Part ini adalah hari baru untuk gue.
Tepat pada hari pertama gue menjalani PPSMB a.k.a OSPEK di wilayah baru gue, Jogjakarta. Atau yang lebih spesifik lagi yaitu di kampus baru gue, Universitas Gadjah Mada.
Gue menjalani suatu rangkaian acara dalam kegiatan ospek di hari pertama. Tapi kecerobohan gue timbul. Saat itu di dalam ospek terdapat beberapa gugus a.k.a regu ospek yang terdiri dari Kluster Teknik, Medika, Sains, Vokasi, Soshum dan Argo.
Gue termasuk dari Soshum karena gue mengambil jurusan Psikologi.
Gugus gue memakai tanda pengenal dengan warna merah. Dan pada hari pertama, gue menghilangkan headkerchief a.k.a slayer gue yang berwarna merah itu.
Gue adalah orang yang juga menganggap ospek sangat menyeramkan jadi saat itu gue takut untuk bilang ke panitia kalau headkerchief gue hilang.
Yang gue lakukan pertama kali adalah menelpon teman satu SMA gue yang juga masuk UGM sekaligus teman satu apart gue. Walaupun dia di gugus Medika.
"Lapor ke panitia, Shen. Ga akan di apa apain."
"Ga bisa, Len. Emangnya lo bisa ngejamin gue bakal di apa apain atau engga?! Emang temen lo ada yang ilang juga?"
"Belom ada sih."
"Ah, ALENA!"
Dan gue mengukuhkan untuk tidak melapor ke panitia karena alasan pertama gue, takut.
Gue baris di barisan terbelakang. Sedikit tersadar dengan sepasang mata yang sedang memerhatikan gerak gerik gue. Dan benar.
"Mana slayer lo?" Tanya salah seorang cewek beralmamater UGM dengan dalaman kemeja berwarna hijau army.
Karena kaget dan panik, gue cuma mengulur waktu dengan berpura pura bengek. "Uhuk uhuk uhuk..." Sekitar 3 menit gue pura pura bengek dan senior itu tetap menanti jawaban gue.
Tiba tiba sebuah tangan dengan headkerchief merah terjulur ke gue. Seseorang yang berdiri di samping gue menunjukkan wajahnya.
"Slayer lo jatoh tuh." Kata orang itu ke gue setelah ia menjatuhkan headkerchiefnya ke tanah.
Dan senior yang sebelumnya bertanya dengan wajah agak mengintimidasi gue itu berpindah pada laki laki yang berada di samping gue. Tanpa wajah sewot yang sebelumnya.
"Slayer lo kemana?" Tanya senior itu. "Hilang, ka." Jawabnya dengan tanpa basa basi.
"Kalo dikasih barang lain kali dijaga. Jangan semena mena." Kata senior itu dan langsung memberikan headkerchief pengganti kepada laki laki di samping gue.
Beneran ga di apa apain?
Oh seriusan?
Ga kenapa kenapa?Tapi, sebentar deh. Kayaknya muka cowok ini familiar..
"Hai, Shen." Sapa Alam sambil mengikat slayer merah pemberian cewek beralmamater UGM itu di kepalanya. Mengangkat rambut depannya menjadi agak naik, tertahan dengan slayer di pelipis kepalanya.
Gue terperanjat saat melihat Alam. Alam Penjajah Samudera benar benar berdiri di samping gue. Memakai atribut ospek yang sama dengan gue.
Satu hal yang langsung muncul di benak gue saat itu adalah, kenapa harus ada Alam, lagi?
Apa mungkin nantinya gue bakalan punya sahabat baru bernama Ratu yang lain di kampus gue, kemudian Alam yang sama kembali berhubungan dengan Ratu yang lain?
Ketertarikan untuk bertanya kepada Alam tentang kehadirannya dalam ospek ugm tidak terlalu membuat gue begitu penasaran. Menjawab sapaannya saja tidak terbesit di kepala gue.
Andai. Andai Ratu masih berhubungan dengan Alam. Dan gue masih berteman akrab dengan Ratu, mungkin saat ini gue sudah mengeluarkan ponsel kemudian mencoba untuk menghubungi Ratu.
Berbahagia karena Ratu pasti bahagia kalau setidaknya gue bisa memantau kekasihnya, Alam.
Entahlah, gue selalu lupa kalau gue juga suka dengan Alam. Otak gue selalu memprioritaskan Ratu.