"Sayang, kita sudah aman." Kata Joo Won sambil membuka pintu belakang ambulans. Dia menarik keluar brankar dengan hati-hati agar tubuh Boa tidak terjatuh dari atas sana.
Mereka berada di sebuah gudang kosong yang terletak di tepi sungai. Joo Won harus bertemu dengan bosnya di sana sebelum fajar—dan waktunya hampir tiba. Namun, Joo Won tidak melihat tanda-tanda keberadaan bosnya.
Jari-jarinya gemetar ketika dia membuka resleting kantong mayat. Kulit Boa begitu pucat dan matanya tertutup. Dia tidak bernapas. Wajah cantiknya seperti porselen. Joo Won menyentuhnya dengan hati-hati dan merasakan betapa dinginnya kulit Boa saat itu.
"Masa-masa sulit telah berakhir," kata Joo Won. "Kau akan bangun, dan bos akan membawakan makanan untukmu. Lalu kau akan mengubahku dan kita akan hidup bahagia." Lanjutnya seraya tersenyum.
Tiba-tiba, tangan Boa terangkat dan kemudian menggenggam tangan Joo Won yang masih menyentuh wajahnya.
"Bo-boa?"
Matanya terbuka. Bola matanya tampak lebih gelap dan dalam.
Joo Won tersenyum.
Kemudian, Boa menarik pergelangan tangan Joo Won ke mulutnya dan menancapkan taringnya di sana. Itu bukanlah jenis gigitan yang lembut. Itu adalah jenis gigitan yang bisa melukain, merobek—dan ya, Boa memang merobek kulit, pembuluh darah juga otot pergelangan tangan Joo Won. Dia menghisap darah Joo Won dengan kuat dan dalam. Joo Won berusaha menarik diri, tetapi kekuatan Boa begitu kuat.
Langkah kaki menggema di tengah keheningan, disusul dengan suara tawa mengejek. "Kurasa gadis kita bangun lebih awal..."
Detak jantung Joo Won berdebar keras di dalam dadanya hingga suaranya memenuhi indra telinganya. Keringat mulai membasahi punggung Joo Won ketika dia menoleh ke arah pria itu, "Tolong aku! Dia menyakitiku!"
"Dia sedang minum. Itulah yang memang seharusnya dilakukan para vampir yang baru berubah." Ujar pria itu tenang dan tidak peduli, "Mereka sangat kelaparan, seperti yang kau lihat. Mereka harus meminum darah sampai rasa lapar itu berhenti berteriak di dalam pikiran mereka."
Joo Won mulai memasang kuda-kuda, "Boa, aku minta maaf..." ujarnya menyesal, tetapi dia harus melakukannya. Lalu, Joo Won memukul wajah Boa dengan keras. Sekeras yang dia bisa.
Boa membiarkannya pergi. Untuk sesaat. Joo Won tersandung jatuh dari belakang mobil ambulans. Lalu, Boa melompat menyerang Joo Won dalam satu gerakan cepat. Dia menghatam pemuda itu ke tanah. Dalam sekejap, Boa telah duduk di atas perut Joo Won dan tangannya memegangi kepala pemuda itu.
"Tidak!" Teriak Joo Won, "Boa, kau akan mendapatkan makanan—"
Sedetik, gigi Boa telah menembus sisi tenggorokannya.
"Kau adalah makanannya." Ujar si pria.
Boa terus meminum darah Joo Won dan Joo Won tidak lagi bisa melarikan diri dari wanita itu. Dia tidak bisa membuat Boa berhenti. Boa seharusnya mengubahnya juga, tetapi tidak seperti ini.
Ini bukanlah bagian dari rencana mereka.
Tubuh Joo Won bergetar lemah di bawah Boa. Kuku-kuku pemuda itu menggores lantai beton dengan tidak berdaya, "Bo-boa..."
Boa tetap tidak berhenti.
Dan perlahan-lahan, Joo Won berhenti bergerak. Tubuhnya lemas di bawah Boa hingga dia tak mampu melawan. Dia berjuang menarik napas. Lalu, Joo Won merasakan hawa dingin itu mengelilinginya. Tapi setidaknya, dia tidak merasakan rasa sakit lagi.
"Nikmat..." bisik Boa ketika dia mengangkat kepalanya.
Joo Won menatap Boa hampa. Dia bisa melihat noda darah yang membasahi bibir wanita itu dan kemudian menetes ke dagu. Darahnya. Mata Boa tampak sangat gelap dan kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | NamJin ✓
Lupi mannariKim Seokjin adalah seorang detektif di Dresden. Dunianya sebagai manusia biasa hancur berantakan ketika dia menangani kasus pembunuhan pertamanya. Seokjin terperangkap dalam pertempuran abadi antara werewolf dan vampir karena kasus pembunuhan yang d...