"Knowing too much of your future is never a good thing."
Rick Riordan, The Lightning Thief
***
Minggu, 21 Juli 2013
Untuk siapapun yang membaca buku harian terkutuk Raka hari ini,Kutukan sudah lewat hari ini.
Ya, dengan keajaiban Naela lainnya, kutukan itu jelas gagal. Tadinya, calon korban itu perempuan penjual es kelapa di pinggir trotoar.Jadi ini kayaknya, ada semacam satpam gadungan. Dia tiba-tiba gebukin si perempuan dengan alasan membuat toko di pinggir jalan. Si perempuan ini ternyata anak preman setempat. Dan si satpam, Naela duga, preman kampung sebelah. Ya, pokoknya begitu. Gue nggak paham sama jalinan kepremanan, yang jelas Naela bilang begitu. Dia wawasannya luas juga soal hal-hal nggak penting kayak gini.
Terus, di jalan, Naela akhirnya bertanya, "Rak, emang selama kutukan lo itu ..., lo nggak ngerasa ada yang aneh?"
Ya, gue bingung.
"Ya, ini kutukan aja udah aneh. Gimana sih?"
"Maksud gue, ada kesamaan nggak? Polanya atau apanya?"
Gue langsung mikir di situ. Ya, karena ini kutukan, gue kira semuanya random. Tapi, setelah dipikir-pikir ternyata nggak.
"Mm, hampir semua pembunuh yang gue lihat itu pakai sarung tangan kulit. Termasuk yang lo maksud, nggak?"
"Nah, kayak gitu. Bisa samaan, ya?"
"Nggak tahu."
"Ada lagi?"
"Mm, beberapa korban kayak ninggalin petunjuk."
"Kayak di film-film?"
"Kayak di film-film."
Naela tiba-tiba laper di situ, dan akhirnya kita berhenti di warung baso langganan dia. Kalau harud didefinisikan, sok akrab itu berarti abang tukang bakso warung itu. Dateng-dateng, dia teriak, "WEH! NENG NAELA EUY. SAMA PACARNA' YAK?"
Selain sok akrab, dialek 'kang bakso itu juga aneh. Ada Sunda, Betawi, dan entah bagaimana terasa seperti mendengar orang Madura berbicara juga. Di satu tubuh yang sama.
Ayo kita hajar Naela sama-sama, yang dengan seenaknya jawab, "Kang Daniel tahu aja!" dengan seringai ngeselinnya.
Buset. Keren juga nama dia.
"Kepala lo mau gue pecahin?" tanya gue kesal.
"Lho, situ udah dipengaruhi kutukannya?" Ini anak kayaknya ditakdirin buat jadi ngeselin. Waktu Tuhan membagi 'berbicara manis' ke manusia, kayaknya dia nggak ikut ngantre.
Dari situ, kita ngobrol serius lagi. Ya, nggak serius-serius banget, sih. Naela kan sukanya bercanda.
"Petunjuknya apa aja?"
"Mm...," Di situ gue mikir cukup lama sampai akhirnya gue ingat, "Ada yang pernah ninggalin--menurut polisi--angka satu, Leony ninggalin gambar bintang, ada juga yang ninggalin robekan poster les piano."
"Bintang?"
"Leony bilang bintang ngingetin dia akan gue, dengan begitu dia bisa lebih tenang."
Naela membeku sesaat. Gue nggak tahu pasti kenapa. Habis itu dia bilang, "Rak, itu semua petunjuk."
"Hah?"
"Iya."
"Apaan sih? Jadinya?"
"Rak, kayaknya, lo itu nggak dikutuk."
Gila nih cewek emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of the Cursed Eyes | ✔
Short Story"Terkadang gue berpikir, gue dikutuk. Mata gue terutama." Raka Angkasa menulis buku harian tentang kutukannya. Kutukan dimana ia harus melihat orang-orang terbunuh setiap hari Minggu, dan tak ada yang bisa mencegahnya. Sampai ia bertemu dengan Na...