28. We don't do that.

1.4K 48 4
                                    

Jangan lupa di vote dulu ya, biar aku semangat lanjutinnya, butuh support kalian banget ❤

Jangan lupa di vote dulu ya, biar aku semangat lanjutinnya, butuh support kalian banget ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ale mengecak rambutnya yang berantakan dengan frustrasi. Semakin ia melihat bayangannya di cermin semakin kepalanya menjadi pening.

Ia mendesah sebal saat melihat bercak kepemilikan Cal yang berada di sekitar lehernya. Bahkan tanda itu tidak hanya satu tetapi beberapa.

"Apa yang telah ku perbuat. . ." Ucap Ale dengan nada yang sangat lemah. Lalu matanya kembali membelak terkejut saat ia melihat tanda kemerahan juga merambat ke dadanya.

Dengan segara ia melepaskan kaos kebesaran Cal yang melekat di tubuhnya. "Oh tidak tidak."

Lagi-lagi Ale menggeleng tidak percaya melihat tanda kepemilikan Cal bahkan lebih banyak berada di sekitar dadanya.

"Aku semalam pasti sudah gila." Seru Ale tidak percaya.

Saat bangun tidur tadi, Ale tidak bisa memikirkan apapun saat ia melihat sekitarnya. Ia terbangun bukan di kamarnya, tetapi di kamar Cal dengan kaos kebesaran dan celana dalam berendanya.

Ale terlalu panik untuk memikirkan apa yang terjadi, ia bergegas untuk pergi ke kamar mandi dan mengecek keadaanya yang ternyata lebih buruk dari perkiraannya.

Ale tidak pernah tahu jika akhirnya akan seperti ini. Tujuannya untuk mabuk adalah supaya ia bisa melewati amarah Cal tanpa sadar. Dan ia tidak menduga akan sejauh ini. Ini diluar perkiraannya.

Ale belum bisa mengingat apa yang terjadi semalam, ia terlalu takut memikirkan banyak kemungkinan. Apa ia yang menggoda Cal? Atau Cal yang mengambil kesempatam saat ia dalam keadaan tidak sadar?

Ale lebih suka menyukai pernyataan kedua, karena dengan begitu ia mempunyai alasan kuat untuk lebih membenci Cal, dan ia pun bisa membuat tameng agar gejolak rasa aneh yang berada dalam dirinya tidak semakin membuncah.

Tapi, bagaimana jika ternyata dirinyalah yang menggoda Cal? Ya tuhan! Bahkan ia tidak akan mempunyai muka jika berhadapan dengan pria itu.

Kaki Ale tiba-tiba terasa lemas, ia menjatuhkan bokongnya di closet yang tertutup. Ia masih berharap bahwa ini hanya mimpi. Tapi, ia pun juga harus realistis dengan bercak merah di sekujur tubuhnya.

Ale memijat pelipisnya, merasa benar-benar pusing dengan ini semua. Ia merasa kejadian ini terlalu tiba-tiba untuknya.

Dengan sekali sentakan Ale tiba-tiba berdiri dari duduknya. Ia teringat bahwa ini bukan kamar mandinya. Ini ruangan pribadi Cal, dan Cal bisa masuk kapan saja.

Sebelum ia bertemu dengan pria itu, Ale memutuskan untuk bergegas keluar dari kamar mandi. Ia langsung mengambil kaos Cal yang tadi ia lepas dan memakainya kembali dengan asal lalu keluar dari kamar mandi menuju pintu kamar Cal.

My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang