongi. "Vampir itu menggigitmu."
Yoongi membenahi letak syalnya dengan panik.
"Ada bekas gigitan vampir di lehermu." Kata Seokjin datar. "Eric berada di sini. Kau yang membuat api itu untuknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | NamJin ✓
WerewolfKim Seokjin adalah seorang detektif di Dresden. Dunianya sebagai manusia biasa hancur berantakan ketika dia menangani kasus pembunuhan pertamanya. Seokjin terperangkap dalam pertempuran abadi antara werewolf dan vampir karena kasus pembunuhan yang d...