Jangan lupa komen dan vote ya!
.
.
.Aku tahu, tidak seharusnya aku terus berdiam diri. Aku memiliki hutang, ya hutang kebebasan ku. Aku harus berkerja, bagaimana pun juga aku harus mengumpulkan uang agar terbebas dari Cal.
Bersyukur pada otakku yang lumayan cerdas hingga nilai akhir yang ku peroleh hampir sempurna, dan setidaknya ada kurang dari 5 perusahaan yang memintaku berkerja untuk mereka. Termasuk perusahaan Cal. Dan yang pasti aku tidak mungkin memilih perusahaan itu walaupun harga yang di tawarkannya paling besar dari yang lainnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan, hem?" Aku menoleh saat kurasa jemari yang mengusap pipi ku. Mata biru Cal langsung bertemu dengan mata cokelat ku. Wajahnya yang seperti ini sangat membuat tenang. Senyum kecilnya, kedua mata samudranya selalu hampir membuat ku tenggelam.
Mungkin ia seperti ini sekarang-baik dan lembut-, tapi tidak tahu apakah ia akan berubah di menit selanjutnya.
Apa aku harus bilang padanya bahwa aku ingin berkerja? Ah tidak, aku tidak mau mengubah sisi malaikatnya ini.
Ini adalah urusan ku, Cal tidak perlu tahu.
"Tidak mau menjawab?"
Aku mengerjabkan mataku, jangan sampai diam ku membuat Cal marah. Ya, walaupun raut wajahnya belum berubah.
Aku berdehem, "aku hanya sedang menginginkan sesuatu." Kulihat ia terkekeh, jarinya masih senantiasa di pipiku. "Di malam hari seperti ini?" Balasnya.
Aku menganggukan kepalaku dua kali. "Tidak boleh?" Ujarku sambil membuat raut wajah kesal.
Kulihat ia menahan senyum gelinya, aku tidak bohong bahwa wajahnya sangat menggemaskan. "Memangnya kau mau apa?"
"Aku mau kerja. Maksud ku kerja seperti orang kebanyakan, di kantor, di perusahaan, sama sepertimu."
.
.
.Aku menatap layar ponsel ku dengan kesal. Semua email yang ku kirim ke semua perusahaan yang aku lamar telah menolakku semua. Sekali lagi SEMUA MENOLAKKU.
Sejak kejadian 3 hari lalu, saat aku berkata bahwa aku ingin berkerja, Cal mendiamkan aku. Of course, yeah. Dia tidak setuju aku bekerja.
"Ahh.." Ya, baru saja aku mengingat sesuatu.
Ini semua pasti karena Cal.
Cloullen Group.
Investor terbesar di kampusku dulu.
Dan semua masuk akal jika berkaitan dengan perusahaan itu.
Cal memang tidak menamparku atau menyakiti dengan fisik, tapi lihat, dia bermain licik. Seharusnya aku sudah tahu dari awal. Tidak akan semudah ini jika berhadapan dengan Cal.
Aku hampir gila jika berhadapan dengannya. Semenjak kejadian malam itu pula aku tidak di izinkam keluar dari penthousenya.
Aku melirik dengan kesal bodyguard yang sedang berdiri di samping lift.
"Hey! Bisa kau bawa aku keluar dari sini?! Aku akan mati jika terus berada disini!"
.
.
.Entah kemana rasa takut ku, semua menguap begitu saja. Kesal ku belum mereda sejak sore tadi dan rasa kesal makin bertambah saat melihat Cal makan dengan damai di hadapan ku.
"Apa semua itu ulah mu?" Ku beranikan membuka suara terlebih dahulu.
Kulihat ia tampak terkejut dan menaikan satu alisnya. Ya, memang sudah sejak 3 hari yang lalu pula aku dan Cal tidak berbicara.
"Kau yang membuat semua perusahaan itu menolakku kan?" Desis ku.
Senyum kecilnya muncul, bukan senyum kecil yang yang manis, tapi lebih tepatnya sebuah seringai.
"Ya, ada masalah?" Aku mengepalkan tangan ku kesal. Ya tuhan, dia mudah sekali berkata seperti itu.
"Kau tidak bisa melakukan hal itu, Cal. Aku butuh kerja. Aku tidak ingin gelar Master ku hanya sia-sia. Aku juga ingin menghasilkan uang." Ujarku tak habis pikir.
"Kau tinggal bilang padaku, berapa banyak uang yang kau ingin kan."
"Bukan seperti itu, Cal." Aku memejamkan mataku dan menarik napas yang panjang.
"Aku juga ingin bergaul dengan orang lain, kau terus menerus mengurungku disini. Ini semua membuat ku hampir mau mati." Lanjutku dengan nada yang semakin meninggi. Tapi, lihat dia! Wajahnya tetap datar.
"Tidak."
Aku menggigit bibirku dengan keras, sampe kurasakan rasa besi di dalam mulutku. Mataku memanas, tanpa berkedip kurasakan setetes airmara meluncur dipipiku.
Saat kamu ingin mengungkapkan banyak hal, tapi tidak bisa, pasti air mata akan menjawabnya. Kamu tidak lemah, tapi kamu hanya kesal dengan dirimu sendiri. Dan itu yang aku rasakan. Aku kesal, mengapa aku kalah.
Aku menghembuskan napasku dan mengangkat tanganku ke udara.
"I'm done with you."
****
Tbc.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim. Maafkan author mu ini yang abal abal dan jarang mempunyai ide :(
Mohon maaf lahir batin semuanya.
Bilaary
#20180519

KAMU SEDANG MEMBACA
My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]
ChickLit[Highest Rank #61 on ChickLit] Jika di jual oleh Ayah mu sendiri sudah sangat buruk, bagaimana jika kau di jual lagi oleh orang yang membeli mu tadi? Itu yang ku alami. Di jual dan di jadikan peliharaan oleh seorang Pria mapan yang sialnya juga tamp...