21. His Woman? Ofc, nah.

3.4K 211 15
                                    

Suara biola yang begitu merdu tak terasa indah di telinga ku. Suara bisik-bisik itu tak ada lelahnya untuk sekedar senyap. Walaupun suara itu pelan, tetapi sangat mengganggu ku. Apalagi tatapan orang-orang yang selalu menilaiku dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Aku duduk terdiam di sebuah lingkaran meja yang asing. Seharusnya aku sudah tahu, acara semacam ini tidak akan seasik yang aku bayangkan.

Aku bangkit dari dudukku, masih kurasakan tatapan menusuk terus mengikuti kemana aku berjalan. Aku tak tahu Cal pergi kemana, dia hanya bilang ingin menemui teman lamanya.

Aku ingin tahu bagaimana Cal saat ia masih remaja dan beranjak dewasa. Aku yakin dia sangat populer di kalangan wanita maupun pria. Melihat ia membawa wanita seperti ku di acara reuni pasti menjadi suatu hal yang mengejutkan.

Kaki ku berhenti melangkah di depan meja panjang yang penuh dengan berbagai minuman.

"Aku mencari mu." Aku sedikit terperanjat saat merasakan tepukan di bahu ku. Aku berbalik, wajah Cal terpampang di depan ku.

Aku menunggumu.

Aku hanya memberikan senyum tipis ku padanya. Untuk melakukan hal itu saja sebenarnya aku malas.

"Cal!"

Kami berdua kompak menoleh kearah sumber suara, di sana berdiri dua orang pria dan satu wanita.

Aku benci tatapan wanita itu.

Padahal ia datang bergandengan tangan dengan pria di sebelahnya, tapi tetap saja ia melayangkan tatapan tajam pada ku.

"Ah sudah kuduga! Tentu saja itu dirimu, Cal. Dimana semua tatapan tertuju, pasti pusatnya adalah dirimu." Pria yang sedang di gandeng oleh wanita itu tersenyum lebar. Aku hanya memilih diam dan menoleh sekilas ke arah Cal. Pria di sampingku itu hanya memutar bola matanya dan tersenyum miring.

Aku tak mengerti mereka mempunyai hubungan apa.

"Siapa wanita ini?"

Pertanyaan itu membuat ku membeku. Seolah-olah itu adalah hal yang paling aku takut kan. Tidak, aku tidak takut dengan pertanyaannya, aku hanya takut dengan jawaban yang akan di berikan Cal.

Aku? Siapa aku?

Aku melirik Cal dengan kaku.

Apa? Dia akan menjawab apa? Pembantu?

"Dia kekasih ku."

Aku tambah membeku. Aku kembali meliriknya. Apa yang telah ia katakan?

Senyum manis dan jenaka terukir di bibirnya.

Dia sangat terlihat manis dari samping, sungguh. Matanya menyipit dan melengkung seperti bulan sabit. Tangannya yang besar mengapit pinggang ku untuk mendekat.

Apa aku di perbolehkan untuk bahagia? Tanpa diberi izinpun letupan kembang api yang indah sudah meriah di dalam diriku.

Tapi, mengapa aku bisa bahagia karena hal ini?

Kulihat ketiga orang di depan ku membulat kan matanya antara percaya tidak percaya.

"Sejak kapan kau mengakui seorang wanita sebagai kekasih mu? Kau pasti bercanda." Pria tadi tertawa takjub. Kulihat Cal pun ikut tertawa geli.

Lihat! Cal yang selalu dingin kini tertawa.

"Kau terlalu mengetahui diri ku, sobat. Ya, aku hanya bercanda."

Dan kembang api yang indah itu pun dengan seketika membakar hatiku.

Aku telah di permainkan.

Apa aku boleh egois dengan mengatakan bahwa mereka telah mempermainkan ku. Cal telah mempermainkan ku.

Aku tak tahu, apakah aku yang terlalu merasa senang sehinggah aku menjadi kecewa atau memang Cal hanya mengatakannya untuk kesenangannya.

Siapa yang salah disini?

Aku? Ya, pasti aku.

Aku sebisa mungkin ikut terkekeh dan tertawa bersama mereka. Kulihat wajah kesal mereka terhadap ku karena mengira aku telah ikut bersengkokol dengan Cal.

Kurasa topeng yang aku pakai kali ini berhasil mengelabuhi mereka. Atau mengelabuhi diriku sendiri?

Aku ingin pergi. Rasanya aku ingin berteriak saat ini juga.

Kenapa? Kenapa selalu seperti ini?

Cal, kau ini kenapa? Kau sebenarnya kenapa?

Bukan, bukan kau yang kenapa. Tapi, aku yang bermasalah.

#171217

My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang