(12) 19 Agustus 2013 : car free day

1K 204 10
                                    

"All the beauty of the stars means nothing when life here on earth is so ugly."
Sabaa Tahir, An Amber in the Ashes

***

Minggu, 19 Agustus 2013
Untuk siapapun yang membaca buku harian terkutuk Raka hari ini,

Car free day.

Gue nggak pernah datang ke acara ramah lingkungan yang digelar setiap Minggu itu.

Ya iya lah. Minggu. Hari-hari terkutuk.

Tapi hari ini, gue datang ke satu CFD di Sudirman. Atas permintaan siapa lagi kalau bukan Naela.

Awalnya, semuanya lancar, seperti hari-hari gue biasanya.

Nggak lancar lagi waktu ada mahasiswa yang bawa-bawa spanduk besar gitu, kayaknya mau demo atau bikin pergerakan sosial.

Si ketuanya, yang bawa-bawa toa gitu, tiba-tiba dilempar batu sampai jatuh dari atas bangku--si ketuanya lagi berdiri di atas bangku itu.

Pas gue sama Naela lihat lebih dekat, kena kepalanya. Berdarah. Tapi dia nggak mati, bahkan nggak pingsan.

Lalu beberapa detik kemudian ada lagi batu yang terlempar. Kali ini, meleset.

Gue sama Naela memandang satu sama lain sebentar, lalu langsung berlari ke arah batu datang.

Gue dikasih kesempatan menjauh dari korban, ini harusnya pertanda bahwa nggak ada yang mati hari ini.

Gue lihat seorang pria bawa banyak batu, dengan dua orang rekannya. Mereka semua pakai sarung tangan kulit. Salah satu diantaranya pasti memungkinkan untuk membuat kutukan hari ini terjadi.

Gue putuskan untuk ngejar yang pakai jaket abu-abu, soalnya batu di genggamannya yang paling besar.

Setelah kejar-kejaran sebentar, dia melompat dan mencoba memutari gue. Dia jatuh dan berguling di tanah. Tapi, pandangan gue teralihkan sebentar pada Naela yang entah kenapa ... tiba-tiba hilang.

Saat gue nengok ke si pelempar batu, dia juga udah hilang.

Sisa CFD setelahnya gue habiskan dengan nyari Naela. Gue telfon nggak diangkat. Dichat nggak dibales.

Ketika CFD berakhir, gue nggak punya pilihan selain pulang.

Gue sempat mampir ke rumah Naela sebentar. Tapi nggak ada orang.

Jadi gue benar-benar pulang ke rumah.

Sampai di rumah, ada kejutan.

Papa pulang.

Dia tersenyum hangat. Memeluk gue sebentar lalu bilang, "Raka apa kabar?"

"Baik, pa."

Papa gue selalu pulang dengan jaket abu-abu tuanya yang dipakai sewaktu berangkat dan entah kenapa selalu agak kotor karena tanah atau pasir. Ini orang sebenarnya kerjaannya tuh travel guide apa tukang kebun sih?

Setelah melepas rindu, gue ke kamar.

Ada chat.

Dari Naela.

Naela : sori rak gue balik ga bilang-bilang

Naela : tadi ketemu bokap terus langsung diajak pergi

Naela : gue mau bilang lo dulu tapi gatau lo dimana

Naela : udh gitu gue gamau bokap tau kalo kita lagi ngejar pembunuh

Naela : sori ya

Gue read aja.

Alasan macam apa itu?

Diary of the Cursed Eyes | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang