Your comment its means a lot for me.
Author POV
Ale benar-benar mabuk malam ini, ia bersyukur karena ia bukan petarung alkohol. Ia mudah mabuk. Ale sengaja memabukkan dirinya agar ia tidak merasakan amarah Cal secara langsung, Ale terlalu takut menghadapinya.
Di ujung ruangan sana. Mata Cal, tidak pernah lepas dari gerak-gerik Ale. Cal bersabar saat melihat banyak pria silih berganti mengajak Ale berbicara, Cal terus mengawasi gerak-gerik Ale. Ia tidak mau miliknya diganggu oleh siapapun.
"Brother, kenapa kau diam saja?" Andrew yang melihat gerak-gerik Cal pun merasa bingung. Memang Cal terlihat begitu emosional akhir-akhir ini entah mengapa. Tapi, biasanya saat sudah sampai club Cal akan merileks dengan sendirinya.
"Adikku membuat masalah." Kata Cal dengan datar. Ya! Cal melihat Arsha membawa Ale kesini, dan Cal yakin bahwa Arsha yang mempunyai ide untuk melakukkan ini semua. Penjaga penthousenya yang tidak becus itu langsung menghubungi Cal saat mereka tahu bahwa tawanannya melarikan diri.
Cal, kesal setengah mati terhadap adiknya, tapi Cal juga berterimakasih kepadanya karena Arsha, Cal bisa melihat Ale lagi dengan leluasa tanpa harus sembunyi-sembunyi melihat Ale saat wanita itu tertidur.
Gila! Cal sangat merindukan miliknya.
Andrew sendiri hanya mengangkat kedua bahunya bingung dan menoleh mengikuti arah pandang Cal. Ia melihat wanita dengan mini dress berwarna hitam duduk di bar. Andrew kembali menatap Cal dan bertanya. "Apa itu incaranmu?"
Cal tersenyum sinis. "Bukan, dia milikku."
Tanpa melepaskan pandangan dari Ale, Cal berdiri untuk menghampiri wanita itu. Ale sudah benar-benar mabuk dan terlihat risih dengan pria yang terus mengajak dirinya berbicara. Tangan Cal mengepal saat melihat pria itu mulai menyentuh Ale.
Cal berjalan menuju dimana tempat Ale berada. Ia sedang tidak berselera untuk adu jotos dengan pria yang menggagu Ale. Maka dari itu ia hanya menepuk bahu pria itu dan melayangkan tatapan yang tajam. Pria itu menoleh kearah Cal dan terkejut, sepertinya ia tahu siapa Cal.
"She is mine, go away."
Tanpa banyak bicara pria itu langsung buru buru pergi. Cal memutar kedua bola matanya melihat keadaan Ale. Lalu ia menatap bertender wanita itu dengan tajam, bertender itu hanya tersenyum penuh arti.
"Cih, kenapa kau memberinya banyak alkohol?" Cal berujar tajam. Bertender itu tidak tampak tidak takut sama sekali, malah ia mengangkat bahunya acuh. "Pelanggan adalah raja." ujarnya membuat Cal berdesis.
Cal membuka Jas kerja yang ia gunakan, lalu menyampirkannya kepundak Ale. Wanita itu yang merasa sedikit terusik bangun dari tidurnya dan menatap Cal. Ale tersenyum manis melihat Cal di sampingnya, persetan dengan pengaruh alkohol yang membuat Cal menghangat karena melihat senyum manis Ale.
Hampir saja Cal terjungkang kebelakang karena tiba-tiba Ale memeluknya dengan sangat erat. Cal menghembuskan nafasnya, ia terlihat tak keberatan dengan pelukkan Ale. Pria itu balas memeluk Ale dengan mengusapkan tangannya di pundak dan rambut Ale. Wangi rambut Ale sangat membuat dirinya nyaman.
Demi apapun, Cal sangat merindukan Ale. Dan akhirnya wanita itu sendiri yang memelukknya tanpa paksaan.
Thanks, alcohol. It's impossible with you.
Terdengar gerangan pelan dari mulut Ale, perempuaan itu tampak nyaman di pelukkannya. "Ayo, kita harus pulang." Cal berusaha untuk menjauhkan Ale dari dirinya, tetapi pelukkan wanita itu malah semakin erat. Ale menggeleng tidak suka.
"Tidak mau!" Cal tersenyum saat mendengar rengekkan dari bibir indah Ale.
"Kenapa?" Dengan senang hati, Cal pun meladeni Ale yang sedang mabuk ini. Ale mulai menjauhkan tubuhnya dari Cal, dan bibirnya mengerucut gemas.
Tidak disini, Cal. Kau tidak boleh kelepasan menidurinya.
"Kau mabuk, sayang." Cal membalas senyum Ale dan menyelipak rambut wanita itu di belakang telinganya.
lagi-lagi bibir Ale mengerucut dan menatap Ale dengan gemas. Wanita itu menggeleng marah, menolak bahwa Cal berkata bahwa dirinya mabuk.
"Aku sangat merindu kan mu!" Ahh, lagi-lagi hati Cal terasa hangat mendengar perkataan Ale. Ia sangat bahagia mendengar bahwa miliknya ini merindukan dirinya. Mata Cal berkilat jahil. sepertinya sangat seru menjahili Ale yang sedang mabuk.
"Oh ya?" Kata Cal pura-pura tidak percaya. Ale mengangguk dengan semangat pertanda bahwa ia benar-benar merindukkan Cal.
"Kau saja tidak menciumku, bagaimana aku bisa per--"
Ucapan Cal terpotong saat Ale dengan cepat mengecup bibirnya.
Cal mematung, ini terlalu tiba-tiba. Ale hanya menempelkan bibir mereka, pria itu tersenyum dibalik kecupan Ale. Ia menahan tengkuk Ale dan mendorongnya untuk semakin dekat. Dengan perlahan ia melumat bibir Ale dengan lembut. Ale merespon dengan baik, ia semakin mendekatkan dirinya pada Cal, bahkan tidak tersisa jarak diantar mereka. Cal lagi-lagi tersenyum.
Bibir Ale balas melumat bibir Cal, bahkan ia menghisap lidahkan dengan nafsu. Ale mengeksploitasi rongga mulut Cal. Ale mendominasi dan Cal suka itu.
Tangan nakal Ale mulai meremas rambut Cal dan membuatnya berantakan. Ale masih setia mengabsen jejeran gigi Cal dengan penuh hasrat. Ale sangat merindukkan Cal saat sadar ataupun tidak, tapi ia tidak mau mengakui itu.
Ale mulai mengangkat kakinya untuk mengangkang di pangkuan Cal. dan dengan senang hati Cal merespon perbuatan nakal Ale dengan meremas bokong Ale pelan. Cal sangat menikmati Ale yang beringas. Oh tuhan! Perempuaan ini sepertinya sangat menginginkan Cal seperti pria itu menginginkan Ale.
Ale mulai menggesekan bawahnya dengan milik Cal.
Oh tidak! Cal bisa gila jika Ale terus begini.
"Lebih baik kita segera pulang, karena sepertinya kau sangat merindukan aku." Tanpa persetujuaan Ale, Cal langsung menggendong Ale. Ia tidak mau menjadi tontonan dan Cal sangat tidak sabar untuk membawa Ale kekamarnya.
Dan Cal berharap Ale dapat mengingat ini dan tidak menyesali perbuatannya.
A/N
HALLO GUYS!
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya!
Dan mungkin next part akan di lanjut secepatnya!!#230120

KAMU SEDANG MEMBACA
My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]
ChickLit[Highest Rank #61 on ChickLit] Jika di jual oleh Ayah mu sendiri sudah sangat buruk, bagaimana jika kau di jual lagi oleh orang yang membeli mu tadi? Itu yang ku alami. Di jual dan di jadikan peliharaan oleh seorang Pria mapan yang sialnya juga tamp...