25. Out of monster's cage

1.2K 50 9
                                    

Give me ur reaction, please vomment, and cheer me up for next chapters!

My master is stranger.

Saat aku bilang aku selesai dengannya, aku harap aku memang benar-benar selesai dengannya. Selama ini aku tidak bisa memegang ucapanku. Saat di London aku pernah berkata bahwa Cal tidak akan pernah mendapatkan senyum ku kembali. Tapi ternyata, aku menghianati diriku sendiri.

Aku sadar, aku mungkin sangat terbawa suasanya oleh perlakuan manis Cal, dan aku sangat benci akan hal itu.

Terhitung sampai hari ini, sudah dua bulan aku bersama Cal. Aku tekankan sampai sekarang bahwa aku masih tidak tahu apa tujuannya terhadapku.

Aku tidak memungkiri bahwa perbuatan romantis yang diperbuat Cal membuat aku nyaman. Aku bukan wanita munafik yang bilang bahwa aku tidak menyukai perhatiannya. Tapi jika ditanya aku memiliki perasaan dengannya atau tidak, aku akan berkata tidak. Dan aku yakin akan hal itu.

Cal tidak pernah berbuat kasar lagi padaku, maksudku kasar secara fisik. Kalau tentang ucapannya, ia masih cukup sering membuat bagian dadaku terasa perih.

Dua bulan bersama Cal bukan waktu yang sebentar menurutku. Aku harus selalu waspada dengannya, aku tidak tahu kapan emosinya akan memuncak.

Entah mengapa aku merasa yakin, bahwa ia mempunyai penyakit pada dirinya, maksudku, dia sangat sulit mengatur emosinya saat kami pertama kali bertemu. Mungkin ia adalah orang yang tempramental, atau mungkin dia mempunyai dendam padaku di masalalu tanpa kusadari.

Ucapan Cal adalah kekuasaan tertinggi dalam hidupku saat ini, saat ia bilang aku tidak boleh berkerja. Aku tidak berkerja. Bukan karena aku tak mau, tetapi karena dia yang tak ingin.

Aku sudah seminggu tidak keluar dari penthousenya ini. Dan sudah seminggu pula aku tidak bertegur sapa dengannya. Satu hal yang aku syukuri, karena aku dan Cal memang jarang bertemu.

Aku akan keluar kamar jika Cal sudah berangkat berkerja, dan kembali masuk ke kamar jika jam sudah menunjukan pukul bahwa Cal akan pulang.

Jika dilihat lihat, aku dengan Cal memang bagai orang asing yang sangat asing. Aku tidak tahu apa-apa tentangnya, yang aku tahu hanya nama panjang dan perkerjaannya saja. Dan aku bertaruh bahwa Cal tahu banyak informasi tentang diriku, aku tidak meragukannya karena melihat dirinya yang pasti mempunyai koneksi yang sangat luas.

Siang ini aku memutuskan membuat cookies untuk membunuh semua kebosanan ini. Aku terus mengaduk adonan kueku sampai tak sadar ada seseorang yang berdiri di depanku, di depan meja pantry.

Bukan, dia bukan Cal. Cal tidak memakai high heels seperti itu.

Aku mendongakkan wajahku untuk melihat siapa pemilik high heels seindah itu. Mata kami bertemu, matanya mengingatkaan aku kepada pria yang sangat tidak ingin ku temui.

"Alessa?"

Aku mengerutkan keningku. "Kau tahu namaku?" Dari mana ia tahu namaku, dan aku sepertinya tidak pernah bertemu dengannya.

Bukannya aku tidak mengenalinya, jelas aku mengenali sosok cantik di depanku ini. Dia Arsha Cloullen, adik dari pria bengis itu. Tapi sungguh aneh jika ia mengenaliku. Kita tidak pernah bertemu sebelumnya.

Ku lihat raut wajahnya tampak terkejut dan bahagia saat melihat ku, ia menganggukan kepala dengan semangat sambil berjalan mendekatiku. Kulihat penjaga pintu yang tiba-tiba datang ke dapur. Dengan segera aku mematikan mixer yang sedang mengaduk adonan kue ini.

"Nona, anda tidak di izinkan untuk berada disini." Salah satu penjaga itu membungkuk meminta maaf.

Ku dengar wanita di depan ku berdecih dan melihat dua orang penjaga tersebut. "Aku tidak membutuhkan izin dari sapapun"

My MASTER IS STRANGER [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang