part 1

108 24 1
                                    

"Hei cantik, siapa namanya?"

Kalimat pertama yang diucapkan mamah gue ketika melihat anak cantik yang sedang duduk di tangga koridor sendirian. Anak itu balik menatap mamah gue tanpa berbicara. Saking kagumnya mamah gue lihat wajah cantik dia, akhirnya mamah gue memutuskan untuk duduk dan ngobrol sama anak itu.

Di waktu yang bersamaan, gue jatuh dari perosotan. Siapa superhero gue?

"Mamah Shenaa, ini anaknya jatuh."

Datanglah bu guru gue ke mamah sambil gendong gendong gue yang udah nangis tapi ga kejer kejer amat. Biasa lah, kalo jatoh dari perosotan. Biasanya jatoh dari sepeda ke got cuma ketawa ketawa aja.

"Oh iya bu," itu respon mamah gue. Dia bangkit dari duduknya terus gendong gue ke mobil. Setelah itu gue pulang. Kemarin mamah gue cerita kalau saat itu, gue baru sampai sekolah kurang lebih 10 menit, karna gue jatuh dari perosotan akhirnya gue pulang lagi.
Itu sekitar 18 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2001. Saat itu umur gue masih 6 tahun.

Gue terlahir dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan. Tapi semenjak mamah gue keguguran kakak gue yang kedua, mamah ga pernah memberi aturan apapun ke gue. Paling ayah yang tegas ke gue. Sama Lintang. Tapi Lintang mah keras, bukan tegas.

Gue anak kedua dari dua bersaudara. Seperti yang gue bilang sebelumnya, Mamah gue pernah keguguran.

Beliau keguguran setelah melahirkan anak pertamanya. Namanya Brahma Lintang Pangestu. Semenjak keguguran, dokter bilang ke mamah kalau kecil kemungkinan untuk bisa punya anak lagi. Akhirnya yang bisa dilakukan keluarga gue adalah berdoa. Dan 3 tahun setelah mamah gue keguguran, saat itu Lintang sudah berumur 5 tahun, mamah gue kembali mengandung. Dan jadilah gue, Shenina Zhumaira Althaf a.k.a Shena.

Saat itu, saking senangnya keluarga gue, apa yang mamah gue mau di waktu kehamilan selalu dituruti. sampai ketemu vocalist Band Naif pun di usahakan oleh papah gue. Saat itu, Om David dateng ke rumah sakit beberapa jam sebelum akhirnya mamah gue memberojolkan gue. Gue sang anak manja.

Setelah gue lahir, waktu demi waktu, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, gue meninggalkan masa balita gue. Mulailah keluarga gue menyadari apa yang mereka lakukan di saat kehamilan mamah gue adalah kesalahan.

"Seperti ada kucing di kandang macan." Kata ayah waktu tau gue tumbuh dengan kejelekan sifat yang tidak dia suka.

Dulu, tahun 1999 kalau ga salah. Umur gue 4 tahun. Gue memasuki dunia playgroup. Saat itu gue masih memiliki sifat kucing, maksudnya itu manja, lemes, letoy, payah, cengeng, dsb. Gue pernah isengin temen se-playgroup gue, tapi malah gue yang ujung ujungnya nangis. Waktu itu Lintang sudah kelas 3 sd. Sekolahnya Lintang dulu di seberang playgroup gue.

Waktu gue nangis karna ngisengin temen gue, Lintang lagi jam istirahat dan memang lagi jajan di luar gerbang sekolah. Awalnya Lintang ga liat gue, tapi setelah mamah gendong gue keluar gedung playgroup dan Lintang lihat mamah, dia lari ke arah gue sama mamah. Lalu tanpa di duga duga, lintang mukul mulut gue yang belum berhenti nangis pakai tangannya.

Keadaannya makin parah. Tangisan gue makin jadi, mamah kaget dan nyubit Lintang. Akhirnya Lintang juga ikut nangis.

Tapi kejadian seperti itu langsung di tindak lanjuti oleh ayah gue. "Tidak semua kucing lemah." Katanya sebelum menerapkan kedisiplinan pada gue.

Waktu gue memasuki umur 6 tahun, gue berubah total jadi anak yang tahan banting. Berkat ayah. DAN Lintang yang kelewat kasar sama gue, gue jadi ga mau kalah dari dia.

Oh iya, ayo kembali lagi ke masa tk gue.

Minggu pertama gue masuk tk, mamah gue langsung akrab sama salah satu orangtua dari anak perempuan di tk itu. Itu dia, anak cantik yang pertama kali gue ceritain tadi. Yang duduk di tangga koridor. Kata mamah, nama anaknya Ratulina Ajeng Batiu. Mamahnya ternyata kakak kelas mamah gue dulu di sma. Dan ternyata lagi, suami mamahnya Ratu, alias ayahnya si Ratu, adalah mantan terindah mamah gue waktu di sma.

Semenjak pertemuan antara mamah gue dengan mamah Ratu di minggu pertama, Ratu menjadi satu satunya best friend or maybe the only one partner in my kindergarten yang tanpa gue duga adalah partner sd - smp sekaligus sma gue.

Welcome Ratu. This is the story about you. And me, maybe? Oh no, it's only you, dude! We were almost never balance!

BreachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang