"Never close your hands in the face of evil fate; get up and rebel against it."
Bangambiki Habyarimana, Book of Wisdom
***
Senin, 24 September 2013
Untuk siapapun yang membaca buku harian terkutuk Raka hari ini,
Hari ini, gue memutuskan sesuatu.
Selain gue memutuskan untuk mencari tahu semuanya lebih dalam, gue akhirnya menelpon Naela.
Tapi, dengan telepon Papa Leony.
Ponsel itu gue bawa, ruang kerja Papa gue tutup kembali. Mama nggak menyadari apapun.
Isi telepon gue, adalah sesuatu yang menyakiti diri gue sendiri. Tapi ini harus dilakukan.
Ketika telepon diangkat, begini isinya :
Naela : "Halo? Pak, saya nggak bisa memenuhi misi kalau itu alasan bapak menelpon. Raka sudah nggak menghubungi saya lagi. Saya bingung. Saya nggak bisa membantu bapak."
Gue diam.
Naela : "Halo, pak? Saya mengerti bapak kecewa. Tapi kemarin Raka sudah tahu semuanya, bukannya itu yang bapak inginkan? Supaya Raka membongkar semuanya?"
Gue jawab, "Iya, Na. Gue udah tahu semuanya."
Naela diam. Dia kayaknya terkejut. Tapi akhirnya dia cuma dengan gagap berkata, "Raka...?"
"Na, kita putus aja, ya? Gue nggak tahu siapa lagi yang ternyata bohongin gue selama ini."
"Rak dengerin gue dulu--"
Dan telepon pun gue putus.
Dia bicara soal membantu, membantu apa?Rasanya kacau. Tapi nggak bisa dipungkiri, yang bisa menjawabnya hanya Papa.
Gue harus menemukan cara untuk menemui Papa, yang entah dimana dan sedang membunuh siapa sekarang.
Mungkin ada di berkas Upcoming, tapi siapa yang tahan membuka berkas pembunuhan seperti itu?
Gue lebih baik melakukan sesuatu yang bisa membawa gue ke Papa, tanpa bahaya apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of the Cursed Eyes | ✔
Short Story"Terkadang gue berpikir, gue dikutuk. Mata gue terutama." Raka Angkasa menulis buku harian tentang kutukannya. Kutukan dimana ia harus melihat orang-orang terbunuh setiap hari Minggu, dan tak ada yang bisa mencegahnya. Sampai ia bertemu dengan Na...