2. Pets.

11.6K 566 103
                                    

My Master is Stranger


2. Pets.

Langkah ku terus mengikuti Cal dari belakang. Aku tak tahu apa nama panjang pria di depan ku ini, yang aku tahu hanyalah 3 huruf saja, Cal. Sepertinya ia adalah pria yang sangat kaya, telihat dari penthouse yang kami masuki sekarang ini. Tapi aku tak mengetahui banyak siapa dirinya, walaupun aku tak asing dengan wajahnya di televisi. Aku bukan seseorang yang sering melihat televisi atau majalah bisnis dan fashion. Aku tak ada waktu untuk hal itu, aku terlalu sibuk berkerja dan kuliah.

Aku memberhentikan langkah ku saat melihat ia berbalik dan menatapku dengan datar. Tatapannya sungguh mengintimidasi ku, namun aku tak boleh terlihat lemah. Tapi, ucapan selanjutnya dari dirinya membuat ku membeku.

"Kau akan jadi peliharaan ku." Apa yang barusan ia katakan? Peliharaan?! Apakah dia gila?! Aku memandang wajahnya dengan pandangan meminta penjelasan.

Manusia sebagai peliharaan? Oh good! Apa ia tak punya uang untuk membeli anjing atau kucing sebagai peliharaan?!

"Ma-maksudnya?" Ah, sial! Aku terlalu terkejut sampai ucapan ku pun ikut terbata-bata.

Cal menunjukan senyum miringnya pada ku. Sungguh, ia benar-benar seperti seorang iblis menurutku. "Sekarang aku adalah Majikan mu, dan kamu adalah budakku. Kau harus menuruti segala perintah ku. Jika tidak, kau akan mendapat hukuman. Apa kau sudah paham?"Intonasi yang ia gunakan memang datar, tapi kata demi katanya membuat sekujur tubuhku merasa ngeri.

Aku hanya terdiam, tidak mengangguk ataupun menggeleng. Ini terlalu tiba-tiba untuk ku. Cal dengan acuhnya sudah berjalan pergi, sedangkan diriku masih memaku dimana tempatku berdiri.

Menjadi peliharaannya dan menuruti perintahnya? Apa saat ia meminta tubuh ku, aku juga harus mematuhinya? Ataukah ia ingin menjadikan aku pelacur pribadinya? Tubuhku tak seindah itu untuk di jadikan jalang pribadi.

"AWW!" Aku langsung terjatuh di sofa belakang ku saat ku rasakan perih di betis ku. Aku terengah karena terkejut sekaligus karena menahan rasa perih di kaki.

Ku lihat ada darah di betis ku. Aku menatap Cal dengan pandangan marah. Tapi, ia hanya memandangku dengan pandangan dingin. Aku membuang muka ku kesal, sempat ku lirik bercak merah di cambukan berwarna putih yang berada di tangannya.

"Aku menyuruh mu duduk. Tapi, kau terus melamun. Dan cambukan yang aku berikan adalah hukuman untuk mu." Aku tak habis pikir dengannya. Suaranya tetap datar setelah ia melukai seseorang. Demi apa pun, aku tak mendengar ia menyuruhku duduk. Cal berbalik dan melangkahkan kakinya entah kemana, aku tak peduli dengan iblis macam dia.

Aku melihat betis ku, darah mulai mengalir. Ini benar-benar sakit sekali, cambukannya benar-benar kuat, daging ku sedikit nampak di bawah darah yang keluar. Kenapa ia begitu kejam? Apa ia mempunyai kelainan jiwa? Jika iya dia mempunyai kelainan jiwa, apa selanjutnya aku akan mati mengenaskan di tangan psikopat?

Aku mengangkat kakiku ke atas sofa lalu menenggelamkan kepala ku di lekukan tangan ku, di topang dengan kaki kanan yang tidak terkena cambuk.

Aku mendengar ada suara barang yang di letakan di meja, tapi aku terlalu malas untuk mengangkat wajah ku. Aku terus menggigit bibir dalam ku sambil menahan rasa perih yang termat sangat, air mataku terus mengalir tanpa suara.

"Aw!" Dengan terkejut aku mengangkat wajah ku karena merasakan sentuhan pada lukaku. Yang pertama ku lihat adalah tatapan tajam Cal yang merasa kegiatannya terganggu. Lalu Cal kembali pada kegiatannya yang adalah membersihkan dan mengobati lukaku.

Syukurlah jika dia bertanggung jawab atas luka yang ia torehkan.

Aku masih tidak mengerti pada pernyataan yang ia buat. Bahwa aku adalah peliharaannya dan dia adalah majikan ku. Aku ingin mengelak atau meminta penjelasaan mengapa ia melakukan hal itu pada ku. Tapi, nyali ku terlalu ciut. Bisa-bisa dia melakukan yang lebih buruk dari pada ini.

Entah apa yang ia oleskan dilukaku, tapi itu membuat lukaku tak tersa perih lagi, malah terasa dingin. "Besok luka ini akan kering." Ia berbicara tanpa melihat ku sambil ia membereskan kotak p3k yang tadi ia bawa.

Aku tak membalas ucapannya dan tak memperdulikan matanya yang menatap wajah ku. Aku memalingkan wajah ku ke depan agar aku tak melihat wajahnya. Terlihat dari ekor mataku ia memperlihatkan senyum kecil miliknya.

Hey! Memangnya ada yang lucu?! Aku sudah benar-benar yakin bahwa dia adalah pasien rumah sakit jiwa.

"Siapa namamu?" Aku menghembuskan napasku saat ia bertanya. Ku yakin ia mengetahui nama ku dari surat perjanjian antara Ayah ku dan temannya itu, dan mengapa ia harus bertanya lagi?

Aku hanya diam tak memberi jawaban. Bahkan, aku enggan untuk melihat kearahnya.

Aku mendengar kekehan kecil dari mulutnya, lalu tanpa ku duga ia mendaratkan telapak tangannya ke kepala ku lalu mengacak-acak rambut ku.

Aku mendesis menahan sakit saat secara lamat-lamat ia menarik rambutku belakang.

Yang paling aku takutkan di dunia ini adalah seorang psikopat, dan sekarang mungkin aku sudah terjebak bersama psikopat.

Ia seperti seseorang yang punya kepribadian ganda, dan itu membuat ku meringis dalam hati. Pertama kali aku bertemu dengannya ia begitu dingin dan sadis. Lalu setelah itu ia melukaiku tanpa merasa berdosa, dan di akhirnya ia juga yang mengobati luka yang telah ia torehkan secara gentleman.

"Ayo, aku akan menunjukan kamar mu." Dengan sedikit terkejut aku melihat telapak tangannya yang sudah berada di atas telapak tangan ku, lalu aku mentap wajahnya dengan pandangan meminta jawaban.

Tak ada sahutan darinya, yang ada hanya tarikan tangnnya yang lembut untuk mengantarkan aku ke yang katanya adalah kamar ku.

Pria itu benar-benar seorang psikopat.

***

Sorry for typo nya hehe

Jangan lupa taburan bintang nya.. ^O^

dan tunggu kelanjutrannya..

#AleStrong

Bilary♕

Published : 26, Juni 2017

#240617

My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang