29. A Party?

1K 47 0
                                    

Jangan lupa klik vote dan tulis komen!

--

Sebenarnya kehidupan Ale tidak seburuk itu jika ia mengikuti aturan dari Cal. Pria itu sendiri juga bersikap cukup baik sekarang. Tapi, arogansinya memang sulit untuk di kendalikan.

Sekarang Cal sudah sering mengajak Ale keluar dari penthousenya tentu saja Cal awalnya menjaga ketat Ale karena khawatir Ale bisa saja lari darinya. Cal masih tidak mempercayai gadis itu sepenuhnya.

Tapi seiring waktu berjalan, rasa khawatir Cal berkurang, tentu saja dengan Ale yang meyakinkan pria itu mati matian.

Tentu saja Ale tidak akan kabur, wanita itu saja bingung ia akan kemana jika lari dari pria itu. Cal itu sangat berbahaya, pria itu bisa menemukannya di mana saja.

Sekarang pun Ale sudah boleh keluar dari penthouse tanpa Cal. Tapi tentu saja di temani pengawal yang siap sedia untuk melaporkan segala aktifitas wanita itu.

Setidaknya Ale tidak terlalu merasa terpenjarakan.

Cal yang sekarang tidak sekasar dulu, pria itu sekarang lebih lembut dan banyak tertawa, dan rasa nyaman akan hal itu tidak bisa Ale sangkal sama sekali.

Ale juga akhir-akhir ini sering membuaat banyak kue atau makanan lainnya. Ia juga cukup sering membuat makan malam.

Dan Ale bersyukur karena Cal tampak tidak masalah dengan itu semua. Malah Cal sering menyempatkan diri untuk pulang cepat dan makan malam bersamanya dengan masakan yang ia masak tentunya.

Lama kelamaan, kehidupan dirinya dan Cal terasa lebih normal. Ya, walaupun Ale tetap tidak tahu hubungan seperti apa yang sedang ia jalani bersama Cal.

Cal tidak pernah membahasnya, dan Ale pun terlalu sadar diri untuk tidak membahasnya duluan.

Memangnya Ale siapa? Mengapa ia butuh pengakuan? Entahlah semuanya terasa sangat sulit di jelaskan.

Ale sendiri juga tidak mau jika Cal seperti dulu yang dingin dan kasar. Karena bagaimana pun, Cal yang sekarang lebih baik daripada yang dulu.

Dering ponsel Ale berbunyi, dengan sedikit berlari ia mengambil ponselnya. Disitu tertera nama dari adik Cal, Arsha.

Sekarang ia memiliki satu teman yang yang bisa ia ajak berbicara sekali-kali. Tapi tetap saja, itu semua di bawah pengawasan Cal pula.

"Ya, Arsha?" Ujar Ale sambil menempelkan benda pipih berwarna putih itu di telinga kanannya.

"Hallo, Ale? Oh my god! Glad to hear your voice! Kau baik baik saja kan? Jika Cal kasar padamu, kau bisa bilang padaku, aku akan melaporkan pada Daddy."

Ale tertawa mendengar suara Arsha yang menkhawatirkannya. Di balik sikap seenaknya itu, Arsha juga memiliki beberapa sikap yang manis.

"Dia sudah menjadi kucing, tidak lagi singa." Ujar Ale. Sebenarnya Cal masih tetap menjadi singa untuknya, tapi terkadang pria itu bisa menkajadi kucing yang sangat lucu.

"Syukurlah." Terdengar hembusan nafas lega di ujung sana. "Ale, apakah kau mau menemaniku untuk membeli gaun? Aku tidak mempunyai gaun untuk acara pesta nanti."

Ale tampak berfikir, sebenarnya ia mau saja menemani Arsha. Tapi permasalahannya adalah izin dari Cal yang sulit untuk di dapatkan.

"Aku bisa saja, Arsha. Tapi, aku harus meminta izin pada kakamu dulu. Kau tahu kan kakak mu itu seperti apa?" Ujar Ale dengan nada menyesal.

"Tidak apa, Ale. Kau bisa meminta izin terlebih dahulu. Acaranya masih beberapa hari lagi. Kau tidak perlu khawatir." Arsha adalah salah satu orang yang paling mengerti tentang keoverprotectifan kakak laki-lakinya itu.

My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang