[Highest Rank #61 on ChickLit]
Jika di jual oleh Ayah mu sendiri sudah sangat buruk, bagaimana jika kau di jual lagi oleh orang yang membeli mu tadi?
Itu yang ku alami.
Di jual dan di jadikan peliharaan oleh seorang Pria mapan yang sialnya juga tamp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️THIS PART FULL OF WARNING⚠️
Ale terus bergelayutan manja pada Cal, dan Cal sendiri tampak tidak keberatan. dengan langkah pasti ia memasuki kamarnya dan meletakan Ale di atas kasur. Cal mencium Ale dengan rakus, Ale pun mengalungkan tangannya di leher Cal membalas ciuman pria itu.
Ini memang yang Ale inginkan.
Dengan lihai Cal menautkan lidah mereka berdua, terus menerus menghisap lidah Ale sambil bertukar saliva. Ale dibuat melayang oleh lidah Cal yang sudah terlatih untuk memanjakan para wanita. Tangan Cal dengan bebas mulai menurunkan tali dress Ale perlahan. Cal tidak menyia-nyiakan untuk menyentuh bahu Ale yang bebas.
"Ahh Cal..." Ale mengerang pelan disela ciuman panas mereka. Bibir Cal masih setia mencembu Ale. Mendengar erangan Ale membuat Cal semakin bersemangat melakukan pekerjaannya.
"Sebut nama ku lagi, Ale." Cal mengeluarkan suara rendah membuat Ale semakin tidak karuan, Ale mulai meremas tengkuk Cal dengan sensual.
Cal menurunkan bibirnya ke leher jenjang Ale, mengecupnya inci demi inci tanpa mau meninggalkan barang sesenti. Ia menghisap beberapa kali kulit mulus Ale sampai tercipta bekas-bekas kemerahan yang nyata.
Tangan Cal mulai menurunkan dress Ale yang membuat gundukan milik Ale itu terpampang jelas di matanya.
Cal terkesiap, terkagum akan keindahan tubuh Ale. Rasanya berbeda saat ia menatap kepunyaan Ale itu. Ada rasa membuncah bahagia yang berbeda ketika tinggal selangkah lagi mencicipi harta karun milik Ale.
"Kau sungguh indah Ale." Cal berkata jujur dengan nada kekaguman yang terdengar jelas.
Dengan perlahan ia mengulum salah satu puting Ale yang telah mengeras seolah memang menunggu untuk dimainkan. Cal menghisap dengan lembut dan kencang, ia mengigit kecil puting Ale beberapa kali membuat Ale lagi-lagi mengerang nikmat.
Tidak puas hanya mengulum puting Ale, tangan kanan Cal yang bebas juga ikut meremas gundukan milik Ale yang satunya.
Ale benar-benar dibuat melayang olehnya. Betapa lihainya Cal membuat Ale merasa sangat nikamat.
"Fuck, Ale. I want you so bad." Cal mengumpat di balik hasratnya yang besar terhadap Ale. Cal mengecup tulang belikat Ale dengan sensual, lalu ia kembali memberikan kecupan-kecupan kecil di leher Ale. Cal melihat Ale yang penuh gairah sama sepertinya.
"Me too, Cal. . ., ahh." Ale membalas dengan suara tak kalah rendah dari Cal. Pria itu tidak bisa menahan ini semua lagi, jantungnya menggebu-gebu penuh hasrat terhadap wanita dibawahnya.
"Tapi kau tidak akan menyukai ini saat kau tersadar, Ale." Cal menginginkan Ale sebesar hasrat Ale menginginkan Cal berada di dalamnya. Tapi, Cal sadar. ia tidak mau mencari mati jika kebesokannya Ale sadar telah bercinta dengannya dalam keadaan mabuk. Cal sendiripun bukan tipikal pria yang mau bercinta dengan wanita yang di bawah pengaruh alkohol.