"Err... aku tidak mengerti," Dokter William Birkin membenarkan letak kaca mata di pangkal hidungnya. "Siapa yang sebenarnya sedang kau cari?"
Sama sekali tidak lucu, dan malah membuat Seokjin kesal, "Mayat korban yang dibawa tadi malam! Prunella Owen. Apa kau sudah memeriksanya?"
Lagi-lagi, William menatap Seokjin dengan sorot kebingungan, "Aku tidak tahu siapa itu Prunella Owen."
Emosi Seokjin semakin memuncak, "Seorang wanita yang tewas dan ada di sana." Seokjin menunjuk ke belakang William, ke sebuah tempat yang dia dan para kepolisian sebut crypt.
Dokter William melirik ke balik bahunya, "Tapi tidak ada mayat di dalam sana." Well, ada yang aneh, keringat dokter itu terlalu banyak. "Dengar, aku baru saja keluar untuk mendapatkan segelas kopi dan kembali–"
"Dokter, dengar, mayat itu tidak mungkin bangkit dan berjalan sendiri hanya karena kau tinggalkan!"
William menggelengkan kepalanya, "Tidak ada mayat yang di bawa ke sini, detektif." Tukasnya datar.
Oke, baiklah. Jika dokter itu ingin membuat lelucon, sekarang bukanlah waktu yang tepat. Seokjin berjalan mengitari dokter itu dan menuju ke arah crypt. "Mayat gadis itu baru saja ditemukan malam ini. Dia–"
Namun, Seokjin tidak melihat apa pun di sana. Tidak ada tubuh wanita bernama Prunella. Kemudian, dia melirik ke atas meja periksa. Tidak ada. Lantas berjalan menuju lemari pendingin mayat, mengabaikan protes dokter William ketika dia menarik pintunya terbuka, "Apa-apaan ini!"
Tetap tidak ada.
"Detektif," William berdeham, "Apa kau sedang mabuk?"
Seokjin berputar menghadap dokter itu, "Seorang wanita dibunuh! Dan mayatnya dibawa ke sini! Ke tempatmu, dokter!"
William menggelengkan kepala.
Ini sama sekali tidak masuk akal bagi Seokjin.
Dokter itu malah tampak bingung, seolah tidak tahu mengenai apa pun.
Mungkin sebenarnya, dokter itulah yang sedang mabuk? Minuman apa yang sebenarnya ada di dalam gelas itu? Seokjin beringsut lebih dekat dengannya, mencoba mengendus aroma dari dalam gelas itu; cara yang sama persis seperti yang dilakukan Namjoon. Serial killer style. Tetapi, itu hanya kopi, bukan alkohol.
"Dengar, dokter–" Seokjin memulai.
"Ini sudah terlalu larut," kata William memotong kata-katanya. "Aku harus pulang dan tidur dengan nyenyak, karena kopi sudah tidak lagi bekerja untuk membuatku tetap terjaga." Alis dokter itu menukik ketika memperhatikan Seokjin. "Aku sarankan kau pun melakukan hal yang sama, detektif."
Oh, Seokjin baru saja diusir.
Ini gila.
Lalu setelahnya, William meraih siku Seokjin dan membawanya keluar dari ruangan itu. Seokjin menjulurkan lehernya sekali lagi, memperhatikan ke sekeliling, tetapi tetap tidak menemukan tubuh Prue. Beberapa saat kemudian, Seokjin telah berada di luar, berdiri di lorong, merasa tertegun dan juga bingung.
Mungkin... mungkin mayat itu sudah dipindahkan ke tempat lain. Ya, itu pasti benar, kan? Tubuh Prue mungkin telah dipindahkan.
Seokjin bergegas keluar dari gedung itu. Udara dingin Dresden menyambutnya. Hell, Seokjin benci udara dingin.
Dan dia benci karena telah kehilangan tubuh itu.
Seokjin tiba di depan sebuah gang yang gelap, lantas menarik ponselnya keluar; menghubungi Kaptennya di kepolisian, tetapi saat itu, Seokjin mendengar langkah kaki di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | NamJin ✓
WerewolfKim Seokjin adalah seorang detektif di Dresden. Dunianya sebagai manusia biasa hancur berantakan ketika dia menangani kasus pembunuhan pertamanya. Seokjin terperangkap dalam pertempuran abadi antara werewolf dan vampir karena kasus pembunuhan yang d...