13. Stuck.

4.7K 296 24
                                    

My Master is Stranger.

13. Stuck.

"Putar tubuh mu."

Aku memutar tubuh ku lagi dan lagi. Entah sudah keberapa kali aku memutar tubuh ku, tapi tetap saja pria yang sedang duduk nyaman di sofa itu tidak pernah puas oleh penampilan ku.

Aku melipat tangan ku di depan dada. Merasa jengah dengan apa yang ia perintahkan. "Apa lagi yang salah, Cal?"

Aku mentap Cal dengan pandangan malas. Pria itu begitu mengesalkan untuk ku. Entah sudah keberapa kali aku mengganti dress ku dengan beragam mode, dan sudah berapa kali pula pria itu menyuruh ku berputar.

"Style mu sangat rendahan sekali, Ale. Kau tak sesuai dengan selera ku."

Aku membuka mulut ku takjub akan perkataannya yang meluncur sangat mulus dari mulunya.

"Aku memakai pakaian yang membuat ku nyaman, aku tidak peduli apa penilaian orang. Jika pakaian ku sopan, bukan kah itu sah-sah saja?" Aku mentapnya dengan raut kesal bercampur rasa tak percaya.

"Jika selera mu adalah yang kurang bahan, maaf itu bukan zona nyaman ku."

Ya, aku tahu. Aku bukan seleranya, ataupun wanita idamannya. Karena seseorang seperti Cal memilik selera yang sangat tinggi.

Contohnya, seperti Kia. Wanita itu adalah idaman banyak pria. Memiliki tubuh sintal yang tinggi semampai, mata hazel beriris hitam yang mampu menenggelamkan siapa pun yang melihatnya, rambutnya panjang dan terawat. Dan intinya, wanita itu lebih dari ku di segala-galanya.

Aku juga sudah mengetahui siapa Cal sebenarnya. Aku sudah melihatnya di internet tadi. Entah mengapa mencari tahu tentang dirinya terlintas dalam pikiran ku tadi. Dan untungnya aku mengingat sedikit nama panjang Cal saat Kia meneriaki namanya di London waktu itu.

Caleroe Jarvis Cloullen, pria berusia 27 tahun yang sukses melebarkan sayap perusahaan keluarganya yang sebelumnya memang sudah terbentang luas. Dan tak lupa berita-berita kedekatannya dengan berbagai wanita cantik di berbagai kalangan.

Ku lihat Cal menipiskan bibirnya menjadi satu garis lurus. "Maksud ku bukan seperti itu, Ale."

"Lalu?" Aku masih saja melipat tangan ku di depan dada sambil memandangnya dengan pandangan menantang.

Ku lihat Cal bangkit dari duduknya, lalu melangkah kan kakinya dengan pelan ke arah ku. Cal berdiri di hadapan ku, menjulang tinggi sampai membuat ku harus sedikit mendongak.

Cal memandangku dengan lekatnya, mata birunya terlihat begitu indah dari bawah sini. Tapi, Cal terus terdiam dan mengunci mulutnya rapat-rapat.

Aku berdecak sebal karena Cal terus memandang ku tanpa mengucapkan satu patah kata pun. "Kau makan malam saja bersama wanita yang style pakaiannya sesuai dengan selera mu. Karena aku memang tid--,"

Aku melebarkan mata ku terkejut, ucapan ku terputus karena sesuatu yang lembut menempel di bibirku.

Ku rasakan bibir Cal mengelum bibir ku dengan sangat hati-hati, seakan bibir ku adalah sebuah porselin untuknya. Lidah Cal mulai mengabsen jejeran gigi ku satu persatu. Tapi, tetap saja aku belum memberinya izin untuk mengeksploitasi rongga mulut ku dengan bebas.

Cal memejamkan matanya seperti menikmati, sedangkan kaki ku tererasa seperti sebuah agar-agar. Godaan dari lidahnya menuntut ku untuk membalas isapannya, bibirnya seperti terus-menerus membujuku untuk memberikan akses masuk. Suara ecapan dari mulutnya kerap terdengar di telinga ku, membuat ku ingin sekali ikut beriringan.

Lalu secara perlahan ku rasakan Cal menjauhkan wajahnya dari ku. Sesaat aku sedikit merasa kecewa, aku seperti merasa kehilangan.

Tapi, untuk apa aku merasakan itu?

Ku rasakan jemari Cal membawa rambut ku kebelakang, tidak membiar kan rambut yang nakal menutupi wajah ku.

Aku memberanikan diri menatap matanya yang seperti dua kolam indah itu, begitu cantik namun menenggelamkan.

Lalu dengan lembut Cal membawa tubuh ku ke dalam dekapannya, ku rasakan kecupan singkat di kulit leher ku. Rasa panas dari kecupannya seakan menyebar dan membuat ku tergagu.

Setelah itu, yang ku rasakan adalah hembusan napas Cal yang begitu dekat di telinga ku.

"Style pakaian mu memang bukan selera ku. Tapi yang berada di balik kain itu lah yang merupakan idaman ku."

Sial! Pipiku mulai memanas karena ucapannya yang menyiratkan sesuatu.

Suara dan perkataannya terdengar begitu sensual di gendang telinga ku, suara itu seakan menjalar ke semua tubuh ku, membuat tubuh ku sedikit merinding.

Damn! Aku benci Cal yang begitu membuat ku berdenyut.

***

Hulla!!

Takut di jatohin Cal :(

Berharap kalian suka part ini haha.

Published : 19, Juli 2017

#190717

My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang